Disaat kita hendak berpisah, Ren senpai membalikkan badannya. Dan ia berkata, "Kau nampaknya tidak begitu takut ya? Dan kau sepertinya biasa saja akan hal itu?"
"Tidak juga, tadi pagi aku sempat gelisah memikirkannya. Oh ya senpai, apa aku berubah seperti mu?"
"Kau tenang saja, aku bukanlah vampir darah murni. Jadi kau masih manusia biasa."
Lalu kita pun berpisah...
Aku masuk kedalam kelas dan duduk di bangku ku, di sekolah ini aku tidak terlalu menonjol.
Aku tidak bisa bebaur dengan mereka semua, aku hanya berbicara jika perlu dan menjawab apa yang mereka tanyakan.
Aku sama sekali tidak mencari teman.
Jam pulang sekolah sudah tiba, aku segera pergi dan berkeliling mencari pekerjaan paruh waktu.
Terus mencari dimana tempatnya yang tidak jauh dari sekolah, hingga malam tlah tiba.
Lelah berkeliling tanpa menghasilkan buah, aku segera kembali pulang.
Ketika ku buka pintu rumahku, aku mendapati jendela kamar yang terbuka.
Tanpa berpikir apa pun, aku segera menutupnya kembali."Apa aku lupa menutupnya ya?" Gumam ku sambil melepaskan baju.
Saat itu pintu kamar mandi ku terbuka dan senpai keluar dari sana, membuatku sangat terkejut.
"SENPAI? Apa yang kau lakukan di rumahku? Bagaimana caranya kau masuk?" Seru ku.
"Sudah ku katakan bukan? Kalau aku akan slalu memastikan mu. Dan jendela kamar mu tidak terkunci, aku masuk melalui itu.
Lain kali kau harus mengunci jendelamu, akan sangat berbahaya kalau ada pencuri yang masuk." Ujar Ren senpai dengan matanya yang terfokus pada badanku.
"Ini lantai lima, tidak mungkin ada pencuri yang akan masuk melalui jendela. Selain itu, bisa kau hentikan tatapan mu itu senpai?"
Aku segera mencari kaos untuk ku kenakan karena merasa tak nyaman terus di pandangi oleh Ren senpai.
Tapi Ren senpai mendorongku ke pintu lemari, dan menahan kedua tanganku.
Aku berusaha melepaskan tangannya itu, namun kekuatannya benar benar kuat. Aku sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhku.
"Shouta... Aku benar benar tergiur melihat tubuhmu, tiba tiba aku jadi lapar." Ujar Ren senpai.
Ia menjilati punggunggu hingga ke leher, dan ia menancapkan taringnya di pundakku.
Ren senpai meminum darahku tanpa izin untuk ke dua kalinya.
"Fuaah... Kenyangnya..." Seru Ren senpai.
"Baru kemarin kau meminum darahku, dan sekarang kau meminumnya lagi."
"Maaf Shouta, tapi melihat tubuhmu membuatku tergoda. Baiklah, karena aku sudah mendapatkan makan maka aku akan pulang dulu."
Ren senpai membuka jendela kamarku dan pergi begitu saja.
Dan sejak saat itu, kita menjadi dekat karena Ren senpai terus menempel kepadaku.
Bahkan terkadang di saat kita masih di sekolah, dia juga meminum darahku seperti hal nya hari ini.
"Ugh senpai... Pelan pelanlah, kau menyakitiku." Ujarku.
Kita kini berada di gudang olahraga, senpai menarikku begitu saja disaat jam makan siang.
Ketika aku menuju ke kantin untuk mendapatkan makan, senpai langsung menyeretku kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in Love (18+ / Ended) [Revisi]
VampireAkan di revisi! Bertemu dengan seseorang di tengah malam yang terlihat kesakitan, ketika aku membawanya ke rumah untuk menolongnya, rupanya dia seorang vampir dan meminum darahku. Aku merasa seperti mimpi, dan tidak percaya kalau itu nyata meskipun...