BAB VII

17 1 0
                                    

Hari ini kediaman Haocun sedang sibuk-sibuknya. Para pelayan di kediaman itu sibuk kesana-kemari mempersiapkan sesuatu.

Ya, hari ini adalah hari pertunangan tuan Haocun dan nona Qixuan. Tentu saja semua orang sangat sibuk.

Tapi tidak dengan orang itu.

Mei Yin terlihat sedang asyik termenung. Sejak kemarin ia tidak mau keluar dari kamarnya. Seolah kamarnya adalah taman surgawi yang sangat amat sayang untuk ditinggalkan.

Ia masih pada posisi berbaring di tempat tidur. Ia menatap kosong kearah langit-langit kamarnya. Teringat kejadian beberapa hari lalu tentang pembicaraan antara Haocun dan nona Qixuan.

Semenjak Haocun menerima lamaran pernikahan dari nona Qixuan, Haocun memutuskan untuk bertunangan lebih dulu sebelum mereka berdua melanjutkan ke tahap berikutnya, menjadi suami istri. Haocun berharap melalui pertunangan ini, mereka berdua bisa saling mengenal satu sama lain.

Sungguh bijaksana sekali kak Haocun, sangat memikirkan perasaan nona Qixuan. Orang yang baru ditemuinya. Lalu bagaimana dengan perasaanku?

Sejak hari itu, tidak ada lagi senyuman yang terukir di bibir mungil milik Mei Yin ketika bertemu Haocun. Hilangnya senyuman itu, seolah mengisyaratkan bahwa dia sedang protes terhadap kakaknya.

Tapi meskipun ia marah dan kesal pada keputusan kakaknya, aksi protesnya percuma, Haocun tidak peduli. Hari ini, pertunangan itu tetap akan dilangsungkan. Mei Yin tidak berdaya. Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan untuk mengubah keputusan kakaknya. Pertunangan ini memang harus terjadi atas seizin langit. Bahkan langit pun mendukung kisah cinta mereka.

Sungguh tragis.

Mengingat lagi tingkahnya beberapa hari ini, ia tersenyum datar. Disaat bersamaan ia pun seperti ingin menangis. Ia sendiri bingung ingin berekspresi seperti apa. Yang dia tahu hanyalah ia sedang patah hati.

Tubuhnya begitu lemah ketika ia ingin bangun tadi pagi. Apakah ini efek dari patah hati itu? Apa ia belum rela?

Rasanya Mei Yin ingin berteriak dan menyuruh Haocun untuk segera menghentikan acara pertunangan ini dan mengusir nona Qixuan. Lalu selanjutnya apa?

Bilang pada semua orang bahwa dia memiliki perasaan terlarang terhadap kakaknya sendiri?

Walaupun mereka bukanlah saudara kandung, tapi ia tumbuh besar dibawah asuhan Haocun. Haocun lah yang merawat Mei Yin sejak bayi. Beginikah cara Mei Yin membalas kebaikan Haocun? Mempermalukannya dihadapan semua orang?! Menjadikan diri sendiri sebagai bahan olokan seumur hidupnya?!

Mei Yin masih waras.

Mei Yin memegangi kepalanya yang terasa sakit. Ia tidak sanggup lagi berpikir. Apa dibiarkan begitu saja sebagaimana mestinya? Toh ini cuma cinta sepihak. Baru juga mulai. Baru tiga tahun. Pasti segera lupa...

Iya kan?

Mungkin...

Saat Mei Yin sedang sibuk berpikir, terdengar pintu kamar diketuk dari luar. Nuwa masuk membawakan gaun merah yang masih baru untuk dikenakan Mei Yin pada acara pertunangan siang ini.

"Lihat nona Mei Yin... Nuwa membawakan gaun baru untuk nona kenakan... Motifnya sangat cocok digunakan pada acara pertunangan sebentar malam... Gaun ini dipilih sendiri oleh tuan Haocun... Beliau benar-benar memperhatikan segala keperluan nona...". Nuwa terus saja mengoceh tanpa memperhatikan kalau Mei Yin tidak peduli dengan semua itu.

Ia tidak ingin hadir di acara pertunangan Haocun dan nona Qixuan.

Ia ingin sendirian saat ini. Kalau perlu ia ingin menghilang saja dari muka bumi.

CINTA SEINDAH MIMPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang