Chapter 4

1.4K 124 4
                                    

Myungsoo mengeluarkan beberapa kardus dari bagasi mobilnya menuju kedalam rumah. Myungsoo baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya. Myungsoo membawanya naik ke lantai atas dimana kamarnya ada disana.

Saat makan malam tiba, Myungsoo makan malam dalam diam bersama ibu dan kedua adiknya.

"Hyung, kenapa hanya karena Suzy noona kau mengorbankan karirmu? Apa yang sebenarnya kau pikirkan. Kau itu arsitek terkenal dan untuk menjadi seperti ini bukan hal mudah dan kau mengorbankan segalanya dengan berhenti begitu saja." tegur Jinwon pada kakak pertamanya.

"Untuk apa karir bagus, prestasi cemerlang jika orang yang aku sayangi pergi meninggalkan aku karena keegoisanku." balas Myungsoo.

"Bukannya kau tidak mencintainya, hyung. Aku tahu kau itu mencintai Doyeon noona bukan Suzy noona yang manja itu"

"Tapi Suzy eonni baik, dia juga pandai memasak dan membuat cemilan dengan kita. Iyakan eomma" ucap Sohee, adik bungsu Myungsoo.

"Sudah, kalian ini. Kalian sudah besar, sudah bekerja tapi bertengkar seperti anak kecil"

"Hyung, apa benar kau mencintai Suzy noona bukankah kau bilang tidak nyaman dengan sifat manjanya. Dia pergi bukankah itu bagus tapi kau tiba-tiba malah resain dari pekerjaanmu. Aku tidak mengerti denganmu hyung"

"Ku pikir aku memang masih mencintai Doyeon seperti saat SMA, tapi siapa duga saat Suzy pergi menjauh malah hatiku rasanya kosong tak bersisa. Dan saat bertemu Doyeon setelah sekian lama juga rasa itu tidak ada. Sifat manja Suzy semua hanya palsu karena nyatanya dia tidak semanja itu"

"Salahmu oppa menyia-nyiakan Eonni hingga akhirnya dia pergi. Kau terlalu sibuk dan tidak peduli padanya makanya dia pergi"

"Dia pergi bukan karena itu tapi karena hal lain ish.. "

"Lalu apa yang akan kau lakukan Myung? Kau sudah mengundurkan diri dari pekerjaanmu, eomma hanya berdoa yang terbaik untukmu karena kau sudah besar dan bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk hidupmu" tanya ibu Myungsoo.

"Aku akan menyusul Suzy di Berlin eomma, bulan lalu saat aku mencari tahu tempat kerja Suzy di Berlin, aku sudah memutuskan untuk mencari pekerjaan baru disana. Syukurlah ada yang mau menerimaku disana walau sementara hanya sebagai staff biasa tapi aku melakukan ini demi cintaku. Doakan ya eomma agar aku bisa membawanya kembali"

"Nde, eomma akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu nak. Kau juga sudah seharusnya menikah dan memberi eomma cucu yang lucu begitupun kalian berdua"

"Kami nanti saja eomma setelah hyung menikah. Aku dan Sohee masih muda"

"Semoga saja Suzy eonni belum menemukan lelaki bule yang lebih baik darimu oppa. Karena kau pasti menyesal jika dia sudah bersama pria lain"

"Aku akan merebutnya, seperti yang dia lalukan. Dia juga merebut hatiku dari Doyeon jadi aku juga akan berlaku sama seperti Suzy dulu"

"Aish oppa kau sungguh menyeramkan oppa"

"Aku berdoa yang terbaik untukmu hyung, walau aku tidak begitu suka pada Suzy noona. Tapi aku berharap kau juga bahagia"

"Gomawo Jinwon, gomawo Sohee, doakan kakakmu ini berhasil membawa kakak iparmu kembali"





*
*










Di Berlin.
Suzy memasuki supermarket terdekat dengan tempat tinggalnya setelah pulang kerja dan kuliah. Rasanya sungguh melelahkan namun Suzy bangga dengan karir yang dijalaninya. Sudah hampir 3 bulan dia dikota Berlin dan menata semuanya. Dia sekarang bekerja dikedutaan bersama rekan-rekan yang baik dan ramah.

"Selamat malam nona Roseline, anda belanja banyak sekali hari ini" ucap pemilik supermarket. Ya dijerman Suzy mengganti namanya dengan Roseline.

"Iya paman. Persediaan ditempat tinggalku sudah habis" Jawab Suzy memberikan barang belanjaannya untuk ditotal.

"Totalnya 7773 ribu euro"

"Ini paman uangnya" ucap Suzy menyerahkan beberapa lembar uangnya.

"Ini kembaliannya." balas pama
an pemilik supermarket sambil menyerahkan uang kembalian pada Suzy.

"Terima kasih paman. Aku pulang dulu"

"Hati-hati karena ini sudah malam dan salju bisa turun kapan saja"

"Nde"

Suzy keluar supermarket dan berjalan menyusuri jalanan yang selalu ramai tak pernah tidur. Disini 3 bulan dia benar-benar merasakan suasana yang baru. Myungsoo, ntah apa yang terjadi karena Suzy juga tidak memberi pesan apapun padanya saat dia memutuskan pergi dan membawa cintanya sendiri. Mungkin dia bisa menemukan hidupnya di kota baru ini.

"Dia juga pasti tidak akan merindukanku, selama ini hanya aku yang mengiriminya pesan sedangkan dia tidak pernah menyukaiku walau sejak kecil kami bersama dan 6 tahun berpacaran. Mungkin saja sekarang dia sudah bersama dengan Doyeon merencanakan pesta pernikahan merela. Bae Suzy ayo semangat, kau sudah benar dengan pergi ke kota ini dan meninggalkan segalanya di Seoul. Ah bicara soal Seoul aku belum menghubungi Kyuhyun oppa dan teman-teman sejak aku disini. Dasar pabo" ucap Suzy pada dirinya sendiri. Dia menenteng barang belanjaannya dan mengambil ponselnya mengetikkan nama Kyuhyun.

"Anyeong"

"Anyeong Kyuhyun oppa, ini Suzy"

"Akhirnya kau menghubungiku, ku kira kau sudah lupa denganku dan seoul hingga 3 bulan pergi tidak menghubungiku"

"Maaf-maaf aku sibuk dengan segala hal disini. Bagaimana mungkin aku melupakanmu, kau bos terbaikku. Dan bagaimana kabarmu dan Miura eonni juga teman-teman"

"Kami semua baik. Kau sendiri bagaimana?"

"Aku baik, sangat baik. Disini semua orang juga baik padaku"

"Selamat kalau begitu. Eoh setelah kau pergi dua minggu kemudian kalau tidak salah kakasihmu datang ke kantor mencarimu?"

"Lalu kau bilang apa? Kau tidak bilang aku ada di Berlinkan?"

"Kau memamg keterlalun pada kekasihmu sendiri. Bagaimana mungkin kau tidak memberitahunya kalau kau pindah kerja dan kuliah S2 diBerlin. Ya tentu saja aku memberitahunya."

"Aku lupa hehehe. Aku pikir dia tidak peduli padaku karena marah"

"Hal sepele jangan dibesar-besarkan. Bagaimana jika kalian menikah lalu kau tukang kaburan seperti ini?"

"Dia pasti melupakanku oppa. Mana mungkin dia peduli padaku"

"Terserah, kalau dia memcarimu jangan curhat padaku. Aku tutup ya karena aku ada rapat"

"Baiklah, anyeong"

Suzy mematikan ponselnya dan memasukan lagi ke dalam saku mantel hangatnya. Suzy terkejut mendengar bahwa Myungsoo mencarinya, tapi untuk apa? Bukankah Myungsoo marah dan tidak mencintainya? Tamparan dan ucapan itu masih Suzy ingat. Apakah mungkin Myungsoo mau memberinya undangan karena akan menikahi Doyeon. Suzy merasakan sedikit nyeri jika benar Myungsoo akan menikah dengan Doyeon.

"Apa aku sudah melakukan hal benar dengan melepasnya? Tapi kenapa hatiku merasa sakit jika Myungsoo benar menikahi Doyeon? Aku harus bagaimana Tuhan? Apa aku bisa ikhlas melepaskannya untuk Doyeon. Huft! Semangat Bae Suzy, kau pasti bisa mendapatkan bule-bule ganteng yang lebih baik dari Myungsoo. Semangat!" ucap Suzy memandang langit bersalju dengan tatapan sendunya.



*
*
















Berlin.
Hari minggu Pukul 15.32.
Myungsoo menginjakan kakinya dibandara Berlin, dia menyeret kopernya menuju pintu keluar untuk mencari taxi. Untungnya dia sudah mencari tempat tinggal jauh hari sejak di seoul, jadi dia tidak akan bingung lagi akan kemana.

"Welcome Berlin. Aku pasti akan segera menemukanmu Bae Suzy" ucap Myungsoo sambil melepas kacamata yang dipakainya dan segera menaiki taxi yang akan membawanya menuju tempat tinggalnya selama di Jerman.

I did Wrong, I was Wrong - Myungzy √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang