14 (Curahan Hati Seongwoo)

633 86 0
                                    

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

''Niel...''

Dia terpejam, namun sudut-sudut matanya mengeluarkan cairan bening. Dia menangis. Bibir tipisnya bergerak lucu dan menggumamkan nama seseorang yang sangat dia rindukan. Tiga hari tidak bertukar kabar dengan seseorang itu justru memperburuk kondisi kesehatannya. Dia masih demam, tidak nafsu makan dan mual jika menelan obat.

Tangan lembut wanita berusia 46 tahun itu mengusap keringat di dahinya. Mata sipit itu perlahan terbuka. Memaksakan senyumnya dan memeluk Bunda yang selama tiga hari ini menemaninya tidur.

''Bundaaa, kangen Daniel—hiks''

''Iya Bunda tau, kamu berdoa aja ya biar Daniel cepet jengukin kamu,'' tangan wanita itu kini mengusap punggung sempit anak laki-lakinya dengan pelan. Selalu di jam ini, anak kesayangannya itu terbangun. Jam tiga pagi dan pasti menangis. Mengatakan kalau dia merindukan Daniel.

''Daniel—hiks jahat Bunda, nomornya ngga aktif. Aku ngga bisa denger suaranya hiks''

''Kalo Daniel kesini nanti Bunda cubit. Udah ya kamu jangan nangis terus, nanti tambah pusing loh''

Laki-laki manis itu hanya menganggukkan kepalanya pelan. Perlahan dia melonggarkan pelukannya lalu mendongak menatap wajah lelah Bundanya.

''Bunda''

''Hm—apa?''

''Daniel marah sama aku gara-gara Kak Joohyuk,'' bibir tipis itu kini mencebik lucu. Diam-diam wanita itu mengulum senyumnya. Dia menjadi tertarik, kira-kira apa yang Joohyuk lakukan sampai membuat Daniel tega menjauhi anaknya yang manja ini?

Selama tiga hari ini juga, dia sengaja tidak bertanya perihal Daniel pada Seongwoo. Takut akan semakin membuat anaknya itu merindukan sosok laki-laki bertubuh bongsor yang keberadaannya tidak di ketahui ada di mana. Ponselnya tidak aktif dan anak itu juga membolos sekolah. Bunda Seongwoo tahu karena bertanya pada orang tua Daniel dan pihak sekolah.

''Kok bisa marah, emang Joohyuk ngapain kamu?''

''Kak Joohyuk cium bibir aku Bunda,'' air matanya kembali menetes ketika mengingat kejadian itu. Sungguh, Seongwoo menyesali pertemuannya dengan Joohyuk walau pun di dalam hatinya dia merindukan teman kecil sekaligus tetangganya dulu, karena lama tidak bertemu.

''Loh kok bisa? Kamu juga kenapa ngga nolak sih?,'' wanita itu gemas dan mencubit pelan kedua pipi basah milik anaknya.

''Ngga tau Bunda, itu kejadiannya cepet gitu. Aku ngga bisa nolak apalagi ngehindar. Tau-tau Kak Joohyuk cium bibir aku gitu aja''

Mata wanita itu sedikit membola lalu terkekeh. Anaknya yang sebentar lagi akan segera menanggalkan seragam putih abu-abunya itu kelewat polos. Dia bangga pada Daniel karena tahan menghadapi sifat polos Seongwoo.

''Kamu ngga marahin Kak Joohyuk?,'' tanya Bunda lagi.

''Ngga—aku cuma kesel aja. Dadaku sakit waktu Kak Joohyuk cium aku''

Dengan jahil Bunda Seongwoo bertanya pada anak laki-lakinya itu sembari menyunggingkan senyum miringnya, ''kalo di cium Daniel, dada kamu sakit ngga?''

Bibirnya mengerucut lucu dan wajah manis itu tampak berpikir lalu menggelengkan kepalanya pelan, ''ngga.''

''Sayang, dengerin Bunda yaa,'' Seongwoo mengangguk antusias.

''Kamu itu sayang sama Daniel—''

''Aku emang sayang Daniel kok,'' katanya kesal.

''Dengerin Bunda dulu makanya, main potong aja''

''Hehe, maaf''

''Kamu itu sayang Daniel makanya pas di cium ngga ngerasain sakit—''

''Iya sih ngga sakit, enak malah''

''Ihhh—dengerin Bunda dulu sampe selese ngomong,'' tangan wanita itu dengan pelan mencubit bibir Seongwoo yang kering.

''Kamu itu sayang sama Daniel, maksud sayang di sini bukan sebagai temen aja tapi lebih dari temen, paham?''

Anak manisnya itu menggelengkan kepalanya pelan.

''Sayangnya itu kaya sayangnya Bunda ke Ayah, ngerti?''

Entah mengapa wajahnya memerah dan dia menunduk malu. Membayangkan ketika di cium dan di peluk Daniel—sama seperti ketika dia melihat Bunda dan Ayahnya melakukan hal yang sama seperti dirinya dan Daniel lakukan.

''Sayang yang bakal di ucapin di hadapan Tuhan? Kaya Bunda sama Ayah?,'' tanya Seongwoo dan kini binar bahagia terpancar dari matanya.

''Iya, emang kamu ngga mau nikah sama Daniel? Tinggal berdua terus punya anak?''

''Mauuuuu—aku mau Bundaaaa''

''Nah kalo gitu kamu jangan sembarangan lagi peluk atau cium orang selain Daniel ya?''

''Berarti peluk atau cium Bunda, Ayah, Kak Krystal ngga boleh? Peluk Minhyun juga ngga boleh?, ''Seongwoo bertanya sedih.

''Kalo peluk Bunda, Ayah, Kak Krystal sama Minhyun boleh. Yang ngga boleh itu kalo peluk laki-laki atau perempuan yang bikin Daniel marah, misalnya kaya Kak Joohyuk, itu ngga boleh, paham?''

''Aku bingung''

''Tanya Daniel aja deh nanti, siapa aja yang ngga boleh kamu peluk. Sekarang tidur lagi ya, Bunda ngantuk''

Seongwoo menganggukkan kepalanya dan terpejam. Kembali memeluk erat Bundanya.

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

TBC

Ongniel | Temen Masa Gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang