“Eh? Jangan bilang kalau kamu lupa? Ingat tidak, obat ini diberikan kepadamu oleh Anggota Dewan agar kamu tidak dicurigai mereka sebagai mata-mata, lho! Obat Ini jadi bukti upaya pencegahan dari mereka agar kamu suatu saat nanti tidak mengkhianati mereka!”
Dari lantunan ucapannya Aikawa ini, sudah dapat disimpulkan kalau pemuda ini ada sangkut pautnya dengan pemerintahan. Mau itu dari segi politik maupun pertahanan, tidak ada yang tahu. Yang jelas, ia memiliki keterkaitan khusus dengan mereka layaknya tahanan berjalan. Kalau tidak, mana mungkin orang sepertinya diharuskan untuk meminum pil obat yang seharusnya hanya diberikan kepada tahanan tingkat atas. Benar ‘kan?
“Huuh ... kalau soal itu saya juga tahu Bu guru ... tapi tetap saja—”
“Tenang saja, kali ini aku sudah menurunkan efek dari obatnya, jadi dengan begini kamu bisa sedikit leluasa memakai Manamu, loh, Haru!”
Melihat Aikawa dengan mudahnya memotong ucapan dari anak didiknya ini, membuat Haruki sempat terdiam kaget. Ia ingin mempercayai perkataan gurunya ini, tapi entah kenapa setiap kali ia mencoba mempercayainya, maka suatu yang buruk akan menimpanya.
“Be-benarkah?”
“Pastinya!” yakin Aikawa sembari mengedipkan mata kirinya.
Raut wajah gurunya kini dipenuhi oleh rasa antusias serta yakin dengan apa yang ia katakan sebelumnya. Hal inilah yang membuat orang seperti Haruki tidak punya pilihan lain, selain mempercayai rujukan dari ibu angkatnya ini.
“Konsekuensi apakah yang akan aku terima setelah mempercayainya, ya? Huuh ... benar-benar merepotkan.” pikirnya sembari menghela napas, “ba-baiklah, saya akan percaya dengan apa yang Bu guru katakan.”
Aikawa pun tersenyum puas setelah melihat anak didiknya ini kini mempercayai perkataannya.
“Jadi? Mau sampai kapan kamu berada di sini, Haru? Jam belajar sudah lama mulainya, lho.”
“Huuh! Sebenarnya aku tidak sudi mendengar pertanyaan itu dari seorang guru yang membuat muridnya sampai seperti ini.” pikirnya kesal sembari menatap masam gurunya ini, “jika saya bisa bergerak ... sudah sejak tadi saya pergi dari tempat yang membosankan ini. Tapi, gara-gara gadis itu ... hampir seluruh badan saya sakit apabila digerakkin, Bu guru.”
“Mmmm ... di mana titik sakitnya?” tanya Aikawa sembari memegangi dagunya.
“Bagian perut, dia menyerang dengan tombaknya itu di bagian perut. Entah kenapa saat dia menyerang di titik sana, seluruh kesadaran saya hilang saat itu juga.”
“Mmmm ... oke! Tunggu sebentar, ya.”
“Eh?”
Kini gurunya ini meletakkan tangan kanannya di atas perut Haruki yang sedang bersandar. Di balik kacamata minusnya itu, ia menutup mata perlahan-lahan sembari memfokuskan Mana yang ada di tubuhnya itu ke telapak tangan kanannya. Seketika muncul percikan cahaya berwarna putih keemasan dari telapak tangannya tersebut. Haruki yang melihatnya pun dibuat kaget oleh gurunya ini.
“Jadi, gimana? Dah mendingan, ‘kan?” ucap Aikawa dengan sombongnya sembari kembali mengedipkan mata kirinya.
Tanpa merasa sakit lagi. Perlahan Haruki bangkit dari sandarannya dengan penuh heran tanpa bicara. Kini pandangan masamnya itu tertuju kepada Aikawa, seraya ingin mengata kalau ia tidak percaya dengan apa yang gurunya lakukan tadi. Bagaimana tidak percaya coba? Selama enam bulan mengenalnya, baru kali ini gurunya menampilkan kemampuan aslinya yaitu Healer—penyembuh. Wajar saja orang yang baru mengenal lingkungan seperti Haruki dibuat kaget olehnya.
“Te-terima kasih, Bu guru.” ucapnya terbata-bata dengan raut wajah yang begitu masam menatap Aikawa.
“Uhm! Memang seharusnya kamu berterima kasih padaku, Haru! Yahaha~” sombong si guru sembari memegangi pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Period : Struggle Of Future Wizard
AzioneSejak tenggelamnya seluruh daratan, berbagai peristiwa aneh pun mulai bermunculan. Di antaranya adalah kedatangan para Monster laut dan Armada misterius dari kabut yang disebut "Nevoa". Orang-orang menyebut masa yang kini mereka hadapi itu dengan se...