[4] Perjalanan Si Kembar

110 27 57
                                    

"Ayah, ada apa?" Zoe mengusap air matanya kemudian memeluk lengan Arshavin.

"Sudah waktunya, ikuti Ayah." Anak kembar tak seiras dibuat bingung apalagi mereka berpikir jika Ayahnya ingin mencari dewi yang dimaksud. Ketiganya semakin jauh ke dalam hutan. Tak lama sebuah pohon aneh untuk yang baru pertama kali melihatnya. Memiliki daun warna-warni dan ada sebuah goa yang ditutupi tanaman jalar, warnanya tidak kalah unik, silver. Mereka berhenti di depan goa. "Kalian bersimpuhlah sebentar."

Raja mengusap kepala Zoe kemudian tiara tadi bersinar lalu berubah warna lagi jika sebelumnya berwarna gelap, sekarang berwarna sesuai aslinya. Tiara itu diberikannya langsung walaupun belum 15 tahun dan dia juga bilang jika itu pemberian dewi Zephyrine. Kekuatan yang baru muncul akan diajarkan kekuatan dasar lebih dulu.

Setelahnya baru kekuatan inti bahkan mereka akan diajarkan langsung oleh dewi ini mungkin. Tiara itu akan menghilang untuk sementara kecuali di umur 17 tahun tepatnya saat akan penobatan, tiara tersebut akan menetap di kepala pemiliknya sekaligus nanti menunjukkan beberapa kekuatan di depan orang yang melihat penobatannya nanti.

"Saya mengerti. Apa Ratu akan datang di penobatan kami?" Arshavin selalu mengerti seperti apa waktunya harus berbicara serius atau bercanda. Tidak seperti Zoe yang menganggap apa yang ada dihadapannya selalu menyenangkan. Setelah Zoe, Raja menatap Arshavin yang bersimpuh di sebelah kanan Zoe. Tersenyum menatapnya dan mendadak angin berhembus pelan membawa sebuah mahkota.

Dijatuhkan di telapak tangan Raja yang menengadah kemudian memakaikan pada Arshavin. Setelah keduanya selesai, angin berhembus tak tentu arah menerbangkan apapun yang mudah terbawa angin. Aroma bunga menyeruak bersamaan angin puting beliung kecil tepat di samping Raja. Memanggil seseorang dalam pikirannya. Dua anak yang merasa selesai kembali berdiri.

"Kalian akan memimpin kerajaan Oxana bersama seorang dewi yang sangat membantu suatu saat." Sahut Ayahnya ketika melihat anak kembar tak seiras kembali bangun.

"Kami terima dengan senang hati, Ayahanda." Menunduk patuh. Angin yang berputar di samping Raja perlahan menghilang dan digantikan seorang dewi yang ditunggu.

"Terima kasih telah diizinkan untuk datang kembali. Kalian bisa memanggilku dewi Zephyrine dan aku tinggal disekitar sini hanya untuk mengawasi kalian berdua." Dewi yang dimaksud dalam mimpi menemui dua anak ini, beruntungnya mereka dapat bertemu langsung.

"Nah, dia adalah dewi yang Ayah sebut dalam mimpi kalian. Terima kasih kembali sudah mau menyempatkan diri." Raja menunduk hormat. Zoe menganga sehingga dewi itu menutup mulut putri agar tidak ada serangga yang masuk ke dalamnya.

"De-dewi? Apakah aku sedang bermimpi?" Ucap Zoe gugup sambil melihat dewi penuh pesona.

"Salam kenal, saya Pangeran Arshavin Vallerien Axton bersama Putri Alleffra Zoe Iris. Mohon maaf sebelumnya dewi, dia tidak akan bisa memperkenalkan diri karena melihat pesonamu." Arshavin kembali formal dan dibalas tawa kecil oleh dewi di samping Ayahnya.

"Aduh putri kecil ini, santai saja pangeran."

"Tapi dewi apa yang dat- duh" Zoe mulai menyebalkan di saat gugupnya.

"Dewi angin barat yang terkenal putaran puting beliungnya hanya dewi ini seorang, hehe." Dewi ini tersenyum lalu menatap Raja yang harus berbicara lagi.

"Baiklah, karena kalian sudah berkenalan. Ayah akan tanya satu hal. Apa kalian siap jika tinggal bersama dewi ini?"

"Saya siap dengan senang hati demi kerajaan, Raja dan Ratu Oxana." Arshavin menanggapinya tanpa ragu. "Tapi tidak dengan putri satu ini." Menunjuk Zoe dari samping tanpa malu sedikitpun sehingga Zoe memukul tangan yang masih mengarah padanya.

The Darkness Of The Aurora SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang