#14

30 9 1
                                    

-kita adalah dua orang yang sama-sama menunggu hak yang tidak pasti. Setelah pasti kita kembali menjadi ragu dan kemudian kembali sama-sama menunggu-vivin

Semalaman vivin benar-benar mengabaikan semuanya, tak satupun pesan dari sahabatnya dibalas terutama dari arya, vivin benar -benar mengabaikannya .
Vivin berangkat sekolah dengan penampilan yang buruk. Bagaimana tidak matanya bengkak akibat menangis semalaman.

Saat ingin berangkat sekolah tiara heran dengan penampilan vivin yang tidak seperti biasanya
"Tumben kamu gerai rambut kamu vin?"

"Ngak apa-apa ma,bosan dikucir terus " ucap vivin tak berani menatap ibunya

"Kenapa kamu nunduk gitu? Ada yang hilang? Apa biar mama bantu cari"

"Ngak ada ma, vivin berangkat sendiri" ucap vivin menyalami ibunya

Tiara melihat mata vivin yang bengkak seperti habis menangis
"Kenapa wajah kamu vin, kamu kenapa? Jawab mama" ucap tiara sedikit menaikkan suaranya

"Ngak ada apa-apa ma" ucap vivin berusaha tidak menatap ibunya

"Kamu bilang ngak apa-apa, kamu habis nangis gitu, jangan pergi sekolah kalau kamu ngak jujur sama mama"

"Iya vivin jawab, buku catatan vivin hilang dan semalaman vivin nangis karena bukunya hilang hari ini vivin belum belajar buat ujian nanti" ucap vivin menunduk, takut rasanya berbohong kepada ibunya. Ini adalah kali pertama vivin berbohong

"Kalau jadi anak gadis harus rapi, supaya ngak ada acara hilang-hilqng segala " ucap ibunya dan vivin hanya menunduk tak menjawab.

"Vivin berangkat dulu ma, besok-besok deh mama ceramah lagi " vivin memberi salam kepada ibunya dan pergi kesekolah.

Hari ini yang ada dipikiran vivin hanya lah arya, entah bagaimana arya bisa melakukan hal semengecewakan itu.
Ingin sekali vivin menanyakan siapa perempuan yang memeluknya itu, seingat vivin arya tidak punya sahabat perempuan yang kuliah diluar negeri. Atau arya memang diam-diam merahasiakan semua nya dari dirinya dan juga sahabat-sahabatnya.

Sesampai di kelas vivin lanhsung membuka buku bacaannya ,karena dia sama sekalai belum belajar hanya karna hal-hal bodoh yang membuatnya menangis.
Vivin berusaha fokus walaupun sebenarnya dia ingin sekali mengangkat panggilan dari arya. Tapi yang membuat vivin semakin kecewa ,arya tidak mengirimnya pesan mengenai foto tersebut, arya hanya mengirimnya pesan basa-basi yang tidak penting. Saat sudah kembali berharap, vicin kembali dikecewakan dan semudah itu.

Ujian hari ini berjalan dengan baik, vivin tidak terlalu kewalahan untuk ujiannya. Tanpa berniat mengunjungi agustina dan lusi, vivin memilih langsung meninggalkan area sekolah dan duduk di halte bus di depan sekolahnya.
Dan ternyata keduanya sudah terlebih dulu duduk disana.

"Woiii cacing panas sini lo" icap luso sedikit berteriak, dan seketika semua orang yang ada disana memperhatikan mereka.
Vivin berjalan kearah keduanya tanpa berkata apa-apa

"Lo marah juga sama kita berdua?"

"Jangan hanya karena arya buat lo kecewa, kita berdua kena imbasnya" ucap lusi yang sudah muak melihat vivin mendiamkan mereka  dan mengabaikan pesan keduanya.

"Ya vin ,kenapa jadi kita yang lo diamin? Kan yang salah kak arya bukan kita"

"Gue ngak marah sama lo berdua, gue lagi malas buat ngebahas itu semua"

"Maaf gue ngak balas pesan maupun panggilan lo berdua" ucap vivin merasa bersalah dengan sikapnya yang salah kepada sahabatnya tersebut.

" mending yah, lo tinggalin kak arya ngak baik buat lo vin"

" dan kak arya kayak ngak punya hati, baru aja dia nelpon lo baik-baik ehh tiba-tiba udah beredar foto dia sama tu perempuan" ucap lusi tak sabar mengeluarkan semua kekesalan dihatinya

" menurut aku sih, ada baiknya lo dengarin dulu penjelasan kak arya"

"Apa yang mau di dengar  lagi agustina, kak arya itu udah kelewat batas tahu ngak lo"

"Masalahnya kak arya kirim aku pesan minta vivin buat jawab telfon dari kak arya"

"Terus lo bilang iya gitu? Lo bodoh yah udah lihat teman lo di kecewain dan lo masih nerima pesan dari orang seperti kak arya"

"Bukan itu maksud aku , mungkin aja kak arya mau jelasin sesuatu buat vivin, gue ngak ada bela kak arya "

"Udah kenapa kalian yang ributt sih? " ucap vivin menangis entah kenapa semenjak kenal dengan arya vivin sering menangis.
Keduanya terdiam melihat reaksi dari vivin yang membuat keduanya merasa bersalah.

"Vin kita minta maaf, maksud kita berdua bukan untuk nyudutin kak arya atau siapa pun vin" ucap lusi merangkul vivin

"Iya gue paham, kalian berdua ngak usah berdebat lagi,gue pulang dulu, lo berdua hati -hati"
Dan dijawab dengan lambaian tangan keduanya.
Vivin bingung entah bagaimna dia harus menyikapi semuanya. Salah rasanya jika terus mengabaikan arya,tapi disatu sisi vivin tidak ingin berbicara dengannya tapi vivin ingin mendengar penjelasan dari arya.
Vivin bingung siapa diantara mereka  yang salah , atau hanya vivin yang terlalu berharap dan arya tidak mengharapkannya?, tapi dari semua perhatian arya membuat vivin merasa berada diposisi terbaik dalama hidup arya,  dan arya sangat baik dalam hal mempermainkan perasaan vivin.

Sesampai dirumah vivin langsung menuju kamarnya dan memutuskan untuk mengangtifkan kembali ponselnya. Dan benar ada beberapa panggilan masuk dari arya hari ini. Dan vivin langsung mengirim arya pesan menanyakan tujuan arya menghubunginya , walau itu hanya basa-basi agar arya menghubunginya.
Setelah beberapa menit,ponselnya bergetar dan itu benar panggilan masuk dari arya, vivin sangat senang dan gugup

"Halo kak..ka arya" dan ini kali pertama vivin segugup ini berbicara dengan arya

"Kenapa ponsel mu tidak aktif semalam? Kamu benar-benar ingin aku pergi vin?"

Mendengar balasan dari arya membuat vivin bingung apa maksud dari ucapannya. Vivin diam sebentar tidak tahu harus merespon bagaimana.

"Kenapa kamu diam vin,jawab apa benar kamu mengabaikan ku?  Ada banyak hal yang harus aku sampaikan vin"

"Harusnya kak arya paham dengan keadaan kak, jangan seolah kak arya yang benar" ucap vivin tak mau kalah membals ucaoan arya

"Jangan melihat semuanya dari satu sisi vin, aku tahu kamu benar -benar marah tapi itu tidak seperti yang ada dalam pikiran mu sekarang"

"Kak arya jangan pura-pura tahu apa yang vivin rasakan"

"Aku minta maaf, jangan benar-benar mengabaikan ku vin" ucap arya suaranya sedikit memelan dari sebelumnya

"Aku tahu aku salah, dan tiba-tiba membuat postingan itu,aku tidak ada apa-apa dengan perempuan yang kamu lihat itu, dia sudah punya pacar dan kami sangat dekat "

"Aku tahu kak arya punya banyak teman, tapi kenapa harus membuat vivin kecewa lagi kak?"

"Hari ini aku benar-benar ragu dengan kak arya" ucap vivi memelankan suaranya,ingin sekali vivin meluapak semua kemarahannya kepada arya.

"Jangan abaikan aku lagi vin, aku tahu aku salah dan aku sudah mengakui semuanya,maaf sudah membuat mu ragu" ucap arya. Vivin bingung dengan sikap arya yang datang membawa kecewa dan kembali dengan membawa harapan .

"Ini terakhir kali kak arya buat vivin kecewa, vivin ngak bisa menunggu hal yang tidak pasti yang ujungnya kembali menjadi ragu  kak. Dan vivin harap kak arya paham" ucap vivin dan mematikan panggilan secara sepihak.
Setelah mengeluarkan semua kekecewaanya vivin merasa lega , tapi merasa bersalah atas ucapannya yang mungkin menyakiti hati arya. Tidak ada yang bisa vivin lakukan kecuali mengucapkan hal itu kepada arya, berharap arya paham dan mengerti perasaanya.

Selamat membaca, semoga kalian suka jangan lupa tinggalkan vote dan komentar kalian
Terimakasih

ARVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang