Chap 06

4.5K 344 17
                                    

Ren senpai melepaskan tangannya dariku, wajahnya benar benar terlihat sangat sedih. Aku bertanya tanya, apa yang sebenarnya terjadi padanya.

"Maafkan aku Shouta, maafkan aku..." Ucap Ren senpai sebelum ia pergi bersama Yugi senpai.

"Kenapa kau meminta maaf? Kau tidak melakukan suatu kesalahan senpai. Apa kau meminta maaf untuk apa yang tlah di lakukan Yugi senpai?" Gumam ku.

Aku pun terus memandang Ren senpai hingga akhirnya dia tak lagi terlihat dari pandangan ku.

Dan sejak saat itu, sebanyak apa pun aku memanggil Ren senpai, dia terlihat sangat jelas mengabaikan ku.
Hingga sebulan tlah berlalu, Ren senpai benar benar mengabaikan ku.

Saat malam usai aku pulang kerja, aku menuju bawah jembatan Z dimana selama ini aku tinggal disana.

Aku menghitung uang hasil kerja ku selama satu bulan ini.

"Uangnya tidak cukup untuk menyewa rumah dan juga makan selama satu bulan, aku harus memilih salah satunya.

Kalau aku menyewa rumah, aku tidak bisa makan dengan benar. Untuk mencukupi uang yang ku miliki, aku hanya akan makan seminggu dua kali.

Tapi kalau aku pilih untuk makan, selamanya aku akan tinggal di bawah jembatan ini.

Aku benar benar seperti seorang gelandangan. Tidak, tapi aku memang seorang gelandangan. Aku sudah di buang oleh keluarga ku.

Bahkan aku sudah tidak memiliki nama keluarga, saat ini nama ku hanyalah Shouta.

Aku jadi merindukan Ren senpai, ku rasa dia juga tidak datang lagi ke rumah ku melihat keadaannya saat ini.
Dia juga tidak akan mungkin mencariku.

Aku ingin makan lagi masakannya, itu sangat lezat. Aku benar benar merindukannya, Ren senpai."

Tiga hari pun berlalu... Ren senpai dipanggil oleh guru wali kelasku, untuk menemuinya di ruang guru.

"Ku dengar kau dekat dengan Shouta, apa kau tau dimana dia tinggal?" Tanya guruku pada Ren senpai.

"Ya aku tau pak, aku pernah main ke rumahnya." Jawab Ren senpai.

"Syukurlah kalau begitu. Shouta, dia sama sekali tidak bisa bebaur dengan teman temannya dikelas, dia slalu menyendiri ketika dia di pindahkan kesini oleh ayahnya.

Tidak ada yang tau dimana dia tinggal termasuk kami para guru, ini sangat menyulitkan ku.

Tapi aku merasa senang ketika mendengar bahwa Shouta berteman dengan mu, akhirnya anak itu bisa membuka dirinya."

"Kenapa bapak tidak bertanya pada orang tuanya saja? Bapak tinggal menghubunginya dan menanyakan alamat rumah Shouta."

"Kau tidak tau permasalahannya ya? Ku rasa tidak mungkin juga dia akan menceritakannya padamu. Lupakan itu.

Ren bapak ingin meminta tolong padamu, tolong sepulang sekolah nanti kau datangi rumahnya Shouta dan lihat keadaannya.

Karena sudah tiga hari ini dia tidak masuk sekolah, ponselnya pun tidak aktif. Bapak khawatir dengannya, takut terjadi sesuatu padanya. Tolong ya Ren."

"Baik pak, nanti aku akan pergi ke rumahnya."

Dan saat pulang sekolah, Ren senpai berjalan ke arah rumahku. Namun di halangi oleh Yugi senpai.

"Mau kemana kau? Mau menemui anak itu?" Seru Yugi senpai dengan kesal.

"Yugi... Aku merasa ini sudah cukup, satu bulan penuh aku turuti mau mu agar kau tidak melukai Shouta lagi.

Selama itu aku terus merenungkan diri. Yugi, aku menyukai Shouta. Aku sudah berusaha untuk kembali menyukai mu lagi sejak setengah tahun lalu.

Tapi hasilnya, aku tetap tidak bisa. Aku tidak bisa lagi kembali seperti dulu. Aku tidak bisa lagi bersama mu.

Jadi ku mohon Yugi, biarkan aku pergi darimu. Sudahi saja hubungan ini, aku tidak bisa lagi melanjutkannya."

"TIDAK AKAN! AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN MU PERGI! AKU JUGA TIDAK AKAN MEMBIARKAN MU BERSAMA BAJINGAN ITU!"

"Kau bilang apa? Kau sebut Shouta itu bajingan!? Kau lah yang bajingan! Aku tidak perduli lagi kau terima ini atau tidak, yang jelas kita sudah berakhir."

Ren senpai mulai melangkahkan kakinya, namun sesaat terhenti dan membalikkan tubuhnya ke arah Yugi senpai dengan tatapan matanya yang tajam.

"Kalau kau berani menyentuh tanganmu pada Shouta, aku tidak akan tinggal diam! Aku akan membalasnya! Dan aku tidak bermain main dengan itu!" Tegas Ren senpai.

Ren senpai melanjutkan kembali langkahnya menuju rumahku, dia masuk lewat pintu karena ini masih siang jadi dia tidak berani lewat jendela.

"Pintunya tidak terkunci... Shouta apa kau di dalam?" Seru Ren senpai saat membuka pintu rumah.

Ren senpai masuk ke dalam dan mencariku hingga ke kamar mandi.

"Tidak ada, apa dia pergi? Kenapa dia pergi tidak mengunci pintu?" Gumam Ren senpai dan menunggu ku.

Setengah jam kemudian, pintu rumah itu terbuka dan Ren senpai bergegas untuk menyambut.

"Shouta kau kemana saja? Aku sudah lama menunggu mu..." Seru Ren senpai.

Senpai terdiam ketika melihat siapa yang masuk ke dalam rumah.

"Anda siapa?" Ujar Ren senpai.

"Seharusnya aku yang bertanya kau ini siapa? Lancang sekali masuk ke dalam rumah orang." Seru orang tersebut.

"Saya Ren, saya temannya Shouta. Saya kesini mencarinya karena sudah tiga hari dia tidak masuk sekolah."

Orang tersebut masuk ke dalam rumah dan membuka lemari pakaian, usai melihat ia menutup kembali dan menghampiri Ren senpai.

"Kalau kau mencari anak itu, cari saja di tempat lain karena dia sudah tidak tinggal lagi disini." Seru orang tersebut.

"Dimana dia tinggal sekarang? Dan kalau boleh saya tau, anda itu siapa?"

"Aku ayahnya. Aku tidak tau dimana dia sekarang, aku sudah mengusirnya pergi dari rumah ini sejak satu bulan yang lalu."

"Mengusirnya? Bagaimana bisa kau mengusir anak kandungmu sendiri?!"

"Dia memang anak kandungku. Tapi sekarang dia bukan lagi anak ku, aku sudah menghapus namanya dari daftar keluarga ku.

Anak kurang ajar sepertinya, tidak pantas menjadi anak ku. Sudah sepantasnya aku mengusir anak itu.

Dan satu lagi, aku juga sudah berhenti membiayai uang sekolahnya. Jadi dia tidak akan datang lagi ke sekolah.

Berhenti mencari anak macam itu, dan jangan lagi berteman dengannya. Tidak ada hal baik dari anak itu, kau akan menyesal jika terus berteman dengannya!"

Ren senpai sangat kesal mendengar ucapan yang keluar dari mulut ayahku. Senpai mengepal kedua tangannya.

"Aku tidak akan menyesal! Kau mungkin memang ayah kandungnya, tapi sayang sekali kau tidak tau seperti apa anak mu itu!

Aku merasa lebih tau tentang Shouta dari pada anda yang merupakan ayah kandungnya.

Aku akan pergi mencari Shouta, setelah aku menemukannya aku akan membawanya ke rumah ku dan merawatnya dengan baik.

Dan anda... Jangan harap bisa untuk bertemunya kembali, sekalipun ANDA BERSUJUD MEMOHON PADAKU... Aku tidak akan mengizinkan anda untuk bertemu lagi dengan Shouta.

Ingat ucapanku itu baik baik, karena suatu saat anda akan merasa menyesal telah melantarkan anak kandung anda sendiri."

"Lakukan sesuka mu, aku tidak akan pernah menyesal dengan keputusanku. Dan ku harap kau juga tidak akan menyesal dengan keputusan mu itu!"

I'm in Love (18+ / Ended) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang