PD4.

137 3 0
                                    

Satu bulan sudah terlewat dimana kejadian buruk yang sudah hampir Luna lupakan, tetapi gagal karena ada yang lebih buruk dari kejadian satu bulan lalu.

Luna hamil anak lelaki itu, Luna tak tau harus berbuat apa.kandungannya memasuki 2 setengah minggu, Luna sangat hancur ketika mendengar perkataan dokter kalau ia tengah mengandung.

Pikirannya sekarang ialah orang tuanya dan abangnya, ia takut mengecewakan semuanya, ia sangat amat rapuh.

"LUNAAAAAA!!!" teriak Sica tepat disamping telinga Luna dan membuat Luna terkejut bukan main.

"Astaga Sica, Luna kaget tauu ihh, kenapa si teriak-teriak kaya gitu untung Luna ga jantungan" kesal Luna.

"Hehe abisnya Lo dari tadi gue panggil ga nyaut-nyaut jadinya gue teriak deh, maafin deh ya" balas Sica sambil menyengir tak jelas.

"Ihh iya iya, terus kenapa Sica manggil Luna?"

" Itu gue perhatiin Lo ko dari tadi bengong mulusi, mikirin apa lun?" Kepo Sica.

"Ahh it itu, an-annu Luna ga mikirin apa-apa ko" jawab Luna gagu.

"Lun Lo gabisa bohong sama gue, kita udah temenan lama Lun gue tau dari raut wajah Lo itu,Lo lagi nyimpan masalah besar" jelas Sica.

"Insyaallah nanti Luna cerita sama Sica" ucap Luna sambil menundukkan kepala.

"Yaudah gapapa, tapi Lo jangan bengong lagi nanti dimarahin Bu omi baru tau rasa Lo" Luna hanya menganggukkan kepala mendengar ucapan Sica.

Tiba-tiba guru piket datang dan memberi informasi untuk kelas nya ini.

"Assalamualaikum, anak-anak maaf ganggu waktunya sebentar ibu kesini mau menyampaikan kabar baru untuk kalian, kalian akan mendapat teman baru hari ini" seorang lelaki tampan memasuki kelasnya dengan tatapan datar.

"Silakan Arvhino perkenalkan dirimu nak" ucap Bu omi, dan lelaki itu pun memperkenalkan dirinya masih dengan tatapan datarnya itu.

"Nama gue Larvhino Anantho Samuel Ethand, salam kenal" ucapnya.

"Luna Lo kenapa?" Tanya Sica dengan muka panik saat melihat temannya keringat dingin.

"Akk-akku gpp ko" ucap Luna sambil tersenyum paksa.

Sica tau sahabatnya itu tengah berbohong.

"Cerita sekarang" ucap Sica dengan nada serius.

"Ittt-itu dia cowo yang tadi yang ituin Luna"jujur Luna dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Ssstt udah ya, tenang aja bisa diomongin baik-baik kalau nanti ada apa-apa, gaperlu takut oke" ucap Sica menenangkan.

Luna hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Arvhino kamu duduk dibelakang sana ya" tunjuk Bu omi kearahku dan Sica.

Aku pun menegang saat aku dan Sica di tunjuk sama Bu omi.

Arvhino pun mulai berjalan kearah belakangku. Arvhino sempat menatapku dengan tampang yang tak berubah datar.

*****

"Baiklah anak-anak, pelajaran ibu sampai disini dulu, tolong dipelajari dirumah ya" ucap Bu Meli sambil berjalan ke arah keluar kelas.

Sica melihat Luna panik, karena Luna kaya orang sedang menahan sesuatu muka Luna pucat dengan tangan yang memegangi perutnya.

"Lun Lo kenapa?" Tanya Sica sambil berdiri dan mendekat kearah Luna.

"Aku gapapa ko" ucap Luna sambil terus memegangi perutnya.

PERNIKAHAN DINI.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang