Di tengah malam ini aku berjalan menuju rumah, dengan suasana hati yang sedih karena aku di pecat dari kerja paruh waktu ku.
Aku masih sekolah menengah atas kelas dua, tapi aku harus kerja paruh waktu untuk biaya hidup ku.
Aku masih memiliki seorang ayah kandung dan ibu tiri, ayah ku tergila gila dengan ibu tiri ku setelah empat tahun ibu kandung ku meninggal.
Setahun pernikahan mereka, ayah berhasil dihasut oleh ibu tiriku dan mengusirku dari rumah.
Meski pun di usir, aku masih di beri tempat tinggal di rumah susun yang kecil ini. Dan biaya sekolah yang di tanggung hingga lulus.
Namun untuk kesehariannya, ayah ku tidak mau bertanggung jawab lagi. Dan pada awal kehidupan sendiriku, aku mengandalkan uang tabunganku dan terus mencari kerja paruh waktu.
Sekolah ku pun di pindahkan ke sekolah biasa, sebelumnya aku sekolah di sekolahan ternama.
Ayah memindahkan ku ke tempat yang jauh dari mereka tinggal.
Karena kejadian ini, aku jadi sangat benci dengan keluarga ku sendiri termasuk ayah.
Dan dalam perjalananku, aku bertemu dengan seseorang di pinggir jalan yang nampak tidak sehat.
Orang tersebut terus memegangi mulut dan perutnya dalam langkahnya yang terhuyun huyun.
Tanpa berpikir panjang aku pun menghampirinya.
"Apa kau baik baik saja? Kau mau kemana? Biar aku bantu." Seru ku.
Orang tersebut melihat ke arahku dan menjatuhkan tubuhnya ke tubuhku. Aku pun segera menangkapnya.
"Hei... Kau kenapa? Bertahanlah..." Lanjutku, dan orang tersebut tidak mengatakan apa pun.
Aku pun menggendongnya dan membawanya ke rumahku, karena tidak ada klinik yang masih buka.
Sesampainya di rumah, aku segera membaringkan orang tersebut di atas kasurku.
Aku duduk di kasur dan melepaskan jaketku. Lalu aku memeriksa suhu tubuhnya dengan tanganku.
"Dingin sekali, bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan?" Gumamku.
Disaat aku sedang berpikir, orang tersebut membuka matanya.
"Kau sudah bangun?" Tanyaku dengan tersenyum.
Dengan cepatnya orang tersebut menarik jatuh tubuhku ke atas kasur dan dia berada di atas tubuhku.
"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku.
Orang tersebut mengenduskan hidungnya, dan dia berkata, "Aku lapar sekali..."
"Lapar? Kalau begitu akan ku buatkan kau makanan." Seruku.
Tangan orang tersebut menarik kerah kaos ku dan menahan kepalaku agar tetap menghadap ke samping.
Dan... "Ugh... Aagh...."
Orang tersebut mengeluarkan taringnya dan menancapkannya di leherku.
'Panas... Tubuhku terasa panas, rasanya sekujur tubuhku terbakar. Ada apa ini?' Ucapku dalam hati.
Aku tidak bisa mendorong jauh tubuhnya, karena rasa panas yang ku alami ini membuat tubuhku menjadi kaku.
Orang itu melepaskan taringnya dari leherku dan menatapku dengan tersenyum.
"Darahmu enak sekali, baru ini aku merasakan darah yang sangat segar. Aku sudah kenyang, terima kasih atas makanannya." Ucap orang itu.
Aku melihat giginya yang memiliki taring, dan ia menyeka mulutnya. Lalu taring tersebut hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in Love (18+ / Ended) [Revisi]
VampireAkan di revisi! Bertemu dengan seseorang di tengah malam yang terlihat kesakitan, ketika aku membawanya ke rumah untuk menolongnya, rupanya dia seorang vampir dan meminum darahku. Aku merasa seperti mimpi, dan tidak percaya kalau itu nyata meskipun...