05

49 18 3
                                    

5. Mencari tempat baru
...
Dulu kau pernah kujadikan rumah terbaik untukku pulang, pernah pula ku jadikan sebagai ruang terindah saat ku punya beban. Tapi sekiranya itu dulu, karna sekarang kau tak lebih dari tempat suram yang tak ingin ku jadikan tempat kembali.
-y

...

"LIILY"  teriak seseorang kepada Lily yang baru saja keluar dari perpustakaan, menanggapi hal itu Lily segera menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Budeg lo, udah gue panggilin dari tadi juga"  ucap cowok yang ber name tag Valeron Aditama  itu.

"Gue aja aja baru keluar dari perpus, nah lo manggil dari mananya, jarak gue berdiri sama pintu perpus aja baru satu meter." Cercah Lily sembari melirik sinis pada Valeron.

Valeron terkekeh kecil, lantas menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Lo beneran mau keluar dari osis?" Tanya Valeron serius, pasalnya tadi pagi ia menemukan surat pengunduran diri Lily di atas mejanya, karna ia menjabat sebagai wakil Osis.

"Iya" jawab Lily singkat.

"Karna Raga ya?"  Tanya Valeron dengan hati-hati.

Lily tersenyum tipis.
"Bukan, gue udah capek aja, rencananya gue mau fokus ke basket aja Ron, seru. Mainnya di luar, gak kayak osis mainnya di ruangan mulu, padahal di luar lebih adem"

"Gitu ya?, kalau gue sama raga gak nerima surat pengunduran diri lo gimana?"

Lily bernafas berat, menatap sendu pada Valeron.
"Tolong ngertiin keputusan gue kali ini aja, "

"gue udah capek sama Raga, lo tau kan, di osis dia selalu merintahin gue ini itu, padahal itu bukan tugas gue."

"Dulu, sebelum gue sadar gue emang bego, tapi sekarang udah enggak lagi ron, gue capek, gue pengen berhenti, dan gue pengen cari tempat baru yang bisa nerima gue, bukan tempat suram yang setiap gue masukin dan selalu berujung dengan luka."

Jelas Lily mengeluarkan apa yang benar-benar ia rasakan, matanya menyiratkan antara kecewa,luka, dan cinta. Ia ingin berhenti mencintai dalam kebodohan.

"Iya gue ngerti, gue akan bilangin sama Raga, maaf ya"
Lily mengangguk samar,

"Gue kekelas dulu, gue harap lo ngehargain  keputusan gue" pamit Lily, lalu berjalan meninggalkan Valeron yang masih berada di posisi semula.

Seseorang dari balik tembok perpustakaan menatap kurus kedepan, mencerna kata sakit yang tadi di lontarkan oleh Lily, benarkah selama ini ia sangat menyakiti gadis itu.

"Valeroon"  panggilnya pada Valeron yang baru saja beranjak dari tempatnya tadi.

"Jangan setujui keinginan Lily untuk keluar dari Osis" ucapnya tegas.

Valeron mengernyit, tak paham dengan maksud cowok itu, bukankah ini yang selama ini ia inginkan.
"Lo kenapa sih Sagio Raga, setau gue dari dulu lo coba berbagai cara untuk depak dia dari osis, dan sekarang pas dia benar-benar mau berhenti lo ngehalangin dia, gila lo"

Raga tertawa sumbang,
"Lo cukup dengerin apa kata gue"  ucap raga penuh penekana, lalu pergi meninggalkan Valeron dengan berjuta tanda tanya.

CHARMOLIPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang