PART 8

3.4K 246 9
                                    

HAPPY READING 📖
_
_
_

Sandra tidak tau harus melakukan apa. Dia mempersilakan mereka masuk dan duduk, lalu ia pergi menemui orang tuanya untuk memberitahukan siapa yang datang.

– GATRA –

"Ma, ada tamu," bisik Sandra pelan.

"Apa? Mama gak denger," jawab Bela kebingungan.

"Ish, ada tamu, Ma."

"Iya tau. Siapa?"

"Gatra sama--keluarganya mungkin."

"Hah?! Mau ngapain?" tanya Bela terkejut. Pasalnya baru kali ini keluarga itu datang bertamu ke rumahnya. Pasti ada sesuatu yang sangat penting.

Bela berlari menemui suaminya dan berkata sama seperti yang Sandra ucapkan kepadanya.

"Ngapain?" Bela hanya menggeleng.

"Ayo ke sana!" Bagas berjalan terlebih dahulu di ikuti Bela di belakangnya.

"Pak Bagas dan Bu Bela," kata Hendra, papanya Gatra.

"Ah, tidak usah formal, ini juga bukan pertemuan seperti di kantor bukan?" ujar Bagas sedikit berguyon.

"Memang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan."

"Silahkan duduk," kata Bagas dengan ramah.

Sedangkan Bela pergi ke belakang--dapur-- untuk membuatkan minuman dan sedikit cemilan.

Sandra? Dia berada di kamarnya. Tidak berani keluar, bahkan sekarang dia belum mandi dan masih mengenakan pakaian tidurnya. Dia masih memiliki malu, entah apa yang mereka pikirkan saat melihat Sandra tadi.

Sandra masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Berganti pakaian yang lebih sopan dari pada pakaian tidurnya tadi, sedikit memoleskan bedak terakhir memberikan pelembab pada bibirnya yang kering.

"Sandra, ayo keluar," suara Bela membuatnya beranjak dari hadapan cermin.

"Kenapa, Ma?"

"Ayo ada tamu kok malah di dalam kamar. Salim sama Mama Papanya Gatra!"

"Tapi, Ma, Sandra--" belum sempat Sandra menjawab Bela sudah memegang dan menarik ringan tangan kanan Sandra menuju ruang tamu.

Sandra menyalami orang tua Gatra, dan hanya tersenyum mengangguk kecil melihat Gatra dan adiknya.

"Sandra duduk sini!" instruksi Bagas pada anaknya. Sandra mengangguk patuh.

Seketika ruangan ini menjadi hening ketika Sandra sudah duduk di hadapan Gatra.
Gatra sendiri tersenyum manis melihat wajah ayu Sandra.

"Ini yang namanya Sandra? Cantik ya, sopan lagi. Mama suka Gat, kamu pintar juga milihnya," kata mamanya Gatra.

Semua orang yang ada di ruangan itu tertawa geli melihat Sandra dan Gatra bergantian. Sandra bingung dengan apa yang di katakan Mamanya Gatra.

Kamu pintar milihnya?

Apa maksudnya? Sandra seperti orang bodoh di tengah-tengah mereka semua.

"Sekarang Mama percayakan sama Dania kalau kak Sandra orangnya baik?" tanya Dania. Semua pasang mata melihat Dania.

"Iya. Mama percaya."

Sandra memasang tersenyum kikuk.

"Gatra, mau kamu yang bicara atau Papa?" tanya Hendra melihat anaknya.

GATRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang