two

14 8 0
                                    

Tokk tokk tokk...
Suara ketukan pintu langsung dibuka oleh Putih.

"Ayo" ajak Putih

Fatih segera memasuki rumah Putih dan salam pada mamah Putih.

"Hai Mah" sapa Fatih ramah

Tak segan lagi,dirinya dan Putih sudah bersama sejak kecil. Tidak ada lagi kata    Om maupun Tante.

"Hallo Tih,sudah makan?" Tanya mamah Putih

"Sudah terimakasih" jawab Fatih

"Mah udah dulu ya Fatih sama Putih mau ke belakang" ucap Putih tak sabar

"Rumah pohonnya kalo udah selesai jangan lupa di beresin" perintah mamah Putih

"Kapan coba Putih ga beresin?"

Dengan sigap mamah Putri segera berkacak pinggang.
"Kemarin! Mamah yang beresin"

"Iya maaf Putih ngantuk banget mah,udah ah Putih mau ke belakang dulu" ucapnya segera pergi menuju rumah pohon

Sesampainya mereka di belakang dan segera menaiki rumah pohon.
Rumah pohon yang sengaja di buat oleh Putih dan Fatih yang di bantu oleh papah Putih.

Bukan rumah pohon kecil,namun bagai rumah kedua bagi keduanya.
Foto foto kecil mereka terpampang nyata,lukisan yang di buat oleh Fatih khusus di letakkan di salah satu meja yang berada di dalam rumah pohon tersebut.

"Buruan duduk" pinta Putih

"Sabar bego" kesal Fatih

"Tih,lo harus tau sesuatu" tanpa basa basi

"Paan?"

"Lo tau kan kak Roy?" Tanya Putih antusias

"Tau. Kenapa emang?"

"Akhir-akhir ini  gue lagi deket gitu sama dia,dan terakhir dia follback Twitter dan IG gue" antusias Putih

"Tih,ini kali keberapa lo berbunga? Yang ujung ujungnya lo menciut" ucap Fatih

"Ya lo jangan ngomong kaya gitu dong. Gak seru lo" kesal Putih

"Jadi lo suka sama dia? Dan dia respon lo? Tar kalo dia tiba tiba ngilang kaya yang lain?" Tanya Fatih pedas

"Iya. Kayanya kagak deh. Udah udah sekarang gue mau tanya sama lo"

"Apa si?" Malas Fatih

"Lo gak ada tepe tepe gitu Tih?"

"Adanya tahu tahu an"

Putih mencubit Fatih. "Sakit bego"

"Gue nanya serius Fatih!" Bentak Putih

"Gue gapunya!"

"Masa idup lo begini gini mulu coba? Gaada kemajuan lo" ledek Putih

"Lagi males gue mikirin yang kaya gitu"

"Oh gue tau. Atau jangan jangan lo kapok ya? Lo takut di tinggalin gitu aja sama si Cinta kaya waktu itu lo ya?"

"Sue lo. Masa iya gue kapok cuma gara gara tu cewe"

"Lagian kok lo bisa suka sama Cinta si? Mulut dia kan kaya petasan kawinan"

Fatih diam.

Putih mencubit Fatih lagi. "Gara gara gue lo putus ya?" Tebak Putih

"Gue udah bilang ini gaada salah di lo. Gue sengaja ingkar sama dia. Gue udah males ngadepin ema ema versi sekolah" jelas Fatih

"Tapi kan gara gara gue minta anter ke gramedia lo jadi putus"

"Bodoamat. emang itu yang gue mau." Fatih mengecek jam yang ada  di meja
"Udah jam 9,lo tidur gue pulang."

"Astaga gue sampe lupa,gara gara ngurusin tahu tahu an lo"

Fatih menoyor Putih. "Bego"

"Duh.Lo yang ajarin pea"

"Yaudah gue pulang dulu"

Mereka segera menuruni rumah pohon dan menuju gerbang.

"Gue balik" ucap Fatih

"Oke. Thank you Fatih" ramah Putih

"Cih"

"Jis! Udah gue baik baikin juga"

"Gue ga minta di baik baikin"

"Serah lo!"

"Eh Put,gue ga ada bosen bosennya nih ya ngingetin lo. Supaya lo hati hati sama tepe tepe an lo, termasuk Kak Roy"

"Iya bawel banget lo"

"Jis! Mewek datang nya ke gua gua juga lu!" Kesal Fatih

"Iya iya. Udah sono"

"Awas aja lo besok gue gak bakal datang!"

"Males lo ngancem mulu!"

"Bodoamat. Bye hitam!"  Ucap nya dan segera lari

"Gak gua bayarin jajanan kantinn!!!" Teriak Putih yang entah di dengar oleh Fatih atau tidak.

Putih masuk ke dalam rumah dan segera menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Putih merebahkan tubuhnya di kasur.
Dan lagi. Dia mendapat balasan chat dari Roy.
Senyum terbias dibibirnya.

"Ga mewek lagi gue! awas aja si Fatih! Gue gak bakal mewek. Kayanya." Gumam Putih.



.....

Vote+Comment+Share 🎊
Happy readings>•<

-Sesal-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang