7. Menyerah

2.2K 135 103
                                    


🍀🍀🍀

Setelah seminggu sejak kebenaran itu terungkap, kini hubungan mereka terlihat sedikit merenggang. Sasuke dan Hinata terus berusaha mendekati Naruto untuk menyelesaikan masalah mereka, namun Naruto seakan menghindari keduanya, tak jarang keadaan canggung akan terlihat saat mereka berpapasan baik itu di kampus maupun di kediaman Uchiha sendiri. Membuat sebagian mahasiswa ataupun mahasiswi yang melihat ketiga orang tersebut sedikit heran, karena ketiga sahabat itu terlihat seperti tak biasanya.

Sebenarnya bukan hanya karena waktu itu Naruto selalu menghindari mereka, belakang ini Naruto selalu disibukkan dengan praktik dan jadwal kuliahnya yang semakin padat, terlebih ia harus mempersiapkan diri untuk bahan skripsinya dan magang di salah satu Rumah sakit untuk mendapatkan nilai yang memuaskan dari dosen yang nampak cantik dibelakang namun akan terlihat menakutkan saat melihat wajahnya yg berwarna putih pucat, siapa lagi kalau bukan Orochimaru, dosen yang terkenal dengan segala ke hobiannya bereksperimen dengan hal-hal yang sedikit ekstrim.

Dan kini perpustakaan adalah tempat Naruto menghabiskan waktu istirahatnya, tangannya sibuk memilih buku yang berjejer rapi didalam rak tersebut, mata sewarna samudera itu begitu teliti melihat judul dari setiap sampul buku yang memang pas dengan mata kuliah yang dibutuhkannya.

Setelah sekitar 3 menit mencari akhirnya buku yang dia cari pun ketemu, tanpa membuang-buang waktu lantas ia pun mengambilnya dan memilih duduk di bangku pojokan yang ada disudut perpustakaan. Dengan serius tangannya menyalin apa yang menurutnya penting ke buku catatannya, dan terhenti ketika dirasa bangku panjang yang ia duduki bergerak, memperlihatkan sosok gadis bersurai merah dengan kacamata yang membingkai wajah cantiknya. Naruto mengerutkan keningnya tanda bingung saat gadis tersebut menatapnya dengan senyum yang terlihat begitu bahagia.

"Hai tampan, aku ingin berbicara denganmu empat mata tapi, tidak disini. Aku tunggu di taman belakang kampus," ujarnya to the point tanpa memberikan kesempatan Naruto untuk berbicara.

"Dan aku tidak terima penolakan," tegasnya.

"Sampai jumpa Otoutou," katanya sembari berlalu, sebelumnya ia mengacak surai cepak Naruto disertai senyum yang sarat akan kerinduan.

Naruto yang terkejut hanya melongo dan sesekali matanya mengerjap. 'Apa tadi dia bilang? Otoutou? Hei, siapa sebenarnya dia? Dasar perempuan aneh,'  batin Naruto keheranan dengan kedatangan perempuan yang tidak dikenal atau bisa jadi tak diingatnya.

Mengedikkan bahu acuh Naruto kembali melanjutkan tulisannya yang belum selesai,namun tiba-tiba rasa penasaran lebih mendominasi hati dan pikirannya, karena tak mau berlama-lama akhirnya ia memutuskan bertemu dengan perempuan yang ia anggap aneh itu.

.


Sedangkan dikelasnya Hinata hanya memandang kosong keluar jendela, pikirannya sejak tadi tidak fokus pada mata kuliah yang diberikan dosen, yang untungnya sang dosen hanya berada dikelas sebentar saja sehingga membuat Hinata dengan leluasa melakukan rutinitasnya yang sering melamun didalam kelas beberapa hari ini. Karena, belakangan ini otaknya selalu dipenuhi dengan bayangan Naruto .

Penyesalan dan rasa sakit karena diabaikan berbaur jadi satu. Hinata ingat bagaimana wajah yang selalu tersenyum itu kini seperti tanpa ekspresi. Hinata akui dirinya adalah gadis yang begitu jahat karena telah melukai hati pemuda sebaik dan setulus Naruto. Ia menyesal mengabaikan perkataan Hanabi saat itu, bahkan pemikirannya kalah oleh adiknya sendiri yang masih dibawah umur.

Watashitachi Ni Tsuite [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang