12. Amara

21 0 0
                                    

Apa yang dikatakan Nabila kemarin sore, benar adanya. Mereka sudah berbaikan kembali. Ah, mereka memang tidak ada kesalah pahaman bukan? Kemarin, mereka semua punya urusan masing-masing. Bukannya pulang karena kesalah pahaman.

Mereka asik menceritakan hal-hal yang menurut mereka lucu atau, mereka membicarakan orang lain bahkan membicarakan guru yang mereka tidak sukai. Bukannya perempuan seperti itu?

Sampai guru datang ke kelas mereka. Hari ini, pelajaran Matematika. Pelajaran yang paling tidak disukai sebagian besar orang.

“Selamat Pagi,”

“Pagi, Pak.”

“Adit dan Nabila, setelah pelajaran ini, kalian ke ruangan saya. Sekarang, buka halaman 85.”

Mereka mulai pelajarannya dengan tenang, mendengarkan penjelasan Pak Agus.

–AMARA–

Selesai juga pelajaran Pak Agus. Siswa dan Siswi memasukkan buku Matematika dan mengambil buku pelajaran selanjutnya.

“Adit dan Nabila, jangan lupa ke ruangan saya.”

Setelah mengatakan itu, Pak Agus langsung keluar dari kelas XII IPA 1.

Nabila langsung keluar mengikuti Pak Agus. Sedangkan Adit mengejar Nabila.

“Nab, tungguin gue.”

Nabila tidak berhenti ataupun melihat sebentar ke arah Adit. Ia berjalan menuju ruangan Pak Agus.

Didalam kelas, Amara, Ana, dan Riska membicarakan pasal Nabila dan Adit yang dipanggil oleh Pak Agus.

“Menurut kalian, kenapa Nabila sama Adit disuruh ke ruangan Pak Agus?” tanya Ana.

Riska mengangkat bahunya. “Nggak tau,”

Ana berdecak, “Menurut lo, Ra?”

“Gue juga gak tau. Nanti kita tanya aja sama Nabila.”

–AMARA–

“Begini Adit, Nabila. Dalam rangka ulang tahun kota ini, wali kota mengadakan lomba cerdas cermat. Dan kalian terpilih untuk mewakilkan sekolah kita dalam lomba itu.” terang Pak Agus.

“Lho, kok kita? Kita udah kelas dua belas. Harusnya kita udah terbebas dalam hal yang berbau dengan yang namanya perlombaan. Dan juga, masih ada adik kelas kita, kenapa gak milih siswa atau siswi dari kelas sebelas? Kita juga harus fokus, karena udah kelas dua belas.” bantah Adit.

“Saya setuju dengan Adit. Banyaknya Murid disekolah ini. Kenapa anda memilih kita? Masih banyak murid disekolah ini yang pintar.” ucap Nabila.

“Begini, wali kota mengadakan ini khusus untuk kelas dua belas. Dan baru tahun ini, wali kota mengadakan program ini. Saya tahu, masih banyak murid-murid saya yang pintar-pintar. Masalahnya, pelajaran yang akan dilombakan itu Biologi, Fisika, kimia, dan Matematika. Cuma kalian yang dapat menguasai pelajaran itu. Guru yang lain pun merekomendasikan kalian untuk mengikuti perlombaan ini. Saya mohon sama kalian, untuk mau mengikuti perlombaan ini.” jelas kepala sekolah, yang kebetulan berada didalam Pak Agus.

Nabila menghembuskan nafasnya, “Oke, saya mau mengikuti lomba itu.”

Sontak Adit menatap Nabila. “Nab, lo Serius?”

Nabila balik menatap Adit, “Enggak ada salahnya juga, kita mengikuti perlombaan ini. Kita juga bisa belajar, untuk ujian nanti.”

“Nah, betul itu apa yang dikatakan Nabila. Gimana Adit, kamu mau ‘kan?” timpal Pak Agus.

“Oke, saya mau.”

Kepala sekolah dan Pak Agus tersenyum lega.

“Kapan perlombaan itu akan dilangsungkan?” tanya Adit.

“Setengah bulan lagi.” jawab Pak Agus.

“Apa?! Dua bulan lagi? Yang artinya dua minggu lagi. Dan Bapak baru memberitahu kami?”

Nabila hanya mendengarkan saja, tanpa mau membantah.

“Wali kota juga baru memberitahu saya dua hari yang lalu.” ujar Kepala Sekolah.

“Pokoknya kalian persiapan diri kalian saja, dan belajar.”

Adit menghembuskan nafasnya sejenak, “Kalau gak ada kepentingan lagi. Kami pergi dulu.”

–AMARA–

“Permisi, bu.”

Bu Silvi yang sedang menulis dipapan tulis, melihat orang yang mengucapkan itu.

“Adit? Nabila? Kalian habis darimana?” tanya Bu Silvi.

“Dari ruangan Pak Agus, Bu.” jawab Adit.

“Oh, ya sudah. Kalian boleh duduk.”

Nabila baru saja duduk, dan Ana sudah bertanya bermacam-macam.

“Disuruh Apa?”

“Ikut lomba.”

“Lo mau? Adit?”

Nabila mengangguk.

“Berarti lo bakal deket terus dong sama Adit?” tanya Ana, cemberut.

Nabila hanya diam.

“Ana, kalau mau bercerita diluar saja, sana. Jangan mengganggu mata pelajaran saya.”

Bersambung...

Udahlah, segini dulu. Capek aku.

Ada pembaca cerita aku The Ugly? Beberapa hari setelah ini, bakal dipublish lho? Sabar, ya?

Gantian updatenya, jangan the ugly terus.

070220

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang