Gadis ini menatap pintu ruangan kelasnya. Dia mengambil jurusan Psikologi. Ada alasan tersendiri mengapa dia mengambil jurusan itu. Paling utama, alasan itu untuk dirinya sendiri.
Terduduk di barisan belakang. Gadis ini tidak peduli tatapan bingung para teman sesama jurusannya. Dia hanya menatap mereka dengan datar.
Tak lama Dosen pengajar masuk dengan senyum manis. Matanya menatap ke arah gadis yang baru dia lihat. "Eum, apa benar kamu Ayyara... Jefferson?" tanya Dosen.
Hanya anggukan singkat balasan dari gadis itu. Ya, gadis itu adalah Ayyara. Dosen tersenyum mengerti, lalu wanita paruh baya itu menyuruh mereka agar memulai materi untuk hari ini.
****
Gadis ini mendekati Ayyara dan duduk di bangku yang ada di sampingnya. Senyum yang manis gadis ini perlihatkan di depan Ayyara tidak mempan bagi gadis itu. Hanya wajah datar Ayyara yang terlihat. Namun bagi gadis ini tidak masalah, buktinya dia masih tersenyum dengan manis.
"Nama gue Keysha." Tangannya dia ulurkan dan masih tersenyum manis, "gue harap kita bisa berteman baik."
Uluran tangan itu hanya ditatap saja tanpa adanya balasan. Ayyara berdiri karena dia akan ke perpustakaan. "Hey, Ara! Tunggu!!" Keysha berlari cepat menyusul Ayyara yang sudah jauh di depannya. "Woi, Keyyy! Udahin kejar itu cewek, lo kan punya urusan sama gue." Tidak acuh dengan pria yang dengan menyebalkannya menahannya, Keysha terus menyusul Ayyara.
Pria yang menahan Keysha ini mengacak gusar rambutnya sembari berteriak kesal. "Susah banget sih deketin dia, argh."
Di samping itu, Keysha mendesis kesal karena dia kehilangan jejak Ayyara. "Gara-gara Alzio nih! Ah, ngeselin kan dia. Suka banget dia rusuhin gue. Nggak bisa apa buat gue tenang sebentar aja!" pekik Keysha kesal. Seseorang yang ada di belakangnya menepuk pelan bahunya. "Apa lagi sih Alzi--AHH, KAK BRAM! NGAGETIN AJA SIH LO!!" jerit Keysha semakin kesal.
Senior tampan itu mengangkat alisnya satu lalu terkekeh pelan.
"Kenapa sih lo? Kayak nggak tau gue aja gimana. Gue kan emang begini. Lo nyari siapa? Alzio ya?"
"Nyari temen baru. Dia baru di kampus ini. Ngapain banget sih nyari Zio? Nggak mutu tau, kak."
Bram memutar bola matanya dan kembali melanjutkan langkahnya tanpa bilang-bilang kepada Keysha terlebih dulu.
"Eh, kak. Mau ke mana?"
Bram berbalik dan tersenyum kecil. "Mau ke perpus. Ikut?"
Keysha tercengang. Ingin rasanya dia berteriak saat tahu Bram mengajaknya. Namun ketika kata yang dia hindarkan disebut Bram, alhasil dia menggelengkan kepalanya. "Lo mah kakkkk. Ngajak malah ke perpus. Gue kan anti sama perpus. Udah sana."
"Yaudah gue luan."
Keysha mengentak kakinya kesal.
"Ngeselin kan! Nggak Zio! Nggak kak Bram! Bikin gue kesel mulu heran!! Kenapa kalian dua harus ngeselin dua-dua sih huh? Udah sahabatan, ngeselin sama lagi, ih bisa gila sih gue kalo kayak gini!"
Keysha pergi karena dia lapar seketika saat tahu Bram telah mengajaknya, tetapi ke tujuan yang amat tidak diminatinya.
****
Ayyara tengah menatap rak yang tersusun rapi. Dia kini tengah mencari buku mengenai psikolog agar lebih mudah nanti ketika memahami materi kuliahnya. Di samping itu, sosok pria tampan ini memperhatikan gadis itu dari awal dia melihat Ayyara. "Gila ... nggak nyangka gue aslinya cewek itu secantik itu. Pantes langsung jadi trending topik aja itu cewek."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTENTION! (VAKUM)
Novela JuvenilAyyara Jefferson (20 th). Walau wajahnya menggemaskan, satu yang membuat mereka terkejut. Gadis itu tidak pernah tersenyum sedikitpun dan membuka suaranya sedikitpun dari awal masuk ke kampus barunya. Hal tersebut membuat gadis itu disangka bisu. Sa...