Part 22

169 6 0
                                    


Happy Reading❤




"Ohh jadi lo minta temenin gue nyari kado" ujar Retta.

"Iya gue gak tau ret apa yang disukai sama cewe" ujar Erlan.

"Peka dong" ujar Retta dengan nada menggoda.

Erlan menatap Retta lekat dan tersenyum manis membuat jantung Retta berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Apa liat - liat mau gue colok" ujar Retta dengan wajah yang galak.

"Mau" ujar Erlan spontan.

"Ihh lo ngeselin banget sih er" ujar Retta melangkah meninggalkan Erlan dengan kaki yang dihentakkan terlihat gemas dan lucu di mata Erlan.

"Lo bakal jadi milik gue ret" gumam Erlan tersenyum.

Setelah seharian memilih barang yang cocok untuk kado akhirnya selesai juga. Betapa pusingnya Erlan mengikuti Retta kemana pun ia pergi memilih barang yang cocok dan Retta pun diam - diam membeli sesuatu untuk calon mertua nya wkwk.

"Pulang yuk cape inces tuh" ujar Retta dengan wajah kelelahan.

"Iya sayang" ujar Erlan.

Retta menaiki motor dan Erlan langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Kini mereka sampai di rumah Retta terlalu sore mendekati malam bahkan matahari pun sudah hampir tenggelam sempurna.

"Er lo mampir dulu deh ya" ajak Retta.

"Udah sore banget gue langsung pulang aja" ujar Erlan.

"Gue gak nerima penolakan udah sore banget er gak baik gue takut lo kenapa - kenapa'' ujar Retta ada nada cemas.

"Hem ya udah gue di rumah lo dulu sekalian sholat" ujar Erlan.

"Nah gitu dong yuk masuk" ujar Retta tersenyum manis.

Mereka masuk ke dalam rumah Retta dan sudah ada Giska yang sedang memainkan ponselnya dan tersentak kaget karena Retta bersama Erlan.

"Ehh ada kak Erlan" ujar Giska tersenyum malu.

"Er gue ke kamar dulu ya" ujar Retta dan di angguki Erlan.

"Lo adiknya Retta ya" tanya Erlan memecah keheningan.

"Iya kak" ujar Giska.

"Oh ya kak aku mau nanya nih" ujar Giska.

"Apa" tanya Erlan.

"Apa bener kak Erlan punya adek namanya Ervan" tanya Giska penasaran.

"Kamu tau dari mana" tanya Erlan bingung.

"Ervan itu temen aku temen deket kak dan dia bilang kalo kak Erlan itu kakaknya" ujar Giska.

"Iya tu bocah adik gue" ujar Erlan santai.

"Ihh seru dong berarti aku sama Ervan bakal jadi adik kakak" ujar Giska antusias. Dan Erlan tersentak kaget mendengar ucapan Giska dia terlihat antusias dan memberi lampu hijau untuk bisa mendekati kakaknya.

"Seneng banget keliatannya" ujar Erlan yang masih bingung sekaligus senang.

"Iya dong aku mau kak Erlan yang jadi kakak ipar aku. Aku yakin kak Erlan sayang banget kan sama kak Retta. Aku gak mau ada yang nyakitin hati nya kak Retta lagi kaya bang Randy" ujar Giska.

"Emang kenapa" tanya Erlan penasaran.

"Sebenarnya bang Randy itu sayang juga sama kak Retta tapi caranya yang salah dan dia terlalu terobsesi dengan hobi nya aku gak suka sifat dia yang malah nyakitin orang lain" ujar Giska.

"Kayaknya kak Retta juga masih ada rasa sama tuh orang tapi aku minta tolong sama kak Erlan bikin kak Retta tuh lupa sama tuh orang gedeg gue liat dia" ujar Giska kesal.

"Kenapa kamu benci banget sama dia" tanya Erlan.

"Ya karena dia jahat kak cuma manfaatin kak Retta doang nih ya kak Retta tuh pinter orangnya cerdas jago dalam hal apa pun termasuk balap motor" ujar Giska dan Erlan menatap Giska cengo bagaimana mungkin gadis seperti Retta memiliki nyali sebesar itu hingga mengikuti balap motor.

"Retta balapan" tanya Erlan.

Namun belum sempat Giska menjawab pertanyaan Erlan Retta sudah datang dengan secangkir kopi dan makanan ringan.

"Ngomongin apa sih seru banget kayaknya" tanya Retta sambil meletakkan minuman dan snack nya di meja.

Giska memberi kode pada Erlan agar tidak memberitahu apa yang mereka bicarakan dan Erlan pun mengerti.

"Cuma ngobrol biasa biar gak canggung aja kan nanti kalo udah jadi kakak ipar aku aku gak perlu malu sama kak Erlan" ujar Giska dengan watadosnya dan Retta tersentak kaget apaan adiknya ini bikin malu aja.

"Ish giska apaan sih" ujar Retta setengah berbisik tapi masih bisa di dengar oleh Erlan.

"Gapapa ret sans aja" ujar Erlan.

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk oleh seseorang dan Giska langsung beranjak membuka pintu.

"Kak aku mau nemenin Fira ya soalnya dia sendirian orang tuanya lagi ke luar kota boleh ya kak besok pulang deh" ujar Giska dengan wajah memelas.

"Ya udah sana hati - hati dek" ujar Retta.



Like Vote and Coment😚

Retta Erlan❤

Gretta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang