Chapter 0.0 : Sisi Lain

521 92 146
                                    

Tenggelamnya seluruh daratan, telah menjadi pertanda awal masa terakhir umat manusia dari diskriminasi penghakiman Sang Pencipta.

Kemunculan Armada misterius dari kabut–Nevoa hingga Monster laut sebagai perangai hukuman Tuhan, memaksa mereka menodai ilmu sihir untuk bertempur, demi meraih secuil kebebasan.

Dengan berdirinya pertahanan dunia terbaru yang disebut Ksatria Sihir, umat manusia pun akhirnya memiliki keberanian melawan perangai-perangai tersebut.

Akan tetapi, sejak senjata pembunuh, Shinigami dari Nevoa diturunkan, hal itu tak berlangsung lama.

Meski begitu, ingatlah satu hal....

Dewi Fortune tetap membuka jalan bagi mereka para penoda.”

****

23 Desember 2104, Perairan Pasifik. Di Kapal Tempur, Nevoa.

Hujan badai disertai ombak besar melanda lautan malam itu.

Alarm merah berbunyi, menandakan suatu yang buruk telah terjadi.

“Cepat! Kalau terus begini dia akan melarikan diri!” nampak salah seorang prajurit berteriak mengarahkan pasukannya.

“Apa yang sebenarnya terjadi, Kapten?”

“Tangan kanan Jenderal Richard telah berkhianat! Kita harus menangkapnya sebelum dia lolos!”

Keringat dingin mulai muncul di kening prajurit tersebut. “Maksud Anda, si Tenshi itu?”

“Benar, tak salah lagi. Karena itulah, segera kumpulkan prajurit lainnya di dek kapal! Kita akan mengepungnya langsung di sana!”

“Dimengerti, Kapten!”

Dari berbagai sisi, kini para prajurit bersenjata mulai berkumpul di dek kapal untuk menghadang sosok yang disebut Tenshi. Tampak mereka telah berbaris mengepung memutari sebuah pintu depan dek kapal sembari menunggu sosok yang diduga akan muncul dari sana.

“Ini adalah pertahanan terakhir kita! Jangan biarkan dia lolos! Jika lolos, Jenderal pasti tidak akan memaafkan kita!” seru Kapten.

Wajah-wajah mereka begitu berkeringat karena dihantui oleh rasa takut. Kaki-kaki mereka pun tak kalah gemetar, sampai-sampai terlintas dipikiran mereka untuk kabur. Mengingat musuh yang akan mereka hadapi adalah itu Tenshi.

“Dia datang. Bersiap!”

Keringat panas dingin yang bercampur dengan derasnya hujan, semakin membanjiri wajah mereka. Apa yang akan mereka hadapi, bukanlah suatu yang gampang seperti hari-hari biasanya. Melainkan suatu yang sangat susah untuk ditenangkan, suatu yang mengerikan, suatu bencana, alat mematikan manusia yang tidak punya hati maupun perasaan.

Jantung mereka berdebar di kala keheningan yang sementara ini mulai berkuasa. Tetes derasnya hujan tak menyulutkan mata mereka untuk tetap memandang searah tepat di depannya. Sampai ketika, pintu depan dek itu pun akhirnya terpental dan menimpa beberapa prajurit di depannya.

Dari balik pintu tersebut, muncul sesosok pemuda mengenakan jubah serba hitam bertudung. Rambutnya tak terlihat, tapi mata merah menyalanya jelas terlihat. Pandangan yang begitu dingin itu, membuatnya seakan memendam amarah yang begitu besar dibaliknya.

Last Period : Struggle Of Future WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang