PROLOG

18.7K 1.3K 52
                                    

NOTE

HALUHA SEBELUM BACA CERITA INI AUTHOR MAU KASIH TAHU NIH..

INI PROJECT PERTAMA AUTHOR SAMA PENULIS KECE NIH ikkowilliams

DAN INI CERITANYA CUCU EYANG KAFKA YA DARI ANAKNYA RIFAT DAN ANISA DI RAHASIA JODOH.

TAPI BUKAN TOKOH WANITANYA LHO YANG COWOK YA.

NAH TUGAS KALIAN SIAPAKAH CUCU EYANG KAFKA DI SINI?

AUTHOR GAK BAKALAN KASIH UNJUK DULU BIAR KALIAN NEBAK-NEBAK GITU SIAPAKAH DIA?

SENSASINYA BIAR NENDANG DEH BACANYA OK OK...SIIPP.

******

  “Stop it, please. Jangan paksa gue bikin dosa lagi. Udah, singkirin itu nasi rendang dari depan gue.” Cantika bersungut-sungut menatap nasi rendang di depannya yang menggoda nafsu makannya meski belum semenit ia menghabiskan satu porsi nasi goreng.

  Siang ini Jakarta panas sekali, membuat Cantika hampir pingsan karena kehausan. Dia memesan big ice tea, tapi dia merasa kurang afdol kalau tidak makan. Makanya tadi dia langsung memesan nasi goreng di kantin gedung tempatnya bekerja itu.

 
  “Bukan gitu, Mbak Can. Saya ngasih nasi rendang ini karena dapat gratis dari Pak Ari. Kata beliau, Mbak Cantika pelanggan setianya sejak zaman berhala, makanya dapat bonus hari ini. Kedai nasi padangnya lagi ultah, Mbak.”

  Cantika menatap Izzie nanar, asistennya yang baru dua minggu bekerja itu tampak tulus menyodorkan nasi rendang dengan asap mengepul itu.

  Menjadi manajer marketing di perusahaan tempatnya bekerja memang membuat Cantika setiap hari harus berinteraksi dengan Izzie, pria dengan penampilan sederhana, berambut klimis, berkaca mata setebal pantat botol, lengkap dengan kemeja kegedean yang selalu dimasukkan ke dalam celananya. Penampilannya memang rapi, tapi culun.

  “Lo tahu, kan, Zie? Gue lagi diet. Lo gak inget timbangan badan gue kemarin? 80 kilo, Zie. Hiks,” ucap Cantika sendu, membuat Izzie menatapnya heran seraya membenarkan kacamata berbingkai hitam yang ia kenakan. Izzie lantas tersenyum polos, senyum yang khas. Cantika jadi kerap menandai senyum tanpa dosa itu sejak pertama kali Izzie masuk dalam divisinya.

  “Ah, gak pa-pa kok, Mbak. Emang ada yang peduli gitu sama berat badan?”

   Pertanyaan Izzie tersebut tentu saja membuat Cantika meradang. Dia memang menjaga sekali penampilannya. Meski dia tahu dia terlahir sudah bertubuh seperti ini, gendut.

  Sejak kecil, Cantika sering menjadi bahan olokan teman-temannya hingga kerap menangis karenanya. Tapi, ketika beranjak dewasa, banyak sekali teman-temannya yang berpihak kepada dirinya karena dia kaya dan memiliki segalanya. Cantika selalu mentraktir teman-temannya makan, kalau ada yang memberikan komentar dia cantik atau langsing. Dia sedikit terhibur dengan itu tapi semuanya malah menjadi bumerang untuknya karena semua temannya hanya menginginkan statusnya yang anak orang kaya. Miris memang.

  “Gue lagi pingin jatuh cinta nih, Zie," ucap Cantika lirih.

   Dilihat oleh Cantika, pria di depannya kini malah mengerjapkan mata mendengar ucapannya.

  Cantika tahu itu tidak masuk akal karena dia baru saja patah hati dengan seorang pria yang tadinya dia pikir juga cinta sejatinya. Itulah kekurangannya yang paling menonjol, dia  mudah jatuh cinta kalau melihat cowok cakep. Padahal jauh di lubuk hatinya dia tahu, semua pria yang mendekatinya cuma memanfaatkannya saja.
 
  “Jatuh cinta sama?” Izzie kini menanyakan hal itu, wajahnya tampak serius, membuat Cantika tersenyum senang.

  Antara segan dan tak segan, akhirnya Cantika melahap sesendok nasi rendang di depannya sambil bertepuk tangan di depan Izzie.

“Ummm, sama cowok kece, Zie. Editor fiksi yang baru aja gabung di perusahaan, namanya Gio. Sumpah, dia ganteng paripurna kayak Chris evan. Badannya, Zie. Uuuh, bak roti sobek yang baru keluar dari pemanggangan. Jadi pingin makan roti gue."

  Izzie terlekeh.

  "Nah, beberapa hari ini dia sering ngerling-ngerling manja gitu sama gue, Zie. Apa itu artinya dia naksir sama gue yak?”

  Yap, sepertinya ucapan Cantika memang terlalu percaya diri. Tapi tak ada yang salah juga menurutnya, dia memang pantas untuk ditaksir seorang pria.

  Meski tubuh Cantika masuk kategori gemuk, tapi parasnya juga masuk kategori mempesona, 80 ke atas lah kalau diukur dengan skala 1-100. Hidung Cantika mancung karena mamanya masih mempunyai darah keturunan orang Jerman, rambutnya hitam panjang dan sangat cocok untuk iklan shampo, bibirnya tipis, sensual dan merah alami, karena kabarnya dulu sang Mama sering mengolesi bibirnya dengan madu.

  Selain itu Cantika juga punya mata indah bak pantulan bintang malam dalam kolam susu, bulu matanya lentik, alisnya auto rapi sejak lahir.

  Dilihat dari paras wajahnya, sebenarnya dia tak punya kekurangan apapun. Tapi dia merasa kekurangannya hanya satu, dia gendut. Sejak dulu, berat badannya tidak pernah kurang dari 70 kilogram.

  “Saya bantuin mau, Mbak? Saya cukup kenal kok sama Gio. Dia orangnya enak diajak ngobrol, kemarin kami ngobrol sedikit pas dateng ke acara meet and greet Nina Maria.”
Izzie menyebutkan nama penulis yang memang berada di bawah naungan perusahaan tempat mereka bekerja, perusahaan yang bergelut di bidang penerbitan buku ini memang membuat Cantika betah.
 
  “Eh, kamu beneran, Zie?”

   Pria berkacamata itu menganggukkan kepalanya, membuat cantika tersenyum senang dengan pikiran terbang ke awan-awan penuh bayangan wajah Gio. Tidak sia-sia memang dia mempunyai asisten se-care Izzie. Melewati hari sejak pertama kenal, Cantika jadi tahu kalau Izzie orangnya loyal, yah walaupun terbalut penampilan yang benar-benar cupu.

  Cantika menghabiskan nasi rendangnya yang nikmatnya tak ketulungan, senikmat impiannya bisa jadian dengan Gio.

BERSAMBUNG

VOTEMENT YAK DAN DI ADD DI RAK KALIAN..

BEAUTY & THE BIGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang