08

63 11 7
                                    

08. Mulai hilang
...

Hiduplah selayaknya manusia yang di beri akal, jangan seperti binatang yang hanya menggunakan kekuatan.
-y

...

Pintu kelas terbuka lebar, menampilkan Jovan yang baru datang dengan penampilan acak-acakan, rambut tidak tersisir rapi, dasi yang berpindah tempat  dari tempat semestinya, karna Jovan mengikat dasi itu pada pergelangan tangannya, serta jangan lupakan dengan baju yang tidak dimasukkan serta dua kancing bagian atas tidak di pasangkan sehingga memperlihatkan baju hitam di dalamnya.

Pak Dika yang tadinya menjelaskan rumus Fisika menghentikan aktifitasnya, guru berusia 55 tahun itu menatap nyalang pada Jovan. Sedangkan yang di tatap hanya cengengesan merasa tak bersalah.

Lily yang duduk di pojok belakang menatap jam dinding di belakang kelas, sudah 08.05 yang artinya cowok itu sudah terlambat hampir satu jam karna SMA borneo masuk jam 07.15

"Jovan sini kamu" panggil pak Dika mencoba akan tangannya, menyuruh Jovan mendekat.

Jovan tanpa Ragu mendekati guru berkacamata tebal itu.
"Ada apa bapak ganteng titisan Lee min Hoo "

Pak Dika menarik nafas dalam, mencoba bersabar menghadapi siswanya yang satu ini.
"Kamu tau umur saya sudah berapa?"

"55 tahun pak" jawab Jovan sok polos.

"Kamu tau kan tahun ini saya udah mau pensiun, jadi saya mohon sama kamu untuk baik-baik sama saya. Saya gak mau masa tua saya rusak gara-gara ketemu makhluk jadi-jadian kayak kamu" jelas Pak Dika yang membuat seisi kelas tertawa.

"Eyyy, jangan kayak gitu pak, harusnya bapak bilang terimakasih sama saya karna saya masih mengisi tempat badboy terkeren di SMA ini." Tutur Jovan dengan bangganya

Pak Dika mengusap dada untuk meredam amarahnya yang sudah mencapai ubun-ubun.
"Saya gak mau tau ya Jovan, sekarang kamu rapikan penampilan kamu, atau gak usah belajar di jam saya"

"Kalau saya rapikan penampilan saya,  nanti cewek-cewek pada naksir sama saya" 

Selurus kelas seketika ricuh mendengar penuturan cowok berantakan itu.
"Gass terooos"

"Jovan aku padamuuu"

"Jovan Oppa kiyowo"

Di bangkunya Lily terkekeh geli memperhatikan interaksi Jovan dan pak Dika tersebut.

"Dari pada bikin emosi mendingan kamu duduk"

Jovan mengangguk lalu berlalu dari hadapan pak Dika, pandangannya tertuju pada Lily yang duduk sendirian di bangkunya, kemana Keyya?,   itulah yang ada di pikiran cowok itu.

Jovan segera mendekati Lily duduk di samping gadis manis itu, ia menghiraukan panggilan Bima yang menunjuk kursinya, mengisyaratkan bahwa Jovan salah tempat.

"Kok sendirian?, Keyya mana?" Tanya Jovan  menatap Lily.

"Sakit"

Jovan mengangguk paham, lalu mengeluarkan buku tulis dari dalam tasnya.

"Kok lo duduk disini?" Tanya Lily penasaran, pasalnya tidak biasanya Jovan mau duduk bersama seseorang karna tempat duduknya berada di pojok paling belakang, sedangkan bersama Bima atau Leo saja ia enggan untuk sebangku.

CHARMOLIPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang