"Bersama Rasa yang salah, dia singgahi hati yang sepi, memaksa untuk menetap dengan jiwa yang tak seharusnya menyatu"
Keenan Anggara Pratama
"Reas kamu punya 1001 Makna yang ingin saya jelajahi. Yang ingin saya gapai, setiap indah yang kamu punya"
Areas Makna Nugraha
"Saya datang kesini bukan untuk mencintai kamu, tapi kenapa kamu menjelma menjadi seseorang yang ingin saya miliki"
•••••
"Re, kamu mau pergi ke masjid gak.? Sholat dzuhur, ayo bareng sama saya."
Reas sedang duduk diteras depan, menikmati Singkong rebus yang disajikan Nenek lengkap bersama gula pasir sebagai menambah rasa manis,
Ternyata benar kata Keenan, laki laki yang sedang berdiri dibalik pagar bercat putih yang sudah kusam, katanya singkong rebus paling enak kalau udah dicocol gula merah yang dihaluskan atau gula pasir
Disana, Keenan masih setia menanti jawaban, tampilan anak masjid rajin berjamaah itu sudah lengkap dengan sarung serta peci, yang menurut Reas sedikit menyimpang karna wajah Keenan lebih mirip sebagai orang yang memeluk agama kristen atau hindu
"Saya gak sholat Nan"
Reas menyaut, ragu
"Kenapa ? kamu teh lagi halangan, emang cowo bisa halangan juga yah"
Tawa sumbang keluar dari mulut Reas, dia pikir Keenan akan langsung mengerti
"Nggk nan, saya memang tidak sholat"
"Iya, kenapa Re.? Kamu udah sholat.?"
Lagi lagi tawa nya keluar, mungkin ini saatnya Reas membenarkan perkataam Ramji, kalau Keenan rada Lemot
"Maksud saya, saya tidak beribadah disana. Ditempat yang beda, cara saya menghadap tuhan itu tidak sama dengan kamu. Ngerti kan Nan ?"
"Ohh maaf maaf, saya baru paham, dipikir teh beneran halangan."
•••••
"Saya suka sama kamu Re, jangan tinggalin saya, saya mau sama kamu, kamu bahagianya saya, jangan pergi Re..
Ijinkan saya untuk mencintai kamu, ijinkan saya untuk miliki kamu.
Saya mau kamu, kamu Areas Makna Nugraha, saya cinta kamu.."
"Nan saya datang bukan untuk mencintai kamu, saya datang bukan untuk ngebuat kamu suka sama saya."
Dalam hening malam, bersama suara jangkrik yang seakan tak rela meninggalkan dia berdua bersama Keenan, bermain diatas kasur yang sama, bertelanjang dada dibawah sinar rembulan, bergelut bersama rasa baru yang tak lantas ingin dia sudahi
Tak peduli, ketika Keenan meninggalkan bekas merah dilehernya, seakan menyembunyikan tanda itu perkara yang mudah
"Nan Saya suka ketika kamu mengajak saya berkeliling di kebun teh, Saya suka ketika kamu mengajak saya berenang di sungai, Saya suka ketika kamu mengajari saya bermain layang-layang, saya suka ketika kamu mengajak saya main sepak bola, Saya suka ketika kamu mengajak saya minum kelapa muda bersama, saya suka ketika kamu mengajak saya membajak sawah, dan yang paling penting saya suka Ketika kamu mencium saya di bawah sinar rembulan atau mencium saya dibawah senja diujung laut."
Reas mendesah, tentu.. ketika dia terkukung dibawah bersama Keenan yang tak membiarkan dia terlepas. Jika ini salah, biarkan dia hanya mengejar dunianya. Keenan, semesta baru yang hadir dari segala kesalahan yang menentang
Air mata nya tak tertahan untuk meluncur bebas, seluruh badan nya mendadak kebas, sementara hati nya ingin berteriak lantang, tentang sakit yang tak bisa digambarkan. Reas menarik leher Keenan, menuntut dia memberi ciuman yang sama
Dulu Reas menolak tinggal disini,
Hingga Reas tak menemukan alasan untuk kembali pada saat dia masih kecil. Tapi sekarang ketika dia kembali lagi untuk menenangkan diri, dia bertemu Keenan yang justru menjadi alasan agar dia tetap tinggal,
Sekarang Reas Menolak pergi dari sini
"Maaf, saya membuat kamu sakit"
18 tahun Reas hidup, dia tidak sekalipun membayangkan dia akan menyerahkan tubuhnya pada seorang laki-laki, membiarkan kedua tangan itu menjamah seluruh tubuhnya. Tapi hari ini, semua terjadi
•••••
Aku tuh plinplan hehe
Maaf yah, semoga ini sampe ke org" yg pernah menjdikan crta ini sebagai Reading list...
Yg gk suka boleh hapus dri perpus yah..
KAMU SEDANG MEMBACA
Filosofi Kaktus | Chansoo
Teen FictionNote : Judul sebelumnya, Selamat pagi Reas. _________ Areas Makna Nugraha Kamu menambah indah yang saya punya disini. "Keenan, dulu saya slalu punya sejuta alesan untuk tidak datang kesini, tapi sekarang saya punya lebih dari sejuta alesan agar saya...