Bab 15 - Gagal

25.9K 3.8K 234
                                    

Bismillahirrahmanirrahim... Seperti biasa, syaratnya baca Al-Kahfi dulu.

***

Meskipun sering dihancurkan oleh ekpektasi dan mimpi masing-masing, bukan berarti harus menyerah dan berhenti.

~Senja di Istanbul~
Karya Mellyana Dhian

Follow and tag @senjadiistanbul @mellyana.i

***

Setiap orang menemukan kebahagiaan dengan cara masing-masing. Ada yang dapat menciptakan kebahagiaan dari diri sendiri, ada pula yang bergantung kepada orang lain. Hingga ada yang tersadar bahwa kebahagiaan itu diciptakan diri sendiri dengan bersandar kepada Sang Pemberi Bahagia. Sama dengan cara mencapainya, jenis kebahagiaan pun beragam. Bahagia yang benar benar bahagia atau hanya tipu daya.

Bagi Hamish kebahagiaan seorang muslim sejati tidak di dapat dengan pergi ke bioskop, mall, maupun tempat wisata. Tidak perlu melakukan kegiatan yang terkadang menghabiskan waktu percuma. Sebab kebahagiaan seorang hamba adalah dekat kepada-Nya. Tidak perlu biaya mahal, cukup duduk di masjid, menyatukan hati dengan berdzikir serta membaca Al-Qur'an. Ketentraman jiwa adalah kebahagiaan yang sebenarnya.

Bagaimana cara Allah menghibur nabi Muhammad saat istri dan pamannya meninggal dunia? Yakni dengan menghadiahkan peristiwa isra mi'raj, bukan memberikan 1000 unta. Dari hal ini semestinya umat Islam sadar bahwa Allah telah memberitahukan hiburan yang sesungguhnya bukan harta, melainkan dekat kepada-Nya. Sesuatu yang fana seperti bayangan, semakin dikejar semakin menjauh, namun saat ditinggalkan ia akan mengejar.

Setelah cukup lama termenung, Hamish dikagetkan oleh suara batuk lelaki di sebelahnya. "Minum, Pak," tawarnya.

Lelaki bertopi itu langsung menerima tawaran Hamish lalu batuknya mereda. "Sampai di mana?"

Hamish melihat layar ponsel yang menampilkan google maps. "Pekalongan."

"Masih lama."

"Benar, Mas. Tidur lagi saja."

Perjalanan kereta dari Semarang ke Jakarta membutuhkan waktu enam jam sampai tujuh jam, bergantung jenis kereta yang dinaiki. Sebenernya kantor menyediakan tiket pesawat, tetapi tiket keberangkatan hari ini sudah habis. Ada, tapi maskapai termahal sehingga ia harus menambahi dengan biaya sendiri. Untuk menghemat, Hamish memutuskan mengunakan perjalanan darat, toh ia bisa beristirahat di kereta. Membeli tiket kelas bisnis cukup nyaman untuk tidur.

Kembalinya ke Jakarta yang terkesan terburu-buru membuat sang ibu sedih. Maka dari itu Hamish mengatakan sejujurnya kenapa ia harus kembali ke sana. Ia juga berjanji segera membawa calon menantu ke rumah. Tentu saja ibunya bahagia, sudah lama ia menginginkan anak semata wayang menyempurnakan separuh agama.

Hamish membuka ponsel, melihat deretan story dari kontak. Tidak ada pemberitahuan dari Hawwa padahal enam hari tidak berkabar bagaikan enam tahun. Satu hari melambat menjadi 365 hari. Tidak tahu kenapa gadis itu seperti candu yang berbahaya jika tidak dimiliki.

Istirahat Hamish terusik dengan lelaki di sampingnya yang menyetel video terlalu keras. Hendak mengingatkan, sungkan. Mata Hamish melihat dari sudut, mencoba mencari tahu aktifitas apa yang dilakukan. Ternyata lelaki itu sedang mengikuti trand, berjoget sambil diiringi lagu di aplikasi Dog-Dog.

"Mau ikutan, Mas," tawarnya mengetahui Hamish penasaran.

Tangan dan kaki Hamish menyilang, matanya berkedip cepat. "Tidak, terima kasih."

Senja di IstanbulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang