18 (Pamer)

652 76 1
                                    

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

Keesokan harinya, walau pun masih demam—dengan semangat dan senyum lebarnya, Seongwoo memasuki kelas dan duduk di bangkunya. Menyapa beberapa teman kelasnya yang katanya merindukan dirinya. Bibirnya melengkung ke bawah karena teman sebangkunya belum datang.

Dia pun beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Lisa yang sedang bercermin sembari memakai lipstick.

''Lis, pinjem cerminnya bentar dong,'' ucapnya manja dan Lisa tersenyum. Dia pun segera memberikan cermin miliknya pada Seongwoo.

''Buat apa sih Woo?,'' tanya Lisa penasaran.

''Mau liat bekas gigitan Daniel di leherku, hehe''

Dengan santainya, Seongwoo memperlihatkan ruam merah di lehernya pada Lisa setelah dia memastikan bahwa tanda yang di berikan Daniel masih terlihat. Pokoknya, dia harus memperlihatkan bekas gigitan Daniel pada Minhyun hari ini :')

Lisa terkejut. Matanya membola dan mulutnya terbuka. Dia memperhatikan leher Seongwoo dan dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui ruam merah itu. Dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya, heran. Bisa-bisanya Daniel ceroboh dan memberikan kissmark di bagian tubuh Seongwoo yang dapat di lihat orang lain? Bodoh, umpat Lisa dalam hati.

''Daniel sengaja cium leher kamu sampe warnanya merah gitu?''

''Iya, bagus kan warnanya?''

Lisa hanya mengangguk dan terkekeh maklum. Seongwoo itu polos dan satu kelas mengetahui hal itu. Dia tidak sampai hati kalau Seongwoo di tegur guru karena kissmark di lehernya itu. Dia pun berinisiatif untuk menyamarkan ruam merah dengan memberikan plester bergambar bintang pada Seongwoo.

''Nih, buat nutupin bekas gigitannya Daniel, aku takut kamu kena marah guru''

''Ngga mau ah,'' Seongwoo mengerucutkan bibirnya sembari mengembalikan cermin yang dia pinjam pada Lisa.

''Loh kenapa ngga mau?''

''Aku mau pamer ke Minhyun''

Astaga, Lisa memijat kepalanya yang mendadak pusing. Dia melihat sekeliling dan beruntungnya, baru ada tujuh siswa yang ada di kelas, selain dirinya. Ini memang masih pagi dan Seongwoo terlalu bersemangat berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya demi menunjukkan kissmark pada Minhyun.

''Sini deh, kamu duduk,'' Lisa duduk di bangku milik teman sebangkunya dan mempersilahkan Seongwoo untuk duduk di bangku milknya. Mumpung masih sepi, dia akan berusaha membujuk Seongwoo supaya mau menutupi ruam merah di lehernya itu.

''Dengerin aku ya Seongwoo. Ruam merah di leher kamu itu ngga baik kalo di liat banyak orang apalagi kalo ada guru yang ngeliat, kamu bisa di hukum loh nanti,'' Lisa mencoba menakut-nakuti Seongwoo walau dalam hati ia tidak tega.

''Masa sih?,'' tanyanya dengan raut wajah yang khawatir.

''Iya, masa aku bohong ke kamu''

''Tapi kan aku mau pamer ke Minhyun''

''Ya ngga papa pamer, tapi pamernya nanti kalo udah pulang sekolah ya?,'' tanya Lisa gemas.

Seongwoo tampak berpikir sembari mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagu.

''Hmm—ngga mau ah, ngga papa di hukum guru. Nanti aku bakal bilang kalo Daniel yang ngegigit leher aku biar dia ikut di hukum juga''

''Oke deh kalo itu mau kamu, tapi plester ini di simpen ya, kali-kali aja nanti butuh,'' Lisa kembali menyodorkan plester miliknya yang langsung di ambil Seongwoo.

''Makasih Lisaaa,'' ucapnya ceria dan membuat Lisa tertawa.

Tidak berselang lama, orang yang di tunggu Seongwoo pun muncul. Minhyun berjalan begitu saja, melewati bangku Lisa. Dia tidak tahu kalau teman sebangkunya duduk di meja paling depan dekat pintu masuk.

''IHH MINHYUN, MATANYA NGGA LIAT YA?,'' teriak Seongwoo dan Minhyun pun berhenti. Menatapnya sebentar lalu berjalan kembali menuju bangkunya.

Seongwoo kesal dan beranjak dari duduknya. Buru-buru, dia menghampiri Minhyun yang sudah duduk sembari memainkan ponselnya.

''Minhyunnnn, kamu ngga kangen aku?,'' tanyanya dengan bibir yang melengkung ke bawah. Teman sebangkunya itu hanya menggeleng pelan tanpa menolehkan kepalanya.

''Kamu juga jahat, ngga jenguk aku, dasar nyebelin,'' Seongwoo kesal dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Menatap Minhyun tajam.

''Heh ngga usah fitnah ya, aku jenguk kamu pas sore terus kamunya tidur''

''Halah bohong''

''Tanya Bi Sum sana. Waktu itu aku juga ngga ketemu Bunda kamu soalnya lagi mandi, Ayah kamu juga kerja, belum pulang ke rumah''

''Beneran?,'' tanya Seongwoo memastikan.

''Iya Sapri, aku jorokin ke selokan nih lama-lama,'' Minhyun memasukkan ponselnya ke dalam tas dan beralih menatap Seongwoo yang kini tersenyum lebar. Dia mengerutkan dahinya dan menghela nafas lelah ketika teman sebangkunya itu memperlihatkan ruam merah di lehernya.

''Aku habis di gigit Daniel dong di leher''

Ucap Seongwoo ceria dan membuat Minhyun ingin membekap mulut temannya yang kelewat polos itu.

''Terus, aku harus bilang wow gitu?''

''Ya ngga harus juga sih, aku kan baik makanya ngasih liat ke kamu, hehe. Liat lagi dong, warnanya bagus loh ini, merah gitu''

Seongwoo mengusap bekas gigitan Daniel di lehernya sembari tersenyum dan membuat Minhyun diam-diam mengumpat. Dia membuka resleting tasnya dan mengambil ponselnya—tentu saja untuk menghubungi Daniel—pawang Seongwoo.

Begitu sambungan telepon tersambung, Minhyun langsung mengumpati Daniel.

''Heh anjing''

''Apa?''

Terdengar jelas nada malas dari Daniel.

''Seongwoo di kelas dan lagi pamer cupang bikinanmu ke anak-anak''

Iya, sekarang Seongwoo sudah di kerubungi beberapa teman-temannya. Begitu tahu Minhyun menelpon seseorang, dia pun beranjak dari duduknya dan menghampiri beberapa temannya yang sedang asik bercanda.

''Loh, kok dia berangkat sih, kan masih sakit?''

''Ya mana aku tau, aku bukan emaknya''

Minhyun menjawab kesal.

''Buruan ke kelas, bawa Seongwoo pergi sebelum ada guru dateng''

''Iya, iya''

Minhyun pun segera mematikan sambungan teleponnya dengan Daniel. Dia berjalan menghampiri Seongwoo yang tengah menjawab pertanyaan dari teman satu kelasnya.

''Jadi, kemaren aku minta buat di gigit lagi sama Daniel''

''Loh, berarti kamu sering di gigit Daniel?,'' tanya salah satu temannya dengan wajah yang begitu penasaran.

''Baru dua kali,'' jawab Seongwoo santai mengabaikan Minhyun yang menyuruhnya untuk duduk.

''Nanti Hyun duduknya kalo udah bel, aku kan lagi ngobrol sama yang lain''

''Selain di leher, biasanya di gigit di bagian mana lagi sama Daniel?,'' tanya salah satu teman laki-laki Seongwoo.

''Ngga ada, cuma di leher doang''

''Enak ngga Woo di gigit sampe merah gitu?''

''Enak lah, kalo ngga enak, ya kali aku minta di gigit lagi''

Minhyun dan beberapa teman yang mengelilingi Seongwoo hanya menggaruk tengkuk mereka yang tidak gatal. Lalu setelahnya, kerumunan itu bubar begitu Daniel berdiri di pintu kelas dan memanggil Seongwoo dengan suara yang lumayan keras.

ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ ᴖᴥᴖ

TBC

Ongniel | Temen Masa Gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang