PART 11

3.2K 216 14
                                    

HAPPY READING 📖
_
_
_

Sandra diam. Ia tidak bisa berbicara, padahal Gatra sudah menuruti permintaannya untuk memecat Diana. Sekretaris yang tidak sopan itu, bukan hanya itu yang membuat Sandra muak tapi juga pakaian yang di kenakan oleh Diana, seperti pakaian wanita nakal.

"Tidak perlu. Lagian aku gak punya hak buat mecat karyawan kamu bukan? Ah, ya satu lagi, aku juga bukan siapa-siapa kamu lagi bukan?"

"Sandra, aku udah minta maaf. Aku akan turutin perintah kamu, aku mohon jangan batalin pertunangan kita. Aku sangat mencintaimu," mohon Gatra seraya memeluk Sandra erat, seakan tidak mau Sandra melepaskan gadis itu.

Biarlah harga diri Gatra jatuh di hadapan Sandra, yang lebih penting sekarang adalah Sandra mau memaafkannya dan melanjutkan hubungannya dengan Gatra. Hanya itu.

"Permintaan aku?"

"Iya. Semua permintaan kamu."

"Oke. Awas Gatra! Aku gak bisa napas."

"Sebentar aja sayang, aku masih pengen kayak gini," ucap Gatra.

"Pegel," akhirnya Gatra melepaskan pelukannya.

Menatap Sandra dalam, tapi yang ditatap malah memalingkan wajahnya ke arah lain. Gatra terkekeh geli melihat rona merah di kedua pipi gadis itu.

"Blushing, eh?" goda Gatra.

"Gatra apaan sih!" Sandra masuk ke kamarnya sambil menghentakkan kakinya kesal. Gatra tertawa begitu keras hingga membuat Bela yang sedang menonton TV penasaran dan menghampirinya.

"Kenapa, Nak?"

"Gak kok, Tante. Itu tadi Sandra lucu, pipinya merah," lalu melanjutkan ketawanya. Bela menggeleng melihat Gatra yang tertawa hingga sudut matanya berair.

"Tan, Gatra boleh masuk ke kamarnya Sandra gak? Gatra janji gak akan macem-macem, suer," kata Gatra meminta izin.

"Oke, Tante bolehin. Tapi seperti kata kamu tadi ya, gak macem-macem sama pintunya jangan dikunci!"

"Siap, Tan," Gatra masuk, melihat Sandra sedangkan bermain ponselnya sambil tersenyum-senyum. Gatra penasaran apa yang membuat Sandra seperti itu, dia mengendap-endap berjalan ke arah belakang Sandra. Ikut melihat isi ponsel milik gadis itu, wow, kalian tau apa? Isinya adalah cowok Korea yang tidak mengenakan pakaian atasnya.

Apa yang bagus dari gambar itu? Bagusan juga perutku! - pikir Gatra.

Gatra menyingkap bajunya sedikit ke atas, membandingkan perutnya dengan perut cowok Korea itu. Gatra jengah melihat Sandra yang tidak selesai-selesai menatap ponselnya. Gatra langsung ikut berbaring, membuat kasur sedikit bergerak dan membuat Sandra terkejut.

"Kamu ngapain disini?!" tanya Sandra.

"Tidur."

"Gak punya rumah sendiri?"

"Punya, belum jadi. Buat kita nanti," kata itu membuat Sandra terdiam. Apakah Gatra sudah merencanakan hingga sejauh ini?

"Buat kita?"

"Iya, gak mungkin juga kan kita terus tinggal sama orang tua kita. Kita harus mandiri, San," terang Gatra mengelus puncak kepala Sandra lembut.

"Sini!" perintah Gatra. Sandra ragu untuk mendekat dengan tubuh Gatra, tapi tidak menolak juga.

Gatra memeluk tubuh ramping Sandra, Sandra sendiri menyenderkan kepalanya di bahu kanan Gatra. Menurut Sandra, ini adalah tempat ternyamannya.

Cukup lama mereka berdua terdiam, akhirnya Sandra mencoba memecah keheningan ini.

GATRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang