[9] Pelatihan Perdana Zoe

67 14 13
                                    

"Maaf, tuan putri. Hamba tidak tahu jika putri berteleportasi tepat di depan pintu." Menunduk takut jika Zoe akan memarahinya.

"Santai saja, aku juga tidak sengaja melakukannya haha. Tapi ada apa?"

"Aku hanya mengirim pesan dari Aricha kalau di tengah malam akan ada pelatihan kekuatan dasar untuk putri."

"Oh hanya itu, baiklah dan terima kasih. Aku duluan ya." Zoe berteleportasi lagi, dia pergi ke hutan ajaib sendirian.

"As-astaga tuan putri satu ini." Lelah pelayan karena Zoe berteleportasi walaupun hal yang biasa tapi tetap saja jika melakukannya tepat dihadapan seolah orang itu ditelan semilir angin.

🌿🌿🌿

Baru sampai di hutan dan Zoe kelelahan karena tenaganya sedikit berkurang setelah menyembuhkan Arshavin. Semak hutan bergerak tak keruan yang membuatanya penasaran bercampur rasa takut, tangan kanan mulai membuka semak tersebut perlahan sampai tidak ada apa-apa di dalamnya dan Zoe membalik badan ingin menyegarkan matanya yang terasa kantuk.

"Zoe!" Tepat saat Zoe berbalik. Derine muncul lalu mengagetkannya dan teriakan Zoe ini membuat beberapa pohon menggugurkan daun.

"Lihatlah, apa yang sudah kamu buat sampai pohon itu rontok?" Derine mulai mengerjainya.

"Ma-maaf dewi, aku tidak sengaja dan kenapa juga mengagetkanku?" Bela dirinya tidak ingin disalahkan walaupun pada dasarnya memang Derine yang bersalah sudah mengagetkan.

"Hm nanti juga tumbuh lagi. Ada tujuan apa kamu ke sini?" Tanyanya sambil melihat sekeliling hutan.

"Aku sedang menunggu dewi yang akan melatihku." Derine tidak menjawabnya lagi. Menatap langit kosong tak berbintang yang menambah kesan kelam bagi keduanya dalam pikiran rumit masing-masing.

"Apa kau tidak bosan?" Diangguki pasrah Zoe. "Sebentar lagi juga akan datang." Dalam hati Zoe sudah bersorak mengira Derine akan mengajaknya bermain atau mengenalkan kekuatan miliknya tapi nyatanya tidak sama sekali malah menyuruh untuk menunggu.

"Aku ingin kembali ke kerajaan. Derine masih berlama di sini, kan?"

"Pergilah."

'Wushh.' Zoe berteleportasi ke dalam kerajaan. Memikirkan pertemuannya tadi kalau Zoe tidak bisa membaca pikiran Derine hingga berkali-kali tetapi usahanya gagal dan menyerah.

"Permisi tuan Putri, apa yang membuatmu kemari?" Tanya pelayan yang kebetulan bertemu dengannya tepat di depan kamar Valiant.

"Aku? Memang-astaga. Aku sudah ada di depan kamar pangeran Valiant. Teleportasiku gagal, ya!!" Terkejut karena salah menepatkan tujuannya.

"Kalau begitu saya ingin mengantarkan ke dalam, maaf tuan putri." Menunjuk buah yang di bawa pelayan untuk pangeran Valiant.

"Biar aku yang memberikannya, ada hal yang ingin aku sampaikan. Kau boleh pergi melanjutkan pekerjaan yang lain." Keduanya saling tersenyum. Pelayan tersebut menunduk hormat lalu pergi dari hadapan Zoe.

Aurora sesuai warna milik pangeran Valiant mengalun di kamarnya menandakan ada tamu yang akan masuk ke dalam. Zoe segera meletakkan buah di meja tanpa diperhatikan Valiant yang sedang menghadap jendela. Mencoba menyadarkannya, Zoe bersenandung kecil sehingga Valiant merasa terusik dan melihat siapa yang berani melakukan di dalam kamar. Terheran mengapa sudah ada Zoe di kamarnya. Akhirnya Valiant mengajak si putri untuk makan buah bersama.

The Darkness Of The Aurora SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang