Bengkel depan sekolah mulai lengang. Sinar matahari yang temaram menyusup melalui jendela bengkel yang berdebu, hanya suara dentingan kunci pas yang sesekali terdengar dari tangan Fiera.Di tengah hiruk-pikuk kehidupannya, bengkel ini seperti tempat pelariannya, tempat ia merasa bebas dari segala macam perasaan yang berusaha ia tekan. Dengan rambut diikat asal-asalan, Fiera mengusap tangannya yang sedikit kotor setelah mencoba memperbaiki motornya sendiri. Ia tampak cukup percaya diri, meski sebenarnya masih ragu dengan apa yang ia lakukan. Berkat Helga, mantan kekasihnya yang dulu sabar mengajarinya satu persatu tentang dunia motor. Setiap kali ingatan itu muncul, ada perasaan aneh di dadanya, tapi ia buru-buru mengusirnya jauh-jauh.
Sejak putus dari Helga, hidupnya terasa seperti roller coaster yang terus berputar tanpa henti. Sekali waktu ia merasa bebas, tapi di lain kesempatan, bayangan Helga selalu muncul menghantui setiap sudut hatinya. Fiera menghela napas, mencoba menepis pikiran itu, namun rasanya sulit sekali.
Ia mengerutkan dahi, kembali fokus pada bagian mesin motor yang perlu diperbaiki. Suara dentingan alat-alat perkakas dan suara yang biasa mengisi harinya di bengkel, kini terasa lebih hampa. Dalam kepalanya, ia terus berjuang melawan perasaan yang muncul. Kenangan indah bersama Helga kadang mencuri perhatiannya, menyesakkan dada.
"Kayaknya harus ganti oli... atau jangan-jangan bautnya longgar?" gumamnya lirih, sedikit mengomel pada motornya yang tak kunjung mau menyala.
Suara langkah kaki yang mendekat membuat konsentrasinya terpecah. Fiera mendongak, hatinya sontak berdesir saat melihat Helga berdiri di pintu bengkel. Pria itu tampak sedikit lebih dewasa dari yang ia ingat rambutnya yang sedikit lebih panjang, wajahnya yang tampak lebih serius, dan senyum tengil yang masih menghiasi bibirnya.
"Perasaan dulu lo paling gak mau nyentuh motor, sekarang jadi teknisi dadakan ya?"
Fiera menoleh cepat. Disana Helga berdiri dengan senyum miring yang khas. Perasaan canggung dan sedikit sesak muncul di dada Fiera, meski ia berusaha menahannya. Sejenak, mereka hanya saling tatap, sampai akhirnya Fiera bersikap seolah biasa saja.
"lo ngapain di sini?" tanyanya, terdengar dingin meski nada suaranya sedikit bergetar.
Helga menatap Fiera, membawa senyum tengilnya yang khas sambil menyelipkan tangan ke saku jaket kulitnya. "Boleh masuk?" tanya Helga bersikap santai seolah tidak ada yang aneh.
Fiera menatapnya, berusaha tidak terpengaruh. Sebenarnya, ia sudah muak dengan semua permainan Helga, dengan setiap janji yang hanya berakhir menjadi luka. Tapi sejujurnya, ada sisi dirinya yang sedikit bimbang melihat wajah itu lagi wajah seseorang yang dulu sempat menjadi dunianya
"Boleh, asal jangan ganggu gue."
Helga menyeringai kecil, melangkah mendekat dengan santai. "Gue kebetulan lewat. Terus ngeliat lo lagi berusaha benerin motor. Gue penasaran aja, lo masih inget gak pelajaran yang dulu gue kasih?"
"Ya... masih lah," jawab Fiera, berpura-pura santai sambil kembali menatap motornya. Ia berusaha tidak terlalu memikirkan kehadiran Helga yang tiba-tiba, tapi sulit untuk tak merasakan nostalgia yang menguar di antara mereka.
Helga terkekeh, mengingat bagaimana dulu mereka pertama kali membicarakan soal motor. "Dulu lo ogah banget belajar soal mesin. Setiap kali gue ngomongin motor, lo selalu bilang 'Ngapain sih, ribet banget!' Tapi akhirnya lo penasaran juga kan?"
Fiera tertawa kecil, meski matanya tak lepas dari motornya. "Waktu itu... gue gak mau keliatan bodoh aja. Udah tau gue gamau belajar, eh lo yang maksa."
Helga mendekat, menyenderkan tubuhnya ke motor di sebelahnya. Ia menatap Fiera dengan senyum tipis yang seolah-olah menyimpan seribu kenangan. "Tapi sekarang lo jadi ngerti kan? Berkat gue tuh." Guraunya sambil melirik motor Fiera yang masih teronggok di hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
te amo || haechan lee
Teen Fiction[REVISI] possesive boy, but i love you more. Ibarat gali lobang tutup lobang, Fiera seharusnya tahu bahwa kembali berhubungan dengan Helga hanyalah mengulang kesalahan yang sama. that's where the power of love begins to act. Disclaimer ⚠️ harshword...