Tepat dini hari adalah hari pernikahan gadis bermarga Shin dan lelaki bermarga Hwang dimana mereka akan mengikat janji didepan tuhan disana.
Suara alunan musik khas pernikahan terdengar mengalun sangat merdu siang ini. Seluruh tamu undangan duduk tenang dan rapi dikursi, dan berbagai macam kilatan kamera berganti-gantian berbunyi dan menyala. Seperti ingin mengambil gambar paling baik terhadap pasangan yang akan menikah ini.
Pasangan itu tengah berdiri diatas altar pernikahan dan saling berhadapan. Lelaki Hwang itu tampak sangat tampan dengan setelan tuxedo hitamnya sedangkan gadis Shin itu tampak anggun dan cantik dengan memakai gaun putih panjangnya. Dia seakan menjdiprimadona yang bersinar dan paling cantik diruangan ini.
Ditengah mereka, ada seorang pendeta yang sedang melakukan pemberkatan pernikahan
"Apakah kau Hwang Hyunjin, bersedia untuk menjadi seorang suami? Untuk menerima pasanganmu dalam keadaan kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, susah maupun senang, dan terus mencintainya hingga maut memisahkan kalian?"
Lelaki itu menarik hembusan nafasnya, lalu suaranya yang sedikit berat pun menjawab dengan tegasnya
"Ya, saya bersedia"
"Dan apakah kau Shin Ryujin,bersedia untuk menjadi seorang istri? Untuk menerima pasanganmu dalam keadaan kaya maupun miskin, sehat maupun sakit, susah maupun senang, dan terus mencintainya hingga maut memisahkan kalian?"
Ryujin menutup matanya erat-erat dan menarik hembusan nafasnya. Dia terdiam membuat ruangan menjadi hening.
Benar-benar hening hingga semua keluarga, teman-temannya dan seluruh tamu disana seolah-olah menunggu dan bertanya kecil. Mengapa sang mempelai wanita ini begitu lama menjawabnya?
"A-aku bersedia" suara kecil dan lembut itu akhirnya terdengar seisi ruangan sangking heningnya
Begitu janji tersebut sudah terucapkan, sang pendeta tersenyum dan mengatakan
"Dengan begitu, kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri. Pengantin pria diperbolehkan untuk mencium pengantin wanita"
Lelaki yang bernama Hyunjin itu menatap lembut gadis yang sudah resmi menjadi istrinya ini. Ia akui gadis ini sangat cantik melebihi bundanya dan seperti malaikat yang memang ditakdirkan kepadanya. Ia mendekatkan wajahnya kearah gadis yang sudah mulai menutup matanya. Tidak ingin berlama-lama, ia pun hanya mengecup hidung gadis itu.
"Dikecup doang?" Celetuk seseorang membuat Ryujin sedikit malu. Ia bahkan bersyukur bahwa Hwang Hyunjin menciumnya dibatang hidungnya saja. xd
Oke. Saat ini seluruh teman-teman Hyunjin dan juga Ryujin menghampirinya ketika para tamu sudah menaiki altar dan mengucapkan kata selamat untuk mereka berdua. Para tamu yang lain langsung menyantap makanan setelah menaiki altar ini dan mengucapkan kata selamat itu.
"Tidak kusangka adikku yang dingin, tidak ingin berpacaran, kejam,jahat dan bodoh ini sudah menikah. Bahkan sahabatku sendiri yang dia nikahi, ckckck" ujar Hwang Yeji ketika menghampiri Hyunjin yang sedang menatapnya kesal
"Awas saja kau memaksa Ryujin kami sebentar malam, akan kubunuh kau" tambah Lia lalu mencubit kedua pipi dari Ryujin membuat wanita itu meringis kecil
"Sakit lho eonniee" rengek Ryujin membuat Lia tertawa kecil
"Yaudah kami turun dulu, mau makan enak" ucap Lia lalu turun dari altar bersama Yeji. Ryujin pun menatap mereka ber2 bingung. Tumben tidak menunggu yang lain?
"Lia eonnie sedang bertengkar dengan Lee know oppa. Gara-gara Lee know oppa pergi keapartemen Lia malam-malam dan hanya karena ingin mengecup Lia eonnie katanya. Padahalkan gapapa tuh ya, secara Lee know oppa juga ganteng kan banyak tuh yang berharap dikecup. Aku salah satunya hehe" ujar Chaeryeong--setengah mengada--yang mengetahui isi pikiran Ryujin
KAMU SEDANG MEMBACA
dijodohkan | hhj × srj
RandomJaman sekarang ini sudah jarang ada yang mau dijodohkan, apalagi kalau keduanya lebih mentingin pekerjaan mulu. Tetapi lelaki bermarga hwang ini mau-mau saja jika dijodohkan oleh bundanya, berbeda dengan wanita bermarga shin yang malah sebaliknya k...