Bab 1 - Kamu dan Senja

94.7K 6.6K 531
                                    

Play We Could Be in Love - Christian Bautista, KC Conception.

TRAILER

***

Kamu dan senja itu sama. Indah, tapi sesaat.

~Senja di Istanbul~
Karya Mellyana Dhian

Tag @mellyana.i dan @senjadiistanbul jika kalian share apapun dari cerita ini❤️

***

Istanbul, Turki, awal bulan Agustus. Tatkala langit masih begitu cerah, seorang lelaki menyusuri jalan menuju Selat Bosphorus. Berjalan sejauh satu kilometer membuat wajahnya cukup berminyak, sesekali ia duduk untuk meneguk air putih. Dengan kaki panjangnya, ia tidak membutuhkan waktu lama sampai di tempat.

Lelaki dengan gaya rambut belah samping itu memilih berada di luar kapal, merasakan hawa panas sekaligus angin yang berhembus. Blue Mosque menjadi tujuan pertama. Dari kejauhan sudah tampak enam menara menjulang di sekitar kubah masjid. Ada yang membuatnya tersenyum sebelum memasuki masjid yang berdiri sejak 1616, seorang Turis dari Barat memasang tudung sebelum masuk. Entah ia mualaf atau memang pengunjung yang sangat penasaran dengan bangunan masjid.

Saat langit mulai berwarna orange, perjalanan hampir selesai. Kapal kembali menyusuri Bosporus. Lelaki itu tidak henti mengedarkan pandangan di setiap pantai Bosporus yang dihiasi sejumlah teluk dan pelabuhan. Begitu apik jejeran rumah para nelayan yang ada di sekitar. Semuanya tidak menghentikan kecintaan lelaki itu terhadap kota dua benua ini. Terlebih Bosporus. Gyllius menyebutnya 'Selat yang menggungguli semua selat; dengan satu kunci membuka dan menutup dua dunia, dua lautan.'

Begitu kapal berlabuh, ia masuk ke sebuah kedai, memesan teh kental dengan sedikit es. Usai membayar minuman seharga satu lira itu, Hamish duduk di dekat kaca transparan yang menunjukan pemandangan menakjubkan.

Dilihat dari arah matahari terbenam, siluet lelaki itu tampak menawan. Tubuh tinggi berotot, tuang pipi dan rahang yang begitu tegas dengan hidung normal khas Asia Tenggara. Penampilan kasual dan tas gendong terasa nyaman dikenakan.

"Waalaikumsalam," balas lelaki itu seraya menempelkan ponsel ke daun telinga kanan.

"Hamish Akbar, maaf menggangu waktu cutimu." Suara Komisaris Besar Polisi Burhan Darusman, Kepala Bareskrim metro.

Hamish mengabdi kepada negara di Bareskrim (Badan Reserse Kriminal) polisi daerah Metropolitan Jakarta Raya (Metro Jaya) yang menangani kasus-kasus di daerah ibu kota. Juga meliputi wilayah Tengerang, Bekasi, Kepulauan Seribu, dll.

"Tidak masalah, Pak. Waktu cuti saya juga berkat kebaikan Bapak." Hamish memang mendapat reward dari atasannya karena berhasil menuntaskan kasus besar. Pembunuhan seorang suami yang membuat istrinya jatuh ke kolam, tetapi keluarga merekayasa kematian dikarenakan penyakit jantung yang membuatnya jatuh dan tenggelam. Cukup sulit menemukan terdakwa pada kasus tersebut, karena kejadian sudah berlangsung delapan tahun lalu ditambah jenazah telah dikremasi.

"Saya hanya mengizinkanmu berlibur lima belas hari, bukan membiayai umrahmu," kekehnya dari seberang telepon. "dapat salam dari Nabilla."

"Waalaikumsalam."

Senja di IstanbulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang