Chapter 2.1 : Gadis Pembalut

166 51 65
                                    

Haruki mengancangkan kuda-kuda, bersiap untuk menghadang serangan dari gadis tersebut. Di saat begitu serius menanti, ia merasakan Mana yang besar akan muncul di bawah kakinya.

Bhuum!!

Lagi-lagi muncul dari dalam tanah di sekitar Haruki beberapa balutan sutra yang akan kembali melilitnya. Karena pemuda ini tidak ingin terkena serangan sama untuk yang kedua kalinya, dengan cepat ia memutar dirinya 360 derajat sambil mengayunkan kedua pedangnya untuk membuat balutan sutra itu terpotong-potong menjadi beberapa bagian. Setelah berhasil, ia kemudian menggambil langkah maju berlari menyerang si gadis.

Sontak beberapa balutan sutra, satu per satu bermunculan dari dalam tanah untuk menghambat lari Haruki. Tapi pemuda tidak tinggal diam, sambil berlari ia berusaha menghindari satu per satu dari balutan sutra itu dengan cepat lalu menebasnya.

Di saat hampir dekat dengan si gadis, seketika telapak kaki kanan Haruki mengeluarkan sebuah lingkaran sihir kecil berwarna ungu yang ketika ia menginjaknya, membuatnya terlompat tinggi ke atas gadis itu. Melihat Haruki berada di atasnya, empat balutan sutra yang berasal dari punggung si gadis semakin bersiaga layaknya ular kobra yang sedang menghadang serangan lawannya.

Selama di udara, sekejap Haruki kembali melancarkan serangan yang sama seperti sebelumnya, yaitu dengan melemparkan salah satu pedang sihirnya ke arah gadis itu. Namun dengan sigap, kedua tangan gadis pembalut ini mengarah ke pedang yang dilempar untuk membuat tameng dari empat balutan sutra yang berasal dari punggung untuk menghadangnya. Seiring itu, kumpulan balutan sutra bermunculan dari dalam tanah di sekitar si gadis, yang kemudian memanjang ke udara serentak menyerang Haruki.

Pedang sihir yang dilempar itu kini berhasil di tahan oleh tameng sutra, tanpa tergores sedikit pun. Di waktu yang bersamaan, sedari tadi Haruki terus berusaha menghindar dan menebas satu per satu serangan dari kumpulan balutan sutra yang dilancarkan kepadanya dengan menggunakan satu pedang sihir yang tersisa.

Dub!

Sebuah dentuman kecil tiba-tiba terasa dari dalam tubuh Haruki yang mengakibatkan Mana untuk menyerang dalam dirinya melemah. Di saat itulah, dalam sekejap salah satu balutan sutra berhasil menangkap kaki kanannya.

“Cih! Ini gawa—”

Bhuum!!

Tanah bergetar, setelah Haruki dihantamkan oleh salah satu balutan sutra yang berhasil menangkap kakinya. Gepulan debu memenuhi tempat terhantamnya pemuda ini yang kemudian perlahan mulai menghilang akibat diterpa angin.

Sambil mencoba untuk berdiri kembali, pemuda ini mengusap mulutnya yang sempat kemasukan tanah, napasnya pun kini sudah terengah-engah setelah dihantamkan gadis pembalut tersebut dengan balutan sutra.

“Ugh! Sepertinya Manaku sudah hampir pada batasnya, ‘kah ... cukup sebentar tersentuh sutra itu saja, sudah banyak dari Manaku yang terkuras dengan cepat akibat diserapnya, dan akibat obat sialan ini ... aku tidak bisa lagi mengeluarkan potensi sepenuhnya dari Manaku,”

“Apalagi gadis ini benar-benar kuat, dia bahkan dapat membuatku terpojok sampai seperti ini, tidak ada jaminan menang melawannya dengan kondisiku yang sekarang, lebih baik aku mundur.” pikir benaknya sembari memegangi pergelangan tangan kiri yang tampak sedikit terluka akibat hantaman tadi.

Tanpa bicara sepertinya gadis tersebut sudah bersiap kembali untuk menyerang Haruki dengan memunculkan dua balutan sutra tambahan dari punggungnya, sehingga menjadi enam balutan sutra. Kemudian Ia mengubah empat balutan sutra yang pertama menjadi sepasang sayap di punggungnya, dan dua sisanya menjadi sebuah tombak besar yang menyelimuti tangan kanannya.

Last Period : Struggle Of Future WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang