Pertolongan Panji

367 11 0
                                    


Tubuh Jaka umbaran terpelanting ke udara, tidak ada lagi yang bisa dia perbuat, kecuali menunggu apa yang akan terjadi berikutnya.

Tubuhnya terhempas ke tanah, dan dengan sisa sisa tenaga yang dia miliki, Jaka umbaran mencoba untuk bangkit kembali.

Belum sempat kedua kakinya menopang tubuhnya untuk berdiri tegak, sebuah pukulan sudah harus dia rasakan yang mendarat telak di wajahnya.

Pukulan itu memang cukup keras, namun belum mampu untuk merobohkan Jaka umbaran.

Seketika pandangan Jalan umbaran langsung kabur, matanya sudah tidak jelas melihat orang yang kini berada di hadapannya.

Belum hilang rasa sakit dari pukulan yang pertama, pukulan kedua kembali harus dirasakan oleh Jaka umbaran.

Ternyata pukulan kedua ini belum juga mampu  untuk merobohkan Jaka umbaran.

" bangsat ...., kuat sekali kau, tapi tidak untuk kali ini "

Dalam kondisi tubuh yang masih sempoyongan, Jaka umbaran dihujani beberapa pukulan yang bertubi tubi.

Sekuat kuatnya dia berdiri, akhirnya tubuhnya ambruk juga di tanah.

" aku tidak boleh menyerah"

Jaka umbaran mencoba untuk mengumpulkan sisa sisa tenaga yang dia miliki, secara perlahan dia berusaha untuk bangkit kembali.

" aku akan membunuhmu secara perlahan anak ingusan "

Walau matanya kini sudah bisa melihat dengan jelas, namun tetesan darah yang mengalir pada kepalanya sedikit menghalangi pandangannya.

" tidak semudah itu Kebo marcuet "

Merasa jika tenaga yang dia miliki sudah mampu untuk menyerang Kebo marcuet, dengan cepat Jaka umbaran melompat dengan melepaskan sebuah tendangan.

Tindakan Jaka umbaran ini cuma disambut senyuman sinis oleh Kebo marcuet, seolah olah dia sudah mengerti apa yang harus dilakukan saat menghadapi serangan seperti ini.

Tendangan Jaka umbaran dengan mudah dihindari oleh Kebo marcuet, dan balasan yang dia berikan sungguh sangat mengerikan.

" akh .....akh .....akh...."

Jaka umbaran mengerang ngerang kesakitan, saat mahkota tanduk kerbau di atas kepala Kebo marcuet menembus paha kirinya.

Tubuh Jaka umbaran terbanting ke tanah, napasnya terengah engah, kedua tangannya memegangi luka yang baru saja dia dapatkan.

" bagaimana anak ingusan ?"

Dalam posisi terbaring di tanah dan tidak berdaya, kaki kanan Kebo marcuet langsung menginjak dengan keras wajah Jaka umbaran.

" mati kau...."

Antara hidup dan mati, Jalan umbaran berharap keajaiban untuk bisa menyelamatkan dirinya.

" akan aku hancurkan kepalamu anak ingusan "

Kebo marcuet mengangkat tinggi tinggi gada besi kuning, senjata andalannya itu telah siap untuk di hantamkan pada kepala Jaka umbaran.

" ucapkan perpisahan pada dunia ini anak ingusan "

Gada besi kuning itu meluncur cepat kebawah, dan cuma butuh hitungan jari sudah bisa menghantam kepala Jaka umbaran.

" jancok......., apalagi ini ? "

Ternyata Gada besi kuning itu menghantam tanah kosong, dan tubuh Jaka umbaran sudah tidak ada dibawahnya.

" mau lari kemana kamu "

Seekor kuda dengan penunggangnya menyibak kerumunan para prajurit yang berperang membawa pergi Jaka umbaran.



Ksatria Majapahit 4 Legenda Jaka UmbaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang