PD3.

167 4 2
                                    

Author POV

Di pagi hari seorang gadis tengah memakai bajunya di apart temannya.

"Lun Mao kemana lo?"tanya Sica yang baru saja terbangun dari tidurnya.

"Luna mau pulanglah, nanti bunda khawatir anaknya ga pulang-pulang hehe" jawabnya sambil tertawa ringan.

"Lun gimana kalo Lo hamil lun" ujar Sica panik.

"Luna udah siap ko Nerima semua itu, mungkin ini hadiah dari Tuhan untuk Luna" jawab Luna sambil tersenyum miris.

"Kalo lo beneran hamil dan nanti lo ketemu cowo itu lagi, dan cowo itu Mao bertanggung jawab buat nikahin lo apa Lo mau?"tanya Sica penasaran.

"Kalo itu aku belum tau" sambil terus merapihkan baju, Luna terus teringat dimana mahkota yang selama ini dia jaga dengan baik telah direnggut paksa oleh orang yang sama sekali ia tak kenal.

"Luna udah rapih nih,, Luna pamit pulang dulu ya dadahh Sica hati-hati"

"Jangan sering ketempat itu lagi Sica perempuan gabaik buat Sica" beritahu nya sambil terus berjalan kearah pintu apart.
....

Sesampainya dirumah ia tak menemukan bundanya maupun ayahnya, Luna langsung menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Setibanya dikamar ia langsung menidurkan dirinya diatas ranjang kesayangannya itu, tak lama kemudian mata Luna terpejam dan mulai terbawa ke alam bawah sadar.

drrtt drrttt....

Bunyi telfon miliknya itu membuatnya harus terpaksa terbangun dari tidur nyaman nya.

"Halo Luna kamu sudah pulang nak?"

"Iya Bun aku udah pulang ko, ini tadi lagi tidur kebangun karena bunyi handphone"

"Oalahh maafin bunda, bunda gatau kalau kamu lagi tidur, yaudah hati-hati dirumah ya bunda lagi jenguk abangmu dulu mungkin pulang nanti malam"

"Iya bunda gpp yaudah Luna laper mau makan dlu ya dadahh" ucap ku sambil mematikan sambungan telepon.

Sekedar info, aku mempunyai Kaka laki-laki yang bernama Devanodeagra Putra Wijaya, ia sekarang berada di Bandung. Ka Devan tadinya kuliah di luar negeri tepatnya di Amerika, tetapi pindah karena mendengar kabar nenek sakit, dan ia mau menjaga nene yang sedang sakit dan berpindah kuliah. Belibet aku ngetiknya:v

Luna sedari tadi merasa lapar dan iapun turun kebawah tepatnya menuju ruang makan, tetapi disana tidak ada makanan sama sekali.

" Bi Imah kemana ya, aku laper." Luna mengambil kunci mobil dan menuju bagasi untuk mengeluarkan mobilnya.

Mobil yang Luna kendarai berhenti di salah satu restauran, dan memesan beberapa makanan untuk mengisi perutnya yang sudah sangat lapar.

"Ini nona pesanan anda" ucap pelayan itu sambil menata makanan yang ku pesan tadi.

Aku langsung memakan makananku dengan lahap, tetapi tidak dengan cara yang memalukan ya ehhe.

Saat sudah selesai makan tiba-tiba seorang lelaki tampan datang ke mejaku sambil berkata,"heii, sangat senang bisa bertemu dengan mu lagi" ucap lelaki itu yang sudah duduk didepan ku.

"Aku belum mengijinkan mu duduk didepan ku" walaupun aku kaget tetapi aku langsung memasang wajah seperti biasanya.

"Ohh maaf aku tidak ijin dengan mu dulu" ucapnya dengan santai.

"Aku belum tau namamu siapa"

'Luna takut bundaaa' ujarku dalam hati.

"Tenang saja aku tidak akan ngapa²in kau, aku hanya ingin meminta maaf atas apa yang sudah aku lakukan, sungguh itu semua diluar kendali ku" ucapnya sungguh².

PERNIKAHAN DINI.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang