Tidak ada kata yang terucap, belum.Begitu pulang dalam keadaan basah kuyup akibat air hujan Wonwoo langsung pergi untuk mandi, hampir lima belas menit lamanya Wonwoo berada dikamar mandi dan setelah dirinya selesai mandi hujan deras masih mengguyur kota Seoul.
Dengan handuk yang menutupi bagian bawah badannya Wonwoo pergi ke kamarnya untuk berganti baju, tangannya bekerja mengusap rambutnya yang basah dengan handuk lain.
Pria itu masuk tanpa mengetuk, melangkah pelan menghampiri seorang wanita yang selalu menjadi gadisnya meskipun ia telah beribu ribu kali memperawaninya yang entah sejak kapan duduk di meja kerjanya sambil berkutat dengan laptop.Wonwoo mengambil tempat tepat dibelakang gadisnya lalu merendahkan badannya yang setengah polos untuk melihat lebih dekat layar laptop. Sang gadis tentu saja tersentak, bukannya terkejut atas kehadiran pria itu yang tanpa suara atau tiba-tiba, tapi karena rambut basahnya mengenai pipinya, belum lagi nafas hangatnya menampar sisi wajahnya begitu wajah mereka saling berhadapan.
Aroma tubuhnya yang wangi menyeruak masuk kedalam saluran pernapasan sang gadis, membuat dadanya sesak begitu otaknya mengingat berita tentang pria nya hari ini.Sowon, gadis Wonwoo itu mendorong dirinya agar menjauh darinya.
"Pakai bajumu!" Kata Sowon pelan dengan ekspresi datar saat matanya melihat perut kotak yang jarang diperlihatkan padanya melekat di badan Pria itu.
"Juteknya," balas Wonwoo, meski Sowon mengatakannya dengan nada biasa tapi ia tidak suka dengan ekspresi datar yang dipasangnya. Sowon tidak membalas perkataan Wonwoo dan kembali ke layar laptop nya, jemari nya menari lagi diatas papan ketik.
Sowon mengabaikannya dan hal itu membuat Wonwoo makin tidak suka.
Oke, ternyata Sowon benar-benar termakan oleh berita tidak jelas itu.
Wonwoo melemparkan asal handuk kecil yang digunakannya untuk mengusap rambut tadi, ia mengambil pakaian ganti dari dalam lemari lalu menutup pintu lemari agak kasar.
Alih-alih langsung memakai baju Wonwoo malah mencari perkara dengan menutup laptop Sowon dan menggeser kursi dimana Sowon duduk lalu ia duduk diatas meja tepat didepan Sowon.What the fu...k
Sowon tidak bisa berkata-kata karena semuanya terlalu abstrak untuk dijelaskan.
Sowon bertanya-tanya apa tujuan Wonwoo mengganggu dirinya yang sedang sibuk menyelesaikan laporan pekerjaannya dengan kondisi badan Pria itu yang hanya menggunakan handuk sebagai pelindung area kejantanannya.
Dengan penampilan setengah telanjangnya Wonwoo membuat Sowon mendelik tanpa bisa bersuara, pakaiannya masih ia pegang.Jika itu Sowon yang menyebabkan kesalahpahaman kecil antara mereka pasti Sowon akan menyelesaikannya dengan mencoba berbicara atau merayu Wonwoo, tapi kan Wonwoo bukan Sowon.
Wonwoo tidak tau caranya menyelesaikan masalah dengan bicara, ia hanya tau dengan bertindak.
Dan kasarnya tidak pernah ketinggalan dalam tindakannya.Wonwoo membuat Sowon tidak bisa mengabaikannya.
"Apa sih yang kau lakukan? Tidak lihat aku sedang kerja?" Sowon tambah jutek sekarang.
"Oh Ya? Bukannya kau ingin berbicara sesuatu denganku?"
"Bicara apa? Soal berita itu? Bukankah seharusnya kau yang ingin membicarakan soal itu denganku? Kenapