Patah hati paling disengaja adalah berharap kepada manusia. Agar tidak patah, utamakan Allah daripada mahkluk-Nya.
~Senja di Istanbul~
Karya Mellyana Dhian
Tag dan follow @senjadiistanbul @mellyana.i untuk informasi terupdate.
***
Sebelum azan subuh berkumandang Hamish bergegas bangkit dari tidur. Walaupun rebahan begitu nikmat, tetapi ia tidak mau memanjakannya. Tangan komisaris polisi itu mematikan alarm yang membangunkan dari bunga tidur. Tak usah ditanya siapa yang datang ke dalam mimpi, sudah pasti si patung kuda. Setan memang pandai membujuk manusia.
Kalau belajar dari setan, yang dapat Hamish pelajari adalah sikap gigih dan pantang menyerahnya. Sangat disayangkan sikapnya bertujuan buruk; menyesatkan manusia agar dapat bersama di neraka.
Kebiasaan baik yang Hamish tanamkan sejak mondok di Pesantren Al-Iman adalah ibadah sunah puasa Senin Kamis. Selain mendapat pahala, ia juga telah membuktikan langsung hasil penelitian seorang dokter kalau puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Hamish segera menyelesaikan sahur, tak lupa meminum obat sakit kepala. Hari ini kesehatannya menurun. Namun lelaki itu berusaha melaksanakan rutinitas. Hamish bukan pria pemalas, semakin tubuhnya tidak diajak berkegiatan, bertambah pula rasa sakit. Rebahan lebih lama berakibat pegal linu hingga nyeri otot. Intinya harus memaksimalkan kinerja tubuh sesuai kapasitas yang Allah berikan.
Allah ciptakan akal untuk berpikir. Oleh karena itu Hamish bersyukur bisa penggunakan otaknya menyelesaikan kasus yang rumit. Tidak kenapa-kenapa pusing, itulah proses agar pisaunya semakin tajam. Tak lupa juga merefresh ya dengan membaca Alquran. Sungguh kitab yang diturunkan melalui nabi Muhammad itu sumber obat dari segala obat.
Allah ciptakan pula kaki, tangan, otot, badan, dan anggota tubuh untuk bergerak. Maka dari itu, harus digunakan sesuai fungsinya. Tidak mungkin Allah menciptakan suatu hal tanpa ada manfaat.
Pukul tujuh kurang sepuluh menit Hamish mengendarai sepeda motor menuju stasiun Manggarai. KRL menjadi pilihan, meskipun ia tahu akan over load. Ini akan lebih mengefisienkan waktu ketimbang bermacet-macetan di daerah pengerjaan jalan.
"Komandan Hamish, saya Inspektur polisi satu Diyan Wongso, telah menemukan sebuah file mencurigakan di laptop Pak Gunawan yang berkaitan dengan pembunuhan Balqis," lapor seorang wanita dari sebrang telepon.
"File apa?"
"Rekam obrolan email dari seorang psikolog."
"Baik, saya akan ke kantor pukul sebelas. Tetap jaga rahasia ini."
"Siap, laksanakan, Komandan."
Hamish menunggu di peron, melihat jadwal kereta akan tiba tiga menit lagi, ia pun mempercepat langkah.
Lelaki berseragam cokelat itu memasuki gerbong 2, dekat dengan gerbong khusus perempuan. Perkataan dunia itu sempit terbukti pagi ini, kedua bola mata Hamish melihat gadis bercadar yang tidak asing. Gadis itu terpojok di pintu sebelah kanan. Melihat Hawwa merasa risih dengan lelaki di depannya yang terus mendesak, ia bergerak cepat, berdiri di depan Hawwa.
"Assalamualaikum..."
Tubuh Hawwa terperanjat. Ekspresi itu terlihat manis bagi Hamish hingga ia memberikan senyum simpul.
"Komandan Hamish berdiri di sini siap mengabdi melindungi Patung Kuda," kata Hamish sampul menepuk dada, persis superhero fiksi.
Seperti biasa Hawwa tidak akan meladeni. Kalau saja salam tidak wajib dijawab, pasti ia diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja di Istanbul
SpiritualKomandan Hamish Akbar seorang polisi yang bertugas di Jakarta mendapat waktu libur untuk umrah sekaligus mengeliling kota Istanbul. Tanpa sengaja ia bertemu gadis bercadar bernama Hawwa Az-Zahra. Awalnya Hamish iseng menggoda Hawwa supaya akrab, tet...