Telik Sandi

471 15 0
                                    


" saat kaki kamu melangkah, jangan pernah lagi melihat ke belakang "

Kata kata itu terucap dari rakryan Amokapala, saat Panji sesekali menengok ke belakang.

" mohon maaf tuanku Amokapala, bukan maksud hamba ingin lari dari jalan perang, tapi aku ingin melihat wajah wajah para prajurit kita "

" mereka sudah siap untuk perang "

" tapi jumlah saja kadang tidak cukup untuk memenangkan peperangan, tapi keyakinan yang tertanam dalam hati, adalah jalan menuju kemenangan "

Panji belajar banyak dari mertuanya Danang wirtana, demi menyelamatkan putri satu satunya adik Mahesa ranu agar tidak terusir dari kota raja, maka dia dinikahkan dengan Panji.

Adipati Kebo marcuet, Panji tidak pernah melihatnya, cuma mendengar namanya yang konon terkenal kesaktiannya.

Selain kesaktian yang dimiliki, para prajurit Blambangan juga tidak bisa dianggap remeh, mereka terkenal dengan keberaniannya.

Sesekali Panji menatap awan yang bergerak perlahan tertiup angin, ada beberapa titik awan yang berwarna hitam.

" apakah hujan akan turun ?, semoga saja tidak "

Sudah setengah perjalanan menuju Blambangan, namun belum ada tanda tanda kembalinya para telik sandi yang mereka kirim.

" aku tidak ingin buta dalam melakukan penyerangan "

Dalam setiap peperangan, peran para telik sandi sangatlah penting, karena bisa mengukur kekuatan lawan, namun hingga setengah perjalanan menuju Blambangan, belum ada telik sandi yang kembali.

" kalau mereka belum datang juga sampai sore nanti, kita tetap akan menyerang mereka "

Jalan sudah sejauh ini, ada tidaknya laporan dari Telik sandi, penyerangan akan tetap dilakukan.

" mereka menunjukkan tanda tanda tidak kembali "

Panji tidak ingin mendengar ucapan tersebut, apalagi dari rakryan Amokapala, yang terpenting baginya saat ini cuma mengharapkan kedatangan para telik sandi.

Namun hingga matahari hampir tenggelam, para telik sandi tidak ada satupun yang menemui mereka.

" dengan telik sandi saja kita bisa salah perhitungan, apalagi tanpa mereka "

Keluh Panji.

Mereka mulai merasa kebingungan dalam melakukan penyerangan ke kadipaten Blambangan.

Tanpa ada laporan dari telik sandi, tentu mereka sangat buta akan kekuatan lawan yang mereka hadapi.

Mereka berdua terdiam dengan pikirannya masing masing, hingga datang suara yang sedikit mengejutkan.

" hormat tuanku rakryan Amokapala "

" ada apa prajurit ? "

" telik sandi yang ditugaskan oleh kerajaan, telah ditemukan tewas di kampung sebelah "

" pantas saja dia tidak pernah datang untuk melapor "

Mereka berdua kembali terdiam, tidak ada suara lagi yang terdengar, kini kesunyian menyelimuti mereka berdua.


Ksatria Majapahit 4 Legenda Jaka UmbaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang