Part 34

147 7 0
                                    

Happy Reading❤



Kini seorang gadis sedang duduk bersantai di balkon kamarnya dengan secangkir teh hangat dan di temani oleh bintang yang bertaburan di langit yang gelap. Hari berganti hari malam berganti malam semua hal telah dilalui.

"Apa gue terima aja ya erlan jadi pacar gue kesan nya gue kaya gantungin dia" gumam nya.

Retta kini mulai menyayangi Erlan lebih dari sekedar teman dirinya selalu merasakan kenyamanan saat berada di dekat Erlan. Jika ia boleh meminta Retta ingin bersama dengan Erlan selama nya. Namun, ia berusaha meyakinkan hati nya untuk Erlan yang memiliki perasaan yang dalam untuk nya.

Tiba - tiba ia teringat dengan Vita rival abadi nya yang ingin merebut Erlan dan ia juga teringat pada anak baru yang bernama Raisa saat ia menatap Erlan dengan tatapan memuja. Entah mengapa ia merasa takut kehilangan Erlan dan ia akan tetap menjaga apa yang ia punya.

Drtt  drtt drtt

Erlan is calling...

Retta membulatkan mata nya ketika ia tahu siapa yang menelpon nya dan ia segera menerima panggilan itu.

'Malem my sweetheart'
'Malem juga'
'Lo belom tidur rett'
'Belom nih gak bisa tidur gue'
'Kenapa mikirin gue ya'
'Ish geer deh'
'Beneran'
'Iya lah wle'
'Iya apa'
'Iya gak mikirin lo'
'Mikirin gue gak'
'Nggak erlan'
'Iya gak'
'Gak'
'Gak iya'
'Iya'
'Ehh'
'Haha...kena kan'
'Lo mh nyebelin er'

Retta tersenyum malu saat Erlan menggodanya dia selalu saja bisa menebak apa yang Retta pikirkan aneh memang. Retta bahagia bisa mengenal cowok dingin tetapi romantis itu nyaman adalah hal yang sangat melekat di dirinya saat dekat dengan Erlan.

Retta beranjak dari duduknya dan mulai membaringkan tubuhnya di kasur king size kesayangannya. Dengan senyum yang masih tercetak jelas ia memejamkan mata nya perlahan senyum itu memudar dan di gantikan alam bawah sadar.

Hari berganti hari tak terasa sebentar lagi akan melaksanakan tes akhir semester semua pelajar sibuk mempersiapkan diri dengan belajar. Retta sudah siap dengan seragam sekolahnya lengkap tanpa ada yang kurang hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar karena akan di adakan tes akhir semester atau tes kenaikan kelas untuk kelas 10 dan 11 maka hari ini semua warga sekolah membersihkan ruangan dan sekolah.

Anggota osis pun ikut serta membersihkan area sekolah begitu juga Retta Jeni dan Dira mereka kini sedang membersihkan koridor kelas 11.

"HAY GUYS MORNING BABANG RAFI YANG GANT-" teriak Raffi dan langsung mendapat tatapan tajam dari teman - temannya.

"Heh ini sekolah bukan hutan" ujar Dira jengah.

"Jen noh pacar lo" ujar Retta tidak habis pikir.

"Ihh bukan pacar gue" ujar Jeni.

"Beb kok kamu tega sih" ujar Raffi mendramatis dan sontak semua yang melihatnya pun jijik.

"Pacar gue tuh waras gak kaya orang gila" ujar Jeni dan semua nya tertawa mendengar ucapan Jeni.

"Kak Retta anggota osis suruh kumpul di lapangan" ujar Gea siswi kelas 10 dan mendapat anggukan dari Retta.

"Jen mo ikut kagak" tanya Retta.

"Ikut dong" ujar Jeni bersemangat.

''Jadi berasa kek anggota osis gue" ujar Jeni tertawa.

Mereka berjalan beriringan menuju lapangan basket dan sudah ada Erlan di sana yang sedang duduk bersandar sambil memainkan ponselnya. Kemudian mereka berbaris dan mendengarkan penjelasan dari kepala sekolah.

"Untuk anggota osis kalian semua mendampingi kelas 10 yang sedang membersihkan ruangan. Kalian mengontrol dan membantu jika ada yang mengalami kesulitan paham semua" ujar Pak Aldi kepala sekolah.

"Paham pak" ujar mereka serempak.

Retta menghampiri Erlan yang sedang bersandar di bawah pohon sambil memainkan ponselnya.

"Hem nyantai terooss" sindir Retta sambil duduk di sebelah Erlan dan Erlan pun tersenyum.

"Ketos mah bebas" ujar Erlan bangga.

"Dih ketos tuh seharusnya mengayomi anggota nya membantu keperluan lainnya ini malah bobo syantik dibawah pohon" ujar Retta jengah dan tidak habis pikir pada Erlan disaat yang lain sibuk membantu dan dia dengan watadosnya bersantai ria di bawah pohon.

"Iya bawel bangett sih" ujar Erlan mencubit pipi Retta dan yang dicubit tentu saja tidak terima.

"Woyy lo berdua pacaran mulu" teriak Raffi yang kini sedang memunguti sampah.

"Ihh sumpah lo lucu bangett sih raff mungutin sampah ampe muka lo belepotan gitu" ujar Retta tertawa ngakak dan Erlan pun juga tertawa karena kini wajah Raffi kotor belepotan tanah.

"Jeni pasti nyesel punya pacar modelan kaya lo" ujar Erlan tertawa dan Raffi hanya nyengir .

Kegiatan kerja bakti pun sudah selesai dilaksanakan dan sekarang mereka sedang mengantri di kantin karena kelelahan ada yang duduk sambil mengobrol ria ada juga yang rebahan di kantin wkwk.

Retta bersama Jeni dan Dira saat ini berada di kantin memakan makanan yang tersedia di meja mereka sambil ngrumpi ala anak milenial wkwk kebersamaan sejak smp suka duka telah dilewati bersama menjadikan sebuah persahabatan.

"Kalian inget gak waktu si jeni di godain satpam sekolah nangis ampe gak mau keluar kelas haha" ujar Retta tertawa sambil mengingat kembali memori masa smp nya.

"Nah iya gue inget nih rett sampe kita harus telpon mama papa nya baru dia mau keluar" timpal Dira dan kedua nya tertawa.

"Ihh lo mah gitu itu kan masa lalu" ujar Jeni malu.

"Ye gapapa kali jen biar jadi kenangan" ujar Retta.

"Anjerr kenangan mcem apa kek gitu haha" ujar Jeni dan mereka tertawa bersama indahnya persahabatan.

Tiba - tiba terdengar suara keributan di kantin dan ada Erlan disitu dengan wajah datar juga tunggu mengapa ada Raisa di sana ia seperti sedang membersihkan baju Erlan. Retta yang penasaran pun mendekat ke arah mereka untuk menanyakan apa yang sebenarnya diributkan.

"Er lo kenapa kok baju lo kotor" tanya Retta.

"Maaf ya erlan gue gak sengaja nabrak lo sini gue bersihin" ujar Raisa mencoba membersihkan kotoran di baju Erlan namun tangannya ditespis kasar oleh Erlan.

"Gak perlu" ujar Erlan datar.

"Halah...modus tuh" sindir Jeni.

"Caper banget sih jadi cewe" ujar Dira sinis.

"Yaudah sini gue bersihin" ujar Retta sambil mengambil tisu lalu membersihkan baju Erlan yang terkena tumpahan mie dan Erlan tidak menolak.

Sementara Raisa memandang Retta yang sedang membersihkan baju Erlan dengan tatapan sinis.

"Heh anak baru napa tuh mata minta di colok" ujar Raffi sinis.

"Ngiri kayaknya" timpal Ricky.

Raisa berbalik meninggalkan kantin entah kemana yang pasti dia sudah dipermalukan di depan semua orang ia benci terutama pada Retta.

"Rett liat noh kelakuan si ana baru" ujar Jeni kesal.

"Generasi nya si vita" ujar Retta dan semua yang mendengar ikut tertawa.


Vote and Coment😊

Retta Erlan❤

Gretta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang