Setelah merasa lebih baik, aku melepaskan pelukan itu. Aku menyeka air mata dan berkata, "Maaf senpai..."
"Tidak apa, kalau aku bisa menjadi sandaranmu maka dengan senang hati aku akan lakukan itu." Ucap Ren senpai.
"Lalu kenapa kau menangis?" Lanjut Ren senpai bertanya.
"Aku melihat mejaku penuh dengan makanan, aromanya sangat harum. Itu membuatku teringat dengan rumah, aku merindukan keluarga ku." Seru ku dengan mencoba tersenyum.
"Itu semua aku yang memasaknya, tadi pagi aku belanja sangat banyak dan memasakanmu.
Ayo makan dan coba rasanya, katakan padaku jika rasanya tidak enak.
Dan kalau kau merindukan keluarga mu, kenapa kau tidak pulang saja?""Aku akan memakannya. Aku akan pulang besok, dan mungkin akan menginap beberapa hari disana.
Jadi senpai, maafkan aku yang tidak bisa memberikan mu darah untuk beberapa hari ke depan."
"Yaa sebenarnya... Aku meminum darah cukup sebulan sekali.
Chika memarahi ku abis abisan tadi sore, dan aku tidak akan meminta darahmu lagi. Maaf ya Shouta, aku sudah menyusahkan mu."
"Tidak apa senpai, aku tidak masalah kalau kau meminumnya setiap hari seperti biasanya."
"Benarkah?" Seru Ren senpai dengan kebahagiaan yang terpancar pada matanya.
"Tentu saja. Senpai, aku akan makan masakanmu."
Aku pun makan makanan yang sudah di buatkan oleh Ren senpai, "Ini sangat enak senpai, sangat enak. Sudah lama aku tidak makan makanan seperti ini."
"Pelan pelan saja makannya. Syukurlah kalau kau suka dengan masakanku. Selama ini kau makan apa?"
"Makanan di kantin sekolah." Seru ku sambil makan.
"Itu saat siang, kalau pagi dan malam?"
"Pagi hanya roti dan malam tidak makan."
"Apa apaan dengan pola makan mu itu? Pantas saja tubuhmu sangat kurus, apa orang tua mu tidak memikirkan mu?"
Aku pun menghentikan makan ku dan bergumam, "Tidak pernah."
"Tidak pernah? Bagaimana mungkin orang tua mu tidak memikirkan mu?"
"Tidak senpai, tidak seperti itu... Hanya saja, yaa itu sulit untuk ku katakan."
"Aku tidak tau apa masalahmu, tapi aku tidak akan memaksakan mu untuk menceritakannya padaku."
"Oh ya senpai, apa tidak masalah bagimu untuk datang ke rumahku? Maksudku, bagaimana dengan Yugi senpai? Dia mengatakan padaku, kalau kau adalah pacarnya."
"Hah orang itu ya... Aku benar benar tidak tau harus bersikap apa lagi padanya, sudah hampir setengah tahun lamanya aku meminta putus darinya, tapi dia tidak pernah mau putus."
"Apa dia juga tau kalau kau itu vampir?"
"Tidak, dia tidak tau."
"Apa hanya aku saja yang tau kalau senpai itu vampir?"
"Ya hanya kamu saja."
Seketika wajahku memerah, aku merasa senang karena hanya aku yang tau rahasianya. Seakan akan senpai sepenuhnya percaya padaku.
Dan aku ingin sekali merebut senpai dari tangannya Yugi senpai, aku ingin memilikinya.
Keesokan harinya, aku pun merapikan semua baju bajuku ke dalam tas. Aku pun meninggalkan rumah tanpa tau arah tujuanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in Love (18+ / Ended) [Revisi]
VampireAkan di revisi! Bertemu dengan seseorang di tengah malam yang terlihat kesakitan, ketika aku membawanya ke rumah untuk menolongnya, rupanya dia seorang vampir dan meminum darahku. Aku merasa seperti mimpi, dan tidak percaya kalau itu nyata meskipun...