Teman Baru

3.3K 319 55
                                    

Menatap keluar jendela, melihat bunga sakura bermekaran dengan indahnya. Yuki mengembangkan senyumnya yang manis.

"Ara ara~ sepertinya suasana hati mu sangat baik.."

Seorang gadis seumuran dengan Yuki membuyarkan lamunannya.
Gadis itu bernama Kochou Shinobu.

"Sepertinya iya, melihat sakura membuatku senang." Yuki menatap wajah Shinobu.

"Ini jam istirahat, tak tertarik ke kantin?" tanya Shinobu.

"Sebenarnya tertarik..tapi ada sesuatu yang kupikirkan.."

"Apa itu??" Shinobu penasaran.

"Aku sepertinya pernah melihatmu..tapi dimana ya..." Yuki berpikir keras.

Shinobu sudah tau kalau Yuki adalah reinkarnasi. Karena Shinazugawa Sanemi menceritakan semua padanya.

"Mungkin hanya mirip..didunia ini kan banyak sekali orang yang mirip. Apalagi kau seorang penyanyi, pasti banyak yang kau temui." Shinobu tersenyum.

Yuki hanya mengangguk dan berjalan ke kantin bersama Shinobu.

'Atau mungkin kita memang bertemu di kehidupan sebelumnya..' batin Shinobu.
.
.
.
.
.
.

Saat Yuki berjalan, semua mata menatapnya. Tak jarang laki-laki mengajaknya mengobrol. Yuki agak sedikit terganggu. Tapi dia tetap tersenyum.

Shinobu yang melihatnya mulai kasihan dan langsung menggenggam tangan Yuki lalu berlari pergi.
.
.
.
Di kantin..

"Hhah haah haaah!! Terimakasih Shinobu.." Yuki terengah-engah.

Shinobu mengajaknya berkeliling untuk memilih makanan.

"Waaaa...enak sekalii..aku bingung pilih yang mana.." Mata Yuki berbinar.

"Kau harus coba mochi ini, isinya ice cream." Shinobu menunjuk mochi warna warni yang ada di depannya.

"Baiklah, permisi, aku beli dua mochi rasa strawberry." Yuki terlihat senang sekali dengan mochi itu.

"Shinobu, ini untukmu..aku sangat berterimakasih kau mau menemaniku di hari pertama sekolah." Yuki memberikan satu mochi pada Shinobu.

"Ara ara~ Yuki-san arigatou~" mereka berdua makan bersama.

"Oiya, setelah ini kan pelajaran sejarah, gurunya siapa ya?" tanya Yuki.

"Rengoku Sensei. Kau tahu, dia itu punya banyak fans wanita. Saat dia masuk kelas kau akan tahu betapa gila fans nya. Yaaah tapi fans Rengoku Sensei tidak sebanyak dirimu sih..hahahaha.." Shinobu tertawa.

"Ooooh, populer ya dia?..ngomong-ngomong soal fans, sebenarnya punya fans itu bagus. Fans itu bisa menambah semangat saat kita sedih. Tapi......." Yuki menahan kalimatnya.

"Tapi akan mengganggu jika mereka terlalu dekat kan?" Shinobu mencoba menebak pikiran Yuki.

"Iyaaaa..kau benar." Yuki mengembangkan pipinya.

Mereka berdua selesai dengan obrolan dan mochinya lalu kembali ke kelas.

Posisi duduk Yuki ada di sebelah Shinobu. Dalam satu hari mereka sudah jadi teman dekat.

"SREEEK!!" pintu kelas terbuka.

"Yo!konnichiwa minna-san!!" seorang bersurai kuning dan merah menyapa muridnya.

"Ooooh jadi itu Rengoku Sensei..aku sudah pernah bertemu dengannya." bisik Yuki pada Shinobu.

"Benarkah? Dimana?"

"Di gerbang sekolah hehe."

Shinobu agak kecewa, ia berpikir Yuki akan ingat masalalunya.

Suasana kelas gaduh dengan suara murid perempuan yang menggemari sang guru.

"Kan, sudah ku bilang fans Rengoku Sensei itu gila.." Shinobu berbisik.

"Mereka berteriak seperti ini saat pelajaran..apakah Rengoku Sensei tidak marah?"

