Memastikan

24 5 0
                                    

"Eh yas lu gatau akbar pulang?? Tanya mita tiba tiba saat memasuki kamar yas.
"ha?? Kapan?? Yas terkejut, tapi ia cepat menyadarkan dirinya ia bukan siapa siapa akbar kenapa juga harus merasa seperti ini?? Memang apa hak yas untuk tahu kapan akbar pulang atau apapun itu.

"Eh eh lu kenapa tiba tiba ekspresinya gitu?? Mita mulai sadar perubahan diri sahabatnya itu.
"jangan jawab gapapa, gue tau lu suka sama akbar kan??? Lanjut mita.
Karena yas begitu terkejut ya hingga tak tahu apa yang harus ia katakan saat ini, mungkin sifat dan perilakunya soal akbar jelas terlihat makadari itu mita bisa membacanya atau bahkan jeje dan akbar sekalipun tahu tentang perasaanya.
"Sejak kapan lu tahu?? Yas hanya mampu menanyakan kalimat itu.
"Gue ga sebodoh itu yas buat sadar perubahan sifat elu, mungkin jeje juga kelihatan ga tahu, tapi justru dia yang selalu nanyain elu baik baik aja apa ngga" mita mulai menenangkan suasana hati yas yang nampak gelisah.
"pasti kalian penasaran udah lama, kenapa ga nyoba nanya ke gue?? Tanya yas.
"gue sama jeje nunggu elu ngomong sendiri, kita tahu elu jarang bisa terbuka sama kita makanya kita nyoba buat elu nyaman" mendengar kalimat mita itu membuat hati yas luluh, ia salah menilai 2 sahabatnya, mereka bukan sperti oranglain yang mungkin bertanya apa masalah yang dihadapi hanya ingin tahu dan mendapat simpati, tapi mita dan jeje berbeda mereka benar benar perduli, mereka care sama yas, mereka menyayangi yas dengan tulus.
"Maafin gue" yas langsung berhambur kepelukan mita berulangkali yas minta maaf pada sahabatnya itu, ia terlalu buta selama ini untuk melihat ketulusan sahabatnya, ia salah sudah memendam apapun selama ini yang dihadapinya.

-----

"Hai yas..." saat yas sedang menikmati dunianya dengan musik sebelum kelas  Mrs. Hudson dimulai tiba tiba sebuah usapan mendarat pada pundak kirinya.
Matanya sudah tahu tanpa melihat siapa sosok itu, yas hafal sangat hafal bau parfum khas seorang Akbar.
Yas hanya menanggapi dengan tersenyum.

"Dengerin apa sih serius amat" akbar tahu yas tidak menggubrisnya seperti biasa, yas diam tidak seperti biasanya yang akan mulai bicara saat dirinya baru datang, "mandi parfum ya kamu?? "makan apa sih bisa tinggi banget?? Atau sejuta percakapan lainnya yang membuat akbar terkekeh dan terhibur jika sedang bersama yas.

"Denger musik aja" ujar yas melepas salah satu headset yang ia pakai
"nih buat kamu" akbar menyodorkan sebuah kotak merah berhias pita, ukurannya tidak besar juga tidak kecil.

"Apa ini?? Tanya yas saat menerima kotak tersebut,"buka aja" jawab akbar sembari melemparkan senyumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa ini?? Tanya yas saat menerima kotak tersebut,
"buka aja" jawab akbar sembari melemparkan senyumnya.
"buat aku?? Tanya yas lagi, ia hanya ingin memastikan bahwa ia tidak sedang berkhayal.
"Ya klo buat Mrs. Hudson tinggal taroh aja di mejanya" ujar akbar sambil melipat kedua tangannya di dada.
Perlahan tangan yas membuka simpul ikat pita lalu membuka kotak tersebut,
"coklat??? Yas bergumam dalam hati.
"Gimana suka ga?? Cobain dulu rasanya, kan kamu suka banget tuh sama coklat, makanya aku beliin sebanyak itu biar klo kamu lagi sedih makan coklat trus happy lagi" akbar menjelaskan pada yas sembari menopang wajahnya dengan satu tangan diatas meja mengahadap yas.
"Iya ntar aja di cobanya, makasih ya" ujar yas sambil menutup kembali kotak tersebut dan menaruhnya disamping  tempat duduknya bersama tas.

Akbar tahu betul ada yang berubah dari yas, ia tak tahu apa yang sedang dialami yas selama ia di Ausi, yang pasti sekarang semenjak kepulangannya yas berubah, yas nampak bersikap dingin padanya, seperti menjaga jarak. Tapi akbar akbar tidak mau tergesa gesa biarlah yas seperti ini dulu, akbar tidak mau yas merasa risih disampingnya, dan akhirnya akbar hanya menjawab "oke" lalu memalingkan wajahnya kedepan karena suara sepatu Mrs. Hudson terdengar dekat dengan pintu.
Kelas pun dimulai.

- 3 hari kemudian

"kamu kenapa??
"Berusaha menghindar dari aku??
"Aku ada salah sama kamu??
Akbar menghujani yas dengan berbagai pertanyaan saat yas baru selesai menutup laptopnya.
"Menghindar??
"Siapa?? Aku?? Yas tak ingin perasaannya pada akbar makin dalam, ia juga tak ingin salah paham akan semua perhatian dan perilaku akbar padanya.
"Aku lagi bicara sama kamu yas" ujar akbar menatap mata yas tajam. Tatapan seorang akbar yang sebenarnya.
"perasaan kamu aja kali, kalo aku menghindar ngapain juga kamu duduk disini sama aku sekarang?? Yas berusaha memalingkan pembicaraan.
"tapi kamu beda sekarang yas, kamu ga kaya yas yang aku kenal dulu, ini bukan yas yang aku kenal" ujar akbar menatap sendu yas
"ya ini aku"
"Kamu ada masalah selama aku ga ada?? Ada yang jahatin kamu?? Suara akbar mulai terdengar khawatir.
"ngga ada aku aman aja" ujar yas
"kamu tahukan kalo aku bakal selalu disini buat dengerin cerita kamu"
"aku juga bakal siap bantu kamu setiap saat, ngejaga dan ngehibur kamu"
kata kata akbar semakin mendalam, membuat yas makin bingung, mana yang benar,,
"udah ya, aku mau ke kamar dulu mau mandi bentar lagi maghrib" ujar yas
"Yaudah kalo kamu ga mau cerita sekarang gapapa, aku bakal nunggu" ujar akbar dan mendahului yas berdiri,
tanpa ada perdebatan lagi akhirnya mereka meninggalkan rooftop dan kembali ke kamar masing masing.

-----

"Iya akbar percaya??? Udah fix dia suka sama kamu yas, ya belom pasti 100% juga sih tapi bisa dipastikan dia care banget sama kamu. Percaya deh" ujar mita saat mendengar cerita yas tentang apa yang terjadi dengannya dan akbar di rooftop.
Dari awal memang mita dan yas sudah merencanakan untuk mengerjai akbar, mereka hanya ingin mengetahui respon akbar dan memastikan bahwa apa yang rasakan dan alami benar adanya bukan salah paham atau perasaan sepihak.

                                 -----

Kita tidak bisa memilih kemana hati kita akan berlabuh, namun satu yang pasti, Hati takan pernah salah memilih tempatnya.

Kusebutnya BAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang