PART 2

5.5K 362 32
                                    

HAPPY READING 📖
_
_
_

Hari Minggu ini Sandra berencana untuk joging bersama papanya keliling taman yang ada di kompleknya. Tapi papanya bilang ada urusan yang sudah papanya sepakati seminggu lalu jadi tidak bisa ikut.

Sandra berlari pelan sendirian, sebenarnya ia sudah terbiasa sendiri tapi karena sudah memiliki rencana joging bersama papanya ia menjadi sedikit malas. Bukan hanya dirinya yang ada di sana tapi banyak pasangan muda mudi yang satu tujuan dengan Sandra, hanya saja mereka membawa pasangan sedangkan Sandra tidak.

Saat ini Sandra sudah berkeliling sebanyak lima kali putaran karena memang taman ini berukuran sedang. Kemudian ia berhenti dan duduk di rerumputan taman, meminum air mineral yang ia beli sebelum berlari tadi hingga tersisa separuh botol.

Penglihatan Sandra kini terfokus pada anak kecil perempuan yang sedang berbicara kepada teman laki-lakinya--mungkin. Tapi lama-kelamaan suara anak perempuan itu sedikit menghilangkan tergantikan dengan suara sesenggukan. Tak tahan melihat itu Sandra langsung menghampiri kedua anak tersebut.

"Dek, kenapa nangis?" tanya Sandra.

"Hiks hiks kakak itu jahat. Tadi Fira hanya meminjam bolanya sebentar saat kakak itu pergi membeli minum tapi sekarang dia marah-marah sama Fira hiks," jelas anak itu. Sandra mengangguk tanda bahwa ia paham. Lalu menoleh ke arah anak laki-laki itu dan kembali bertanya seperti apa kejadiannya.

"Dia meminjam bolaku tapi tidak bilang dulu kak, kalau dia bilang aku tidak akan memarahinya. Bunda bilang kita tidak boleh meminjam barang orang tanpa sepengetahuan pemiliknya," bela anak itu.

Sekarang sudah jelas permasalahannya, kemudian Sandra menjelaskan kepada anak yang memanggil dirinya Fira bahwa seharusnya ketika ia ingin meminjam barang orang harus meminta izin kepada pemiliknya terlebih dahulu agar tidak terjadi pertengkaran seperti ini, Fira mengangguk paham.

"Maafkan Fira, kak. Fira tidak minta izin kepada kakak saat meminjam bolanya," kata Fira sambil mengulurkan tangannya. Sedetik kemudian uluran tangan tersebut di balas kembali.

"Tidak apa-apa. Lain kali harus meminta izin dulu. Mau main bola sama kakak?" tawar anak laki-laki.

"Iya. Terima kasih kakak cantik," Sandra mengangguk tersenyum ketika melihat kedua anak itu bermain bersama, seperti kakak dan adik.

Tanpa Sandra sadari beberapa langkah di belakang ada seseorang yang mengamatinya dari awal. Saat Sandra berbalik badan ia terkejut melihat pria semalam, siapa namanya? Gara? Gaga? Gatra? Ah ya Gatra.

Di lihat dari pakaiannya dia juga sedang berolahraga. Sandra tidak tau harus apa, menyapa? Ah, Sandra masih canggung setelah kejadian kemarin saat dia meninggalkan Gatra sendirian.

"Lagi joging juga Om?" tanya Sandra setelah memberanikan diri.

"Kamu panggil saya Om kamu tidak salah? Heii, saya baru berusia dua puluh lima tahun tidak pantas di panggil Om sama kamu," protes Gatra saat mendengar Sandra memanggilnya Om.

"Tapi kan sama aja udah tua," ejek Sandra yang membuat Gatra geram.

"Berapa usiamu sekarang?"

"Delapan belas tahun kenapa tanya-tanya?" walaupun penasaran kenapa pria di hadapannya ini bertanya usianya tak ayal dia tetap memberikan jawabannya.

"Usia saya dua puluh lima tahun sedangkan kamu delapan belas tahun. Hanya selisih tujuh tahun saja, jadi kamu tidak boleh memanggil saya Om!" astaga dia menganggap panggilanku untuknya itu serius, padahal aku hanya ingin bercanda saja.

GATRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang