Bab 6

123 11 3
                                    

Happyreading~
#Welovejaehyun































Rasanya kadar kasianku bertambah dengan jaemin, dia tertidur lagi disofa persis hari kemarin. Sudah begitu fansnya didepan juga menguntitnya sampai rumah.

Aku harap jaemin bisa selalu bahagia.

Kupandangi wajahnya yang lelah dan pucat itu dari tempat aku berdiri, benar dia tampan dan sangat tampan. Sampai aku tersenyum kecut melihatnya yang kelelahan.

Andai waktu tidak memberinnya kesempatan menjadi seorang idol pasti kita bisa akrab lagi seperti dulu, pasti dia bisa hidup bahagia seperti manusia pada umumnya.

Tanganku tanpa sengaja menyentuh dahinya yang tertutup rambutnya itu, aku langsung tertegun.

PANAS SEKALI.

Pantas saja wajahnya pucat.

"Jaemin, jaemin jaemin" ujarku panik dan langsung duduk disebelahnya.

Dia terbangun langsung dan menatapku dengan lesu, tidak kaget seperti kemarin. Nafasnya jadi berat, saat kupegang tangannya secara reflek rasanya dingin.

Dia demam.

"Ayo kekamar lo, lo demam. Gue anterin" langsung aku membantunya bangun dan menuju kamarnya.

Ransel miliknya aku raih, agar dia dapat berjalan dengan enteng. Walaupun begitu aku tetap membatunya.

Pada dasarnya walaupun dia lemas dia tetap berat saat aku bantu jalan, karena kan ini tubuh cowok. Mana sebanding denganku yang kecil.

"Lo istirahat dulu ya dikamar, gue panggil dokter dan ambil makanan dulu dibawah"

Dia mengangguk lemah, namun bibirnya sempat tersenyum denganku. Membuat aku yang keluar dari kamarnya jadi reflek tersenyum sendiri karenanya.

"Mas jaemin sakit non, wah besok dia musti libur ambil cuti" kata simbok, pegawai rumah paman yang sudah lama sekali bekerja disini, sejak jaemin kecil pun sudah bekerja.

"Bisa ya mbok ambil cuti?"

"Bisa dong non, tapi apa papahnya mas jaemin gamarah"

"Yakan anaknya sakit, lagian mereka pulang bulan depan. Tumben banget"

"Iya juga ya non"

Tidak aku gubris lagi, bingung saja melihat jaemin sakit tanpa ada orang tuanya. Terlebih aku jadi seperti sangat memikirkannya, yang padahal biasanya aku tidak perduli sama sekali. Pikiranku jadi, ini harus gimana? Apa dia ga risih sama aku? Dia lama ga ya sakitnya? Aku harus gimana sama dia? Kenapa bisa gini? Dia udah minum obat belum ya? Kok gue jadi gini?.

"Anterin ke kamarnya ya mbok buburnya, kata dokter obatnya 3X sehari setelah makan. Kaita mau istirahat juga"

--
Sebenarnya besok tidak ada acara apapun, jadi aku bisa langsung pulang dan tidur. Tapi karena salah satu saudaraku menelfon dan minta bertemu aku jadi batal untuk pulang cepat.

Ditambah ada orang sakit dirumah aku jadi tidak tega dengan simbok yang sudah sibuk mengurus rumah.

Ahh aku ini kenapa si jadi memikirkan jaemin!.

Tiba-tiba saja ada suara telfon berdering keras sekali, tapi bukan milikku.

Pasti punya jaemin.

Idol JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang