BAB 08 KHAWATIR= CINTA?

4.5K 714 42
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bu Can, saya duluan ya!" itu ucapan karyawan terakhir yang didengar Cantika di kantor setelah sebelumnya mereka seperti arak-arakan mendatangi ruangan kerjanya.

Santai ah, masih jam delapan! batin Cantika sambil melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul 20:00. Dia tengah merapikan lipstiknya yang kian melebar gara-gara makan roti bakar, sesekali ia melirik Izzie yang masih sibuk menuruti perintahnya, lembur me-layout naskah.

"Zie, itu dimakan dulu kebab-nya, keburu dingin loh," ucap Cantika sembari menunjuk sepiring kebab di hadapan Izzie, kebab yang ia beli tadi di restoran Turki melalui Ho-Food.

Jakarta diguyur hujan deras malam ini, merenda dingin di tubuh Cantika, dingin hingga ke hati dan perasaannya yang masih dipenuhi kebingungan soal pencarian pasangan untuk menghadiri pesta pernikahan Anggraini nanti.

"Siap Bu Can! Nih lihat, saya ambil lagi nih," jawab Izzie seraya mengambil satu kebab lagi. "Saya udah makan tiga dan kekenyangan banget. Bu Can juga ikut makan atuh."

Cantika menyeringai. "Yeee, pokoknya harus lo habisin Zie, itu masih ada lima gulung lagi. Kalo gue ikutan makan, ntar yang ngabisin roti bakar ini siapa?" timpalnya seraya mengangkat sepiring besar roti bakar blueberry di hadapannya.

Izzie tersenyum seraya meraih segelas teh hangat di samping kebab itu.

"Lo santai aja Zie, besok gue liburin, yang penting tugas layout ini selesai malam ini juga. Gue besok juga mau leha-leha, tugas ngirim banner ke seluruh toko buku di Jakarta-nya mau gue kirim lewat JNAY deket rumah aja."

"Siap, Bu Can," timpal Izzie seraya mengangguk-angguk.

"Lembur lembur lembur mantap jiwa!" Cantika bersenandung sambil melanjutkan pekerjaannya, kali ini siap menata gambar yang dikirim Izzie. "Semoga jadi best seller dah novel ini!" lanjutnya penuh semangat.

*

Tut!

Cantika membuka kunci mobil sedannya di parkiran malam ini, jam sudah menujukkan hampir pukul sembilan dan hujan belum juga mereda. Setelah berpisah dengan Izzie di lobi tadi dan tak lupa ia memberikan tip untuk asistennya yang super loyal itu, Cantika siap bergegas pulang. Damn, i miss my bed, batinnya tak sabar untuk segera sampai di rumah.

BEAUTY & THE BIGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang