𝟖. 𝐁𝐢𝐭𝐜𝐡𝐞𝐬

323 41 22
                                    

BRAK!

"Heh, brengsek!"

Minho yang asik scrolling timeline Instagram tentu kaget sampai berdiri dari duduknya karena mejanya di gebrak sama Rena.

Siapa yang enggak kaget, coba? Pagi-pagi lagi damai tentram, kelas sepi, tiba-tiba ada yang ngajak tubir.

"Duh, santai dong. Baru dateng udah main gebrak meja. Giliran rusak aja kaga mau gantiin," ceplos Minho asal.

"Bacot lu, jing," gertak Rena. Selanjutnya cewek itu menaruh ponselnya di atas meja Minho. Disana ada sebuah postingan antara Minho dan seorang wanita di sebuah cafe. "Maksudnya apaan, nih?"

Mata Minho melebar kaget. Gak menyangka kalo Tzuyu bakal ngepost foto mereka di cafe kemarin.

Yang jadi pertanyaan, Rena tau darimana? Bahkan dia sendiri yang nge-follow Tzuyu pun belum liat postingan tersebut.

"Kok..? Lo bisa tau?"

"Dia tau dari gue, mau apa lo?" sambar Seonghwa yang baru masuk ke kelas.

"Lu sejak kapan jadi brengsek gini, hah?" tanya Rena.

Minho gelagapan gak bisa jelasin apa-apa.

"Kicep kan lu? Goblok sih, pake selingkuh segala."

"Apa sih, Ren? Siapa yang selingkuh coba?" elak Minho.

"Ya udah, buru jelasin?"

"Itu tuh gue abis jemput temen SMP gue ke bandara, soalnya dia abis dari Jepang. Dia sendirian ke Indonesia, orang tuanya masih di Jepang. Karena temen-temennya ga ada yang mau jemput, jadi dia hubungin gue sekalian reuni," jelas Minho panjang.

"Cuma buat jemput temen SMP, lo tega ya, diskusi kelas lo tinggalin? Minju lo anggurin? Gak brengsek darimana tuh?" sinis Rena.

"Ya udah sih, dia cuma temen gue. Gak usah diperpanjang lagi bisa ga?" kata Minho mengalah.

"Temen? Lo bilang temen? Temen apa yang sekali minta jemput langsung dituruti, meskipun tempat itu jauh? Spesial dong dia?"

"Apa urusannya sih sama lo? Lagian ini urusan gue, Minju, sama itu cewek. Ga ada sangkut-pautnya sama lo." Minho mulai emosi.

"Gue sahabat lo. Salah ya gue ngingetin sahabat sendiri? Nih, gue tanya. Lo jemput ini cewek udah ngomong belum sama Minju? Belum kan? Lo tau gak, kemaren dia bela-belain nunggu hampir setengah jam cuma buat lo yang ternyata? Jemput cewek lain? Jahat lo, No," omel Rena.

"Tau ah, pusing."

"ASTAGA, LEE MINHO. Lo gak ada niatan buat minta maaf sama Minju? Lo gak kasian sama dia? Hah? Gak punya hati ya lo?"

Seonghwa yang gak tahan akhirnya melerai mereka. "Udah, udah. Sekolah udah mulai rame. Mending kita selesein ini abis pulang sekolah. Gak enak diliat orang lain."

💘

"You okay?" tanya Ryujin ke Minju yang daritadi murung.

"Hm? Yes. I am."

"Bohong banget."

Minju geleng dan senyum. "Gue gak papa, Shin Ryujin."

Tiba-tiba ada telpon masuk dari Minho. Ryujin yang ngeliat hal itu langsung menjauh. "Eh, itu bebeb nelfon. Gue gabung ke Nakyung dulu ya? Lo jangan ngelamun mulu. Ntar kesambet gimana. Nanti selesai telpon gabung juga ya."

"Iya, bawel."

Minju menghela napas, sebelum diangkatnya panggilan tersebut.

"Halo?"

"Pulang bareng ya?"

Ada jeda sebentar sebelum Minju jawab "Gak janji," katanya. Lalu dia ngelirik ke arah kawan-kawannya, "aku diajak main sama Ryujin."

Padahal bohong.

"Kamu udah liat postingan itu?"

"Postingan mana?" Sok sok nanya, padahal emang udah liat.

"Jangan acting. Kakak tau kamu udah liat, kan?"

"Ya postingan yang mana dulu?"

Minho nggak jawab, dia justru balik ke pertanyaan awal. "Jadi pulang bareng?"

"Nggak. Aku gak mau di php in lagi. Makasih," tutup Minju. Dia langsung matiin sambungan telepon barusan.

Minju mengusap wajahnya gusar. Gak munafik, sebenernya dia pengen banget terima tawaran pulang bareng itu dan omongin masalah kemarin sama-sama. Tapi, entah kenapa ada hal yang bikin hati dia enggan buat ketemu Minho.

Akhirnya, Minju beranjak dari duduk, sampai suara Nakyung menginterupsi.

"Ju? Mau kemana?"

"Eh? Mau ke toilet."

"Mau gue temenin? Daripada sendirian," tawar Chaewon. Minju menggeleng. "Gak papa, gue sendiri aja. Bentaran doang kok."

Sesampainya di dalam bilik toilet, Minju langsung duduk diatas kloset dan menutup wajahnya. Pundaknya mulai bergetar. Dia berusaha sekuat tenaga buat menahan tangisnya. Tapi, gak bisa. Dia gak sekuat itu nahan perasaannya.

Gak nyampe 10 menit, akhirnya Minju cuci muka setelah dirasa bebannya udah cukup lega.

Karena gugup, dia gak sempat ngaca sebentar dan mempercepat langkah kakinya. Sampai-sampai dia nabrak orang di depan pintu keluar toilet.

"Minju? Lo.. habis nangis?"

Minju mendongak sedikit, dan dilihatnya seorang Jaemin, temen sekelasnya. Tatapan Jaemin keliatan khawatir yang gak tau kenapa, bikin Minju tiba-tiba luluh. Matanya mulai berkaca-kaca yang akhirnya dia pun nangis lagi.

Jaemin sendiri, yang jarang banget liat cewek nangis, bingung harus ngapain. Apalagi, yang nangis di depannya sekarang tuh seorang Minju.

Cewek yang dia kagumi sejak pertama masuk sekolah.

Akhirnya, Jaemin mengelus rambut Minju pelan.

"Nangis aja, gak papa, kalo emang bikin lega. Tapi, sedikit saran nih. Lo kalo ada masalah, cerita gih ke temen lo. Mendem masalah sendiri itu gak enak," kata Jaemin.

BUGH!

Minju speechless ngeliat Jaemin jatuh tersungkur setelah dihajar Minho. Tapi kayanya, satu bogem mentah masih belum cukup. Minho narik kerah Jaemin dan maksa cowok itu untuk berdiri.

"Maksud lo apa deketin cewek gue? Gak usah belagu!" kata Minho emosi, dan ngedorong Jaemin sampe punggungnya bertabrakan sama tembok.

"Kakak apaan sih? Dateng-dateng main pukul aja," lerai Minju.

"Kamu yang apaan?! Mau banget dielus kepalanya sama dia?! Jangan kaya cewek murahan deh," ujar Minho yang seketika menyesali perkataannya barusan.

Denger itu, tangis Minju makin deras. "Cewek murahan? Terus kenapa kakak pacaran sama aku? Iya, aku gak seberapa sama cewek yang kemarin kakak jemput. Iya aku tau! Tapi bisa gak sih, gak usah ngomong begitu?" kata Minju sambil menangis, dan akhirnya pergi dari tempat itu.



𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓱𝓮𝓪𝓻𝓽

Hehehe asiq bngett ad tubir,,, [mrsa snank]

SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang