Seminggu pelatihan berlalu persaingan aku dan fajar semakin meningkat kami bukan nya semakin dekat namun semakin panas akan persaingan ini, karifki yang sabar mengajar kami aku sangat kagum padanya hingga aku mulai menstalk sosial media nya entah lah sepertinya aku mengaggumi nya secara diam diam.
" mentari"
"hah iya kak"
"kamu nungguin kaka kamu ya"
"iya nih belum jemput"
"kaka anterin pulang ya"
Tanpa basa basi aku pun menerimanya bukan karna aku mengagumi nya namun karna aku takut sekolah sudah sangat sepi
Selama dua minggu setelah pelatihan ka rfki selalu mengantarkan pulang, aku senang untung saja fajar tidak tau, kalau tau dia pasti akan marah marah karna bukan nya belajar malah berduaan apa salahnya kan ka rifki cuma nolongin." mentari, kamu tau ga kenapa kaka ajak ke pemukiman kumuh ini?"
" kenapa kak?"
"kamu ga suka ya tempat yang kayak gini?"
"hmmm hehe gitu deh"
" kaka punya teman kecil perempuan dia baik sekali, kita selalu main bareng dari kaka tk sampai sd kelas 4 dia pergi ga tinggal di sini lagi waktu itu karna ibu nya mau menikah lagi dengan suami nya yang baru setelah bercerai dengan ayah teman kakak, aku sayang dia, mentari.. " ucap ka rifki sambil menangis
Hati ku teriris ternyata selama ini seseorang ka rifki yang aku kagumi menyayangi orang lain
" terus kaka masih tinggal di sini?"
"ngga, setelah adik kaka gila karna..."
"nitt...nit..." dering handphone ka rifki menghalangi pembicaraan mereka.
"sebentar ya" ucap ka rifki sambil menghindar dari mentari dan mengangkat telfon.
"hmm mentari kita pulang yuk" ucap ka rifki setelah menutup telfon nya.
" lah kenapa kak, kita belum selesai ceritanya".
" kaka mau ke rumah sakit habis ini ada yang mau kaka urus"
"oke kak"
Di otak ku ini sepertinya sudah banyak sekali timbul pertanyaan apa yang terjadi kenapa tiba tiba seperti ini dan itu, pertama tentang bayangan itu, kedua tentang gitar, ketiga tentang ka rifki. Siapa perempuan itu ka rifki ga sebut nama, aku penasaran.
Sebulan kemudian berlalu hari ini adalah hari yang paling menegangkan untuk aku dan fajar kami harus datang ke asana pangrango bogor untuk seleksi di sana, selama di kereta kami hanya saling tatap sinis hanya kami berdua tidak di temani guru ataupun ka rifki, entahlah sampai kapan aku dan fajar terus diam diam an satu jam berlalu aku dan fajar masih salinng bisu tak ada dari kami yang memulai pembicaraan kami masing masing sibuk dengan dunia sendiri aku menulis kata kata di note sedangkan fajar membaca buku, aku mulai penasaran dengan buku yang di baca fajar menurutku judul bukunya kurang menarik tulisan yang sekilas aku lihat berjudul " water" oh tapi tidak kata sebelum nya juga ada tulisan tapi aku tidak bisa melihat nya karna fajar dengan cepat memutar badan ke arah yang berlawanan dari ku, dia menyebalkan aku biarkan saja dan mulai lanjut menulis kata kata di note.
Tapi aku tidak tahan dengan kekepoan ini dengan cepat aku menjambak rambut fajar sampai ia memutar balikkan badan nya dan aku ambil buku itu dari tangan nya.
" ehhh" ucap fajar
" ini buku apa si gua mau liat"
"ga sopan! Ga pernah tk lu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari (On Going)
Novela JuvenilSetiap orang memiliki masalah nya masing-masing tanpa terkecuali pada dua anak jenius yang saling bersaing mendapatkan olimpiade Jepang ini. Mentari, si jenius amnesia yang punya masa lalu dengan seorang yang gila. Dan fajar si jenius yang mampu me...