"Tidak..kurasa dia menikmatinya.." Shinobu menepuk jidatnya.
.
.
.
.
.
Kyoujurou PoV

Aku merasa gugup sekali.
Keringatku sudah membasahi tubuhku.
Yuki, dia cantik sekali hari ini.
Dia tersenyum selama mengikuti pelajaranku.
Itu semakin membuatku tidak fokus mengajar.
.
.
.
.
.
.

*Author PoV*

"KRIIIIIIIIING!!!!"

"Nah, karena pelajaranku adalah jam terakhir, silahkan kalian pulang." Kyoujurou merapikan bukunya.

Beberapa murid perempuan mendekatinya.

"S-Sensei, mau pulang bersamaku?"
"Sama aku aja sensei.."
"Sensei aku juga mau.."

"Maaf ya, tapi aku sedikit sibuk, mungkin lain kali." Kyoujurou tersenyum membuat semua murid perempuan meleleh. Kecuali Yuki dan Shinobu tentunya.

"Yuki, aku belum tahu rumahmu, boleh aku main ke rumahmu?" tanya Shinobu.

"Tentu boleh, sebenarnya aku baru pindahan sih..aku tak tau rumahnya sudah rapi atau belum. Tapi mungkin manager ku sudah menyuruh orang untuk merapikannya." Yuki dan Shinobu berjalan menuju rumah Yuki.
.
.
.
.
Sesampainya di depan rumah Yuki.
"Oooh rumahmu dekat dengan Sanemi Sensei ya.."

"Iya, dia kan paman ku.." Yuki sweatdrop.

Seseorang membuka pintu rumah Yuki dari dalam. Shinobu sangat terkejut dan marah melihatnya.

"Yuki, rumahmu sudah beres ya..aku akan kembali."

"Terimakasih Akaza!!! Kau sangat baik.."
Akaza berlalu pergi dengan mobilnya.

"Dia manager mu?" tanya Shinobu

"Bukan..dia asisten manager yang kedua..Tapi aku tak tahu dia bisa juga jadi kuli buat pindah rumah..."

Sebuah mobil hitam terparkir depan rumah Yuki. Pintu mobil itu terbuka.

"Kau suka rumahnya, Yuki?"
Suara seorang pria dengan mata merah dan rambut hitam yang menggunakan jas.

Darah Shinobu sudah mendidih. Ingin rasanya memukul pria itu.

'Karena sekarang bukan iblis, bisa kan dipukul sampai mati?' batin Shinobu.

"Aku menyukai rumah ini, manager." Yuki senang.

"Jangan panggil aku begitu..kita sudah ada kesepakatan bukan?" kata pria itu.

"A-ah iya..maaf Kibutsuji-san. Terimakasih banyak!!!"

Muzan mengusap kepala Yuki sambil tersenyum.

"Ah iya, Shinobu perkenalkan ini managerku, Kibutsuji Muzan. Kibutsuji-san, ini teman baru ku, Kochou Shinobu." Yuki memperkenalkan mereka satu sama lain

"Waah manis juga temanmu, seperti kupu-kupu kecil." Muzan menyeringai.

Tatapan menyeramkan dan benci di wajah Shinobu mampu membuat Muzan terkejut.

"Hei, kau itu ingat semua ya?" Muzan bertanya pada Shinobu.

"Tentu aku ingat! Aku tidak mungkin melupakan kejadian itu!" Shinobu agak ngegas.

Yuki kebingungan...

"Yasudah, aku pergi dulu, Yuki jangan lupa konsermu dua minggu lagi." Muzan pergi dengan mobilnya.

"Ayo masuk, Shinobu.." Yuki tersenyum.

Mereka berdua menghabiskan waktu bersama sampai sore dan Shinobu pulang ke rumahnya..

Yuki membersihkan badannya dan langsung menuju kasur.

"Ku harap aku tidak memimpikan hal aneh itu lagi..........."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aw aw aw..gimana ni ternyata Muzan jadi manager ><

Dan akaza jadi kuli panggul buat pindahan..maap ya akaja..

Sampai sini dulu ceritanya..
Tenang, perjalanan masih panjang..

See you 👋

You're My Fire : 二度目のチャンス (Futatabime No Chansu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang