Chap 04

5.4K 362 18
                                    

Saat jam istirahat makan siang usai, aku segera kembali ke kelas. Tapi saat aku berjalan di lorong, aku merasa pusing dan penglihatan yang buyar.

Aku mencoba berjalan perlahan dengan meraba tembok.

"Hei Shouta, apa yang kau lakukan?" Seru Ren senpai yang memanggilku dari arah belakang.

Belum sempat aku menjawab panggilannya, atau pun menoleh ke arahnya, aku pun terjatuh tak sadarkan diri.

Ren senpai terkejut melihatku, dia segera berlari dengan menggendongku menuju ruang kesehatan.

Ia terus berada di sisiku hingga akhirnya aku terbangun.

"Dimana ini?" Tanya ku.

"Ruang kesehatan. Kau sangat mengejutkan ku tiba tiba pingsan seperti itu. Apa kau merasa ada yang sakit?" Tanya balik Ren senpai.

"Tidak ada, hanya sedikit pusing." Seru ku.

"Oh kau sudah sadar. Dokter bilang kalau kau mengalami anemia." Ujar Chika yang baru saja datang.

"Maaf sudah merepotkan kalian berdua senpai." Seru ku.

"Nama mu Shouta kan?" Tanya Chika.

"Iya senpai."

"Aku ingin bertanya padamu, selama ini berapa kali Ren meminum darahmu?"

"Setiap hari Ren senpai bisa tiga kali meminumnya, dan itu sudah berlangsung selama dua minggu lebih."

"Ren kau sudah berlebihan! Kau bisa membunuh orang kalau seperti itu!" Bentak Chika senpai.

"Tapi seharusnya dia bisa bertahan kan, lagi pula manusia memakan sayuran dan itu bisa mengganti darahnya yang ku minumkan?!

Jangan bilang... Shouta, apa kau tidak suka makan sayuran? Sayuran itu sangat bagus untuk tubuhmu kan?" Seru Ren senpai.

"Aku suka kok."

"Lalu kenapa kau bisa sampai terkena anemia?"

"Mungkin aku hanya kelelahan saja. Senpai, bisakah aku melanjutkan tidurku?"

"Oh baiklah, kau harus istirahat. Ayo Ren kita pergi." Ucap Chika senpai.

"Tapi..."

"Tidak ada tapi tapian, kau harus membiarkannya istirahat."

Aku pun terus tidur hingga jam pulang, dan Ren senpai datang dengan membawakan tas milik ku.

"Ayo pulang! Aku akan mengantarmu."

Kita pun pergi bersama, dan aku merasa jantung ku semakin kencang berdetak. Ren senpai berada sangat dekat, aku takut kalau senpai dapat mendengarnya.

"Senpai, sampai disini saja. Aku harus kerja, tempat kerja ku ada disana." Seru ku.

"Kerja? Dengan kondisimu yang seperti ini? Tidak tidak, kau tidak boleh kerja. Kau harus istirahat, bagaimana kalau nanti kau pingsan lagi?"

"Tidak bisa senpai, aku baru saja memulai pekerjaan ku kemarin. Aku juga sudah lebih baik sekarang."

"Kau harus mendengarkan ku!" Seru Ren senpai dengan menarik tanganku.

Aku mencoba melepaskan tanganku, tapi kekuatan senpai benar benar bukan kekuatan manusia. Aku tidak bisa melepaskannya.

"Ren, apa yang sedang kau lakukan? Siapa anak itu?" Seru seseorang yang datang di hadapan kami.

"Oh Yugi, ini Shouta. Dia adik kelas kita." Ucap Ren senpai.

"Apa yang kau lakukan dengannya? Lepasin tangan mu itu?" Seru Yugi dan melepaskan tangan Ren senpai dari tanganku.

Orang yang bernama Yugi itu menatapku dengan sangat tajam.

I'm in Love (18+ / Ended) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang