Secara perlahan kedua mata Panji mulai terbuka, tatapan matanya cuma bisa menatap atap rumah yang terbuat dari ilalang kering.Ingin rasanya dia menoleh ke kanan atau ke kiri, tapi itu sulit dia lakukan, karena lehernya terasa kaku, dan sangat sakit jika dia paksakan.
" ada dimana aku saat ini ? "
Panji mencoba untuk mengingat kembali pertarungannya dengan Kebo marcuet, saat itu dia hampir mati ditangan adipati Blambangan tersebut, tapi tiba tiba ada orang yang menyelamatkan dirinya.
Panji mencoba untuk menyandarkan tubuhnya, tapi dia tidak sanggup.
Ada lebam yang terlihat berwarna hitam di bagian tubuhnya, dan juga beberapa lembar dedaunan.
" lebam ini bekas hantaman gada besi kuning Kebo marcuet "
Terdengar langkah kaki menuju kearah kamar Panji.
" pasti orang ini yang menolongku "
" syukurlah paman sudah siuman, ayah sangat khawatir dengan keadaan paman "
Sekilas Panji melihat jika dia masih muda, dan memiliki wajah yang rupawan.
" terima kasih atas pertolonganmu anak muda "
" bukan aku yang menyelamatkan paman, tapi ayahku "
" siapa nama ayahmu anak muda ? "
" paman mungkin kenal beliau ? "
Panji kembali terdiam, karena untuk mengucapkan beberapa kata saja, dia rasa dadanya terasa sesak.
" nama ayahku, ki Ajar pamenger "
Panji terkejut mendengar nama tersebut, karena nama orang yang satu ini tidak akan pernah bisa dia lupakan.
" apa kau Dayun ? "
" Dayun kakak tiriku, namaku Jaka umbaran paman "
Panji kembali terdiam, ini kali kedua ki Ajar pamenger menyelamatkan dirinya.
Dia tidak tahu, harus dengan cara apa membalas Budi orang tersebut.
" paman istirahat saja dulu, karena ayah masih mencari ramuan untuk mengobati paman "
Jaka Umbaran pergi meninggalkan Panji dengan meninggalkan secangkir minuman yang dari aromanya susah bisa dipastikan jika itu ramuan dedaunan.
" bagaimana nasib rakryan Amokapala ? "
Saat bertarung dengan Kebo marcuet Panji memang tidak tahu lagi posisi rakryan Amokapala pada saat itu.
Satu hal yang dia ingat kala itu adalah kedua kekuatan masih berimbang, walau prajurit Majapahit sempat terjebak dalam keraton Blambangan.
" semoga rakryan Amokapala memenangkan pertempuran "
Dibalik harapan Panji, ada keraguan yang menyelimuti pikirannya, hal ini tidak terlepas dari sosok Kebo marcuet.
Satu orang tersebut sanggup mengobrak-abrik prajurit Majapahit, dia berharap para prajurit menang perang, tapi hatinya memberikan firasat jika Majapahit kalah perang.
" syukurlah keadaanmu mulai membaik "
Panji tidak menyadari kedatangan seseorang dalam kamarnya, hingga suara tersebut mengejutkan dirinya.
" ki Ajar pamenger "
" lama kita tidak bertemu Panji "
" dan setiap pertemuan, anda selalu menyelamatkan hidup saya "
Ki Ajar pamenger cuma tersenyum.
Tanpa Panji pinta, tangan lelaki tua itu sudah bergerak memijat bagian bagian tubuh Panji yang lebam lebam.
Panji sempat meringis kesakitan, walau ada bagian bagian tubuhnya saat dipijat menimbulkan sakit yang tidak tertahankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria Majapahit 4 Legenda Jaka Umbaran
Fiksi SejarahRatu Ayu dyah kencana wungu menjadi ratu di Majapahit saat usianya masih remaja. Kecantikannya sangat terkenal seantero Majapahit, hal inilah yang membuat banyak pangeran yang ingin mempersunting dirinya, termasuk salah satu adipati bawahan Kebo mar...