“Kau orang dari bawah tanah?”
Badan Chaewon yang diikat di kursi itu gemetar, gadis itu tak mampu menjawab apapun, kecuali sebuah anggukan kecil sebagai isyarat mengiyakan bahwa ia datang dari kota bawah tanah.
“Siapa namamu?”
“K—im, C-Chae—” ia meneguk ludah, susah payah mengendalikan ketakutannya, “Chaewon”
“Oh? Masih punya marga?” ledek sang menteri pertahanan, Kang Daniel, “kupikir kau tidak punya keluarga, eh?”
Chaewon tidak tau harus bereaksi seperti apa, mungkin dia terlalu takut, sampai tidak menyadari bahwa harga dirinya tengah diinjak-injak.
Sang menteri pertahanan itu kemudian menceritakan semua rencana kerajaan pada Chaewon, hal itu jelas membuat si gadis seolah mati terkejut.
“Minggir, Daniel,” tampak Sang Raja, dengan permaisurinya muncul.
Ratu Chaeyeon menatap Chaewon dengan tatapan iba, secuil hati nuraninya tersentil melihat gadis kurus berkulit pucat itu terikat di kursi penghakiman dengan seluruh badan bergetar hebat.
“Jadi, kau anak gadis yang menculik putraku, Hwang Yunseong?” ucap Raja dengan angkuhnya.
Chaewon masih gemetaran.
“Kau juga anak gadis yang sama, yang menghasut putraku supaya berontak pada orangtuanya sendiri?”
Badan kurus Chaewon terhenyak.
Hinaan kali ini menusuk hati Chaewon, karena ia sama sekali tak pernah diajarkan menjadi seorang penghasut oleh Mamanya.
“CHAEWON TIDAK MENCULIK PETITE, APALAGI MENGHASUT!” nada suara Chaewon meninggi.
Air muka Hwang Minhyun mengeras, sehingga Kang Daniel pun maju, “Anak ini—jaga bicaramu, orang bawah!”
Tangannya melayang, hendak mendaratkan tamparan pada pipi Chaewon.
Gadis itu menutup mata, menangis dan kembali gemetaran, berbisik lirih, “T—tolong percayalah, C-Chaewon bukan penghasut, Mama tidak mengajari Chaewon menjadi seperti itu...”
“DANIEL, BERHENTI!”
Tangan Daniel menampar angin, di belakangnya, terlihat Sang Ratu berteriak panik.
“Mundur, biar aku saja,” kemudian ia melangkah mendekat, lalu berjongkok di depan Chaewon yang masih memejamkan matanya, menangis dalam diam.
“Gadis manis, berapa usiamu?”
Netra itu terbuka, pupil cantiknya mengintip, gemetar di tubuhnya berkurang ketika melihat wanita dengan figur wajah luarbiasa menawan itu tengah berjongkok di hadapannya.
Chaewon melirik mahkota dan gaun putih yang teronggok menyentuh tanah, “19 tahun.”
Wanita itu tersenyum, merapihkan anak rambut Chaewon, “Seumuran dengan putraku, kau kenal dia?”
“P-Petite?” sedetik kemudian pupil itu membola panik, “M-maaf, Yang Mulia, maksud Chaewon, putra mahkota Hwang Yunseong.”
Ratu Chaeyeon tersentak melihat ekspresi takut dan karakter Chaewon yang berusaha jelas menampakkan kesopanannya.
Jelas, tidak seperti karakter orang bawah tanah pada umumnya, yang sering orang atas bayangkan.
“Chaewon,” Ratu mengusap air mata Chaewon, “Sudah berapa lama Yunseong mengenalmu?”
“C-Chaewon tidak ingat,” garis wajah Chaewon melunak, “sudah cukup lama, Chaewon rasa.”
“Apa yang anakku lakukan di sana? Di kotamu?”
“Hwang Yunseong tak datang setiap hari, tapi ia pernah membawakan buku dan alat menggambar untuk anak-anak kecil,” gadis itu tersenyum lamat, “dan kami sangat berterimakasih, itu hal yang sederhana, tapi jarang kami dapatkan.”
“Lalu,” Sang Ratu menatap lurus ke dalam mata Chaewon, “benar kau menghasut putraku supaya kau bisa naik ke atas, kemudian setelah itu kau memengaruhinya supaya ingkar pada kami?”
Mata Chaewon berkilat, “Sungguh, Chaewon tidak pernah berani menghasut orang lain,” gadis itu membalas tatapan Ratu, “Mama tidak pernah mengajarkannya, dan demi apapun, Chaewon tidak akan pernah berani melanggar apa yang sudah Mama tekankan.”
Sisi nurani dan keibuan Sang Ratu jelas terketuk sudah.
“Mamamu orang yang hebat, apa Papamu demikian juga?”
“Mama bilang, Papa orang baik,” gadis itu tertunduk pelan, “Mama bilang, Papa akan pulang, Papa akan membawakan kebebasan untuk kami.”
“Di mana Papamu?”
“Maaf, Chaewon tidak bisa menjawab, kami tidak tau di mana Papa sekarang.”
Hati Ratu Chaeyeon hancur. Biarpun hal ini tak pasti, tapi ia berani menyimpulkan bahwa Ibu dari Chaewon adalah korban kebejatan pria kota atas tanah.
Hanya saja wanita itu terlalu polos untuk menyadari bahwa dirinya telah ditipu, hingga terhitung belasan tahun.
Ratu Chaeyeon menangis, tentu saja bukan hanya Chaewon yang terkejut, Sang Raja, dan menteri pertahanan pun demikian.
“Apakah anda Ratu?” gadis itu panik, “R-ratu, jangan menangis, Chaewon tidak menyakiti hati Ratu, kan?”
Wanita kehormatan itu menggeleng, “Chaewon, apakah semua orang bawah tanah itu bersifat seperti binatang?”
“Tidak, Ratu. Tidak semua dari kami kehilangan nurani sebagai manusia, mau seterpojok apapun keadaan kami. Ratu bisa langsung tau dan menyadari karakter kami dalam sekali lihat, kami adalah buku yang terbuka, Ratu.”
“Siapa nama Mamamu, nak? Siapa nama wanita hebat yang menjadikanmu gadis semulia ini?”
“Chaewon tidak mulia, tapi Mama, Kim Sejeong, adalah wanita yang paling mulia yang pernah Chaewon kenal.”
Satu bahu di belakang Sang Ratu tersentak kaget begitu mendengar nama Mama Chaewon disebut.
Ratu mundur, berjalan melewati suaminya, dan kini Sang Rajalah yang melangkah maju, “Apapun yang dikatakan isteriku, tidak semuanya sejalan denganku, nak, kau tetaplah seseorang yang bersalah, sekalipun putraku dan istriku iba padamu.”
“Raja, Chaewon mohon,” gadis itu bergerak gelisah, seolah jika ia tak sedang terikat di kursi, ia akan jatuh bersimpuh, memohon di bawah kaki Hwang Minhyun, “dengarkan suara kami, orang bawah tanah, sekalipun kami tidak mengenal hukum, kami tidak akan sebejat yang pernah orang atas pikirkan.”
Persis seperti yang Yunseong minta; keadilan, kesamarataan, dan kesempatan bagi orang bawah untuk bersuara.
Raja menghela nafas, “Baiklah, kalian dapat kesempatan itu, tapi kau adalah jaminannya.”
"Eh?”
“Hukum tetaplah hukum, kau tetap bersalah di mata hukum kami.” Lalu Sang Raja pun pergi.
Tersisa Menteri pertahanan, ia mendekat, membukakan ikatan yang menyiksa gadis manis tersebut.
Setelah ikatan tali terbuka, Chaewon kembali merasa sesak, Kang Daniel memeluknya.
“Kamu adalah permata, sama seperti Mamamu,” punggung sempit Chaewon diusap perlahan, “tapi hukum harus tetap ditegakkan, dan aku tetaplah pria dari kota atas tanah.”
Chaewon hanya terdiam di pelukan pria berbahu lebar itu.
“Maafkan Papa, nak, Papa bukan Ayah dan suami yang baik.”
—
loona, iz*one, and dreamcatcher are coming, bless me and my fangurl ass /cry
KAMU SEDANG MEMBACA
[C] Sparkle | Yunseong, Chaewon ✔
Fanfiction[ Part of The C Universe. ] ❝ Since one day you'll disappear, I'll keep every part of you, even if it'd ended up as tragedy. ❞ ¦ Published: 09-10-19 Finished: 25-02-20 ❄ Snowflake series ©favorbitea