11

41 3 0
                                    

11. Sisi yang tidak kamu ketahui

...
Hidup bagi gue itu, ketika gak ada yang melarang gue untuk melakukan apa yang gue mau
...

Esok paginya Lily melalukan kegiatannya seperti sedia kala, walau rasa kesal masih ia rasakan  akibat perbuatan Jovan kemarin sore, tapi ya sudah lah, yang penting hari ini ia akan membuat perhitungan dengan cowok berlesung pipi itu.

Setelah rapi dengan seragam SMAnya, Lily segera beranjak keluar dari kamar, menemui keluarganya yang sedang menikmati sarapan.

"Pagii" sapa Lily seadanya, lalu duduk anteng di samping Ari yang tengah mengunyah roti tawar.

"Pagi kak"

"Yaaah" panggil Lily manja, menatap penuh harap pada sang ayah, Nando pun hanya tersenyum kecil, balik menatap putrinya.

"Bulan depaan EXO mau konser yah, di gbk. Aku pengen nonton" curhat Lily sambil memperlihatkan aegyo berharap ayahnya luluh dan mengizinkan.

Nando pun hanya menanggapi dengan senyuman kecil "ayah pikir-pikir dulu, lagian ngapain sih, ngeliat konser meningan ikut pengajiaan"

Lily menarik nafas pelan, meletakkan kembali roti tawar yang tadi akan ia makan, lalu menatap ayahnya tersenyum manis "ayah, kalau di pengajian itu ketemunya sama ibuk-ibuk, tapi kalau ke konser aku ketemu jodoh yah"

Fira dan Ari hanya diam, tidak berniat mengikuti percakapan ayah dan anak itu.

"Emang kamu tau siapa yang akan jadi jodoh kamu"

"Tau lah yah, jodoh aku itu mas dyo, nih orangnya" tunjuk Lily sambil memperlihatkan ponselnya pada sang ayah.

Ari memutar bola mata jengah, begitupun dengan fira. Lalu dengan sekali tarikan nafas Ari segera berdiri dari duduknya, segera mental ini sang ibu setelah itu ayahnya, lantas segera pamit ke sekolah.

"Eeh Ari tungguin gueeeeee" Lili segera berdiri menyalimi kedua orang tuanya.

"Ma, Yah aku berangkat dulu ya"  pamit gadis iitu lalu segera berlari mengejar Ari yang sudah hilang di balik pintu.

***

Lily mengumpat kesal di sepanjang lorong menuju kelasnya, pasalnya ia lupa meminta uang jajan kepada ayahnya, padahal ia ada latihan basket pulang sekolah nanti, belum lagi saat ini perutnya masih sangat lapar karna tidak sempat menghabiskan sarapannya tadi.

"Selamat pagi tuan putri"

Sapaan itu, sapaan dari orang yang amat ingin lily bunuh di dunia ini, dan entah kenapa pagi ini malah menyapa nya tanpa rasa bersalah.

Dengan tatapan horornya Lily menoleh pada Jovan yang memasang wajah tanpa dosa, sembari memperlihatkan senyuman yang entah mengapa terlihat manis.

"Kok sapaan gue gak di jawab sih?" Tanya Jovan sembari merangkul Lily, menuntunnya menuju kelas.

Lily hanya diam, tidak berniat merespon. Lalu dengan sedikit kasar menghempaskan tangan Jovan yang bertengger di bahunya.

"Lo kenapa sih?" Tanya Jovan memasang ekspresi heran membuat Lily semakin muak.

"Lo pikir aja sendiri" setelah mengatakan itu Lily segera berjalan mendahului Jovan. Meninggalkan banyak tanda tanya di benak cowok itu.

CHARMOLIPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang