Setelah lelah bekerja, aku segera pulang dan tidur tanpa sempat mengganti seragamku.
Aku yang tidur tanpa mengenakan selimut, tiba tiba merasa kedinginan. Seakan akan aku merasa ada angin yang berhembus kencangnya.
"Ugh... Heump... Haah..."
'Apa ini? Apa yang terjadi? Aku merasakan sesuatu yang enak, dan juga sedikit basah.' Ucapku dalam hati.
Semakin lama aku merasa enak, aku pun membuka mataku. Begitu terkejutnya aku melihat apa yang terjadi.
Ren senpai berada di atas tubuhku, dan menjamaah tubuh bagian atas ku. Selain itu, aku sudah telanjang bulat.
"Senpai, apa yang kau lakukan?" Tanyaku.
"Memberimu tenaga." Jawabnya dan kembali menghisap putingku.
"Aah..." Desahku dan aku segera menutup mulutku dengan tangan.
'Apa itu barusan? Kenapa aku mengeluarkan suara aneh seperti itu?' Ujarku dalam hati.
Ren senpai melepaskan tanganku dari mulut dan berkata, "Tak apa, keluarkan saja. Aku juga ingin mendengar suaramu."
"Senpai... Apanya yang memberi tenaga? Yang aku lihat kau sedang melecehkan ku. Jadi berhentilah."
"Tidak bisa. Chika menyuruhku untuk bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan padamu.
Aku meminum darahmu selama dua minggu tanpa henti, itu akan membuatmu kehabisan tenaga.
Dan cara untuk memberikan mu tenaga adalah dengan melakukan ini, meskipun hasilnya kurang maximal.
Aku ingin memberikan hasil yang maximal, tapi caranya kita harus melakukan seks."
"Seks? Yang benar saja senpai, kita sama sama laki laki kan. Mana mungkin kita bisa melakukannya."
"Bisa kok, lewat sini..." Seru Ren senpai dengan jarinya yang ia masukan kedalam lubang pantatku, dan ia terus mendorongnya ke dalam.
Dan ketika jari senpai menyentuh di titik itu, aku mendesah kuat "Aaakh..."
"Sen...pai, keluarkan tolong... Rasanya aneh sekali senpai..." Tuturku.
"Eh jadi disini tempatnya, tidak ku sangka aku akan menemukannya dengan cepat. Kalau sudah ku temukan aku tidak akan menghentikannya. Jadi, ayo kita lakukan!"
"Senpai... Aah... Heump ngk... Haaah..."
Ren senpai terus memasukkan tangannya ke titik yang sama, di saat Ren senpai menyudahinya, aku segera bangun dan berdiri di pojokan tembok.
Saat itu aku melihat Ren senpai melepaskan celananya, ini membuatku sangat terkejut.
"Senpai, apa yang kau lakukan? Kenapa kau melepaskan celanamu? Jangan mendekati ku senpai." Seruku dan senpai terus berjalan ke arahku.
Saat Ren senpai tlah berada di depanku, aku mencoba untuk mendorongnya sekuat tenaga. Tapi senpai sama sekali tidak bergerak.
"Sudah ku bilangkan, meski pun kau lebih tinggi dariku, tapi tenaga ku lebih kuat darimu. Kau tidak akan bisa mendorongku untuk menjauh.
Lagi pula bicara soal tinggi, kau hanya beda sedikit denganku. Tinggi ku 168, berapa tinggimu?"
"173."
"Tuh kan hanya beda 5 cm saja, dan kau meributkan soal itu."
Ren senpai mengangkatku, ia menggendongku dan menyandarkan tubuhku pada tembok. Aku yang merasa takut jatuh, segera memeluknya.
"Senpai tolong turunkan aku."
"Jangan takut, kau itu sangat ringan bagiku. Tenang saja, kau tidak akan jatuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in Love (18+ / Ended) [Revisi]
VampirosAkan di revisi! Bertemu dengan seseorang di tengah malam yang terlihat kesakitan, ketika aku membawanya ke rumah untuk menolongnya, rupanya dia seorang vampir dan meminum darahku. Aku merasa seperti mimpi, dan tidak percaya kalau itu nyata meskipun...