7 bulan kemudian
Seokjin bangun dengan keadaan hati yang sangat baik. Karena hari ini, kekasih yang amat dirindukannya itu akan datang menjemputnya dan membicarakan tentang pernikahan mereka.
Segera saja ia bangkit dari kasur dan membereskan apartemen 'nya'. Yah, meskipun sudah layak dibilang rapi dan bersih. Tiba-tiba saja ia teringat apartemen Namjoon. Ia sudah menebak bahwa apartnya sudah menyerupai kapal pecah. Apalagi sudah 7 bulan sejak Seokjin terakhir kali disana membereskan apart Namjoon.
Selesai membereskan apartemen dan memasak, Seokjin ingin segera mandi dan bersantai di bathub sejenak sambil bermain busa, salah satu kegiatan yang paling ia sukai akhir-akhir ini. Setelah mandi, ia pun mengeringkan seluruh tubuhnya dan memakai pakaian yang paling ia sukai, yaitu oversize t-shirt dan celana pendeknya.
Selesai memakai baju, Seokjin memperhatikan dirinya di depan cermin. Pandangannya tertuju pada perut membuncitnya yang sangat kelihatan. Apalagi usia kandungannya (menurut Seokjin sendiri) sudah memasuki usia 7 bulan.
"Wah, tidak terasa umur baby sudah 7 bulan. Brarti sudah 7 bulan juga appa kalian tidak mengunjungi kita. Oiya, baby belum pernah dengar suara appa ya? Tenang, nanti appa kalian bakal datang mengunjungi baby." Monolog Seokjin sambil mengelus-elus perut buncitnya yang lalu direspon dengan tendangan dari si bayi. Sangat lucu memang.
Sesaat setelah Seokjin "berbicara" dengan bayinya, tiba-tiba smartphone dengan softcase pink kesayangannya itu berbunyi, tanda bahwa ada seseorang di seberang sana yang menelponnya. Langsung saja ia mengambil smartphonenya dan melihat siapa yang menelfonnya
"Joonieku 💜"
Segera ia mengangkat telpon dari kekasihnya yang sangat ditunggu-tunggunya itu.
"Joonie! Aku sangat merindukanmu! Kapan kau akan sampai ke sini?"
"Sabar jinnieku, ini sedang mampir ke supermarket membeli sesuatu untukmu. Kau minta dibelikan apa?"
"Buah! Baby mau minta dibelikan buah!"
"Eh? Baby apa....oiya, aku lupa kalau kita sebentar lagi akan memiliki bayi." Hampir saja ia lupa akan calon bayi yang tengah dikandung Seokjin kalau Seokjin tidak memberitahunya.
Iya, nanti aku belikan buah-buahan segar untuk baby. Kalau buat Jinnie sendiri?"
"Aku minta....brownies saja Joonie, yang ada taburan kacangnya!" Kata Seokjin bersemangat.
"Baiklah, akan kucarikan yang ada taburan kacangnya. Tunggu ya Jinnieku, aku akan segera bertemu denganmu sambil membawa pesanan tadi. Sampai bertemu nanti sayang~"
Telepon pun ditutup secara sepihak. Hati Seokjun pun menghangat setelah dapat mendengar suara Namjoon-nya yang sangat ia rindukan itu.
Langsung ia menuju ke dapur mmepersiapkan sarapan spesial untuk kekasihnya itu, karena ia mengira Namjoon pasti sangat merindukan rasa khas masakannya. Ia merapikan meja makan, menuangkan sup dan meletakkan makanan yang lainnya di atas meja.
Saat ia hendak mengambil gelas di rak, Seokjin tidak hati-hati sehingga perut buncitnya itu terantuk lumayan keras pojokan meja makan. Seokjinpun terduduk di lantai sambil memegangi perutnya.
"Akh! Sa...kiit Joonie.... Baby, bertahanlah..." Rintih Seokjin. Tiba-tiba, selangkangannya terasa hangat karena dialiri oleh air ketuban yang pecah sebelum waktunya. Seokjin tidak bisa berbuat apa-apa selain merintih kesakitan dan menunggu Namjoon datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim' Family
FanfictionSebuah cerita tentang bayangan ketika Namjoon dan Seokjin mengikat janji sehidup semati dan memulai bahtera rumah tangga bersama. Berdasarkan pengalaman Roleplayer author pribadi. Harap dimaklumi jika ada typo atau keambiguan kata².