HAPPY READING 📖
_
_
_"Gatra, makasih ya udah nganterin aku."
"Iya, sama-sama."
"Mau mampir gak?" tawar Sandra.
"Gak dulu deh, lain kali aja. Lagian habis ini aku harus balik lagi ke kantor, ada berkas yang harus aku tanda tangani," tolak Gatra dengan nada suara halus.
"Maaf ya. Pasti aku ngerepotin ya."
Gatra membulatkan matanya, lalu menggeleng cepat. Sungguh dia tidak merasa di repotkan oleh Sandra, malahan dia senang sekali apabila gadis itu yang meminta sendiri padanya untuk dijemput.
"Kamu sama sekali gak ngerepotin. Aku senang apapun yang berhubungan dengan kamu," kata-kata itu membuat Sandra seketika mendongak menatap Gatra yang lebih--sangat tinggi di bandingkan dirinya.
Hati Sandra bergetar karena ucapan Gatra. Perlahan demi perlahan, sedikit demi sedikit Sandra sudah menyayangi Gatra. Ah, mungkin mencintai pria itu, tapi Sandra takut pada kenyataan bahwa Gatra tidak mencintainya. Cinta sendiri itu tidak enak, sama sekali tidak enak!
Sandra masih melihat Gatra yang tersenyum manis kepadanya.
"Eh, tadi katanya mau ke kantor lagi... Sana gih nanti gak selesai-selesai pekerjaan kamu," sebenarnya Sandra tidak enak mengusir Gatra, tapi saat ini dia sedang berusaha menata hatinya agar cintanya kepada Gatra hilang.
"Kalau gitu aku pamit. Telpon aku kalau ada apa-apa!" setelahnya Gatra memasuki mobilnya kembali dan melakukannya dengan cepat.
– GATRA –
Gatra tau Sandra mengusirnya halus tadi, dia juga tau alasan Sandra tiba-tiba bersikap seperti itu. Gatra orang yang sangat peka terhadap sekitarnya, tidak sulit untuk mengetahui apa yang gadisnya pikirkan.
Gatra harus segera melanjutkan niat baiknya untuk melamar Sandra. Dia yakin pasti Sandra juga mencintainya. Gatra sangat pusing memikirkan kapan ia akan melamar Sandra, entah kenapa hari-hari ini ia sangat sibuk. Bahkan untuk tidur saja ia sangat sulit. Itu sebabnya dibawah mata Gatra terdapat kantung mata yang sedikit menghitam.
Tok...tok...tok...
"Masuk!" perintah Gatra tanpa melihat siapa orang yang mengetuk pintu, dia tetap fokus pada berkas yang ada di depannya.
"Ada apa?" tanya Gatra.
"Ini Pak, hasil keuangan bulan ini Pak." ucap manajer keuangan sambil menyerahkan dokumen tersebut.
"Taruh di atas meja. Akan saya periksa nanti."
"Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi."
"Silahkan."
Gatra menutup mata sebentar. Dia sangat lelah, Gatra berjalan ke kamar yang ada di ruang kerjanya. Sengaja ia buat seperti itu agar jika ia benar-benar tidak bisa pulang karena lembur, ia akan tidur di ruangannya.
Dia merebahkan diri. Tubuh dan pikirannya sungguh lelah. Dia butuh istirahat sejenak yang dapat menyegarkan tubuhnya kembali.
– GATRA –
"Sandra," panggil Bagas kepada putrinya.
"Bentar, Pa," teriak Sandra. Sandra berlari ke arah papanya, mungkin ada yang ingin beliau sampaikan.
"Huh...huh... Kenapa, Pa?"
"Duduklah!" Sandra mengangguk mengikuti perintah Bagas.
"Maafin Papa ya tadi gak bisa jemput kamu. Papa ada rapat mendadak dan tidak sempat memberi tau kamu," jelas Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATRA
RomanceGatra Bayu Sadewa, adalah CEO muda yang berusia 25 tahun. Gatra yang masih betah menyendiri, dengan alasan menikmati masa muda itu dipertemukan dengan seorang perempuan di sebuah acara peresmian Sadewa's Hotel. Sandra Kamila Putri, perempuan yang ba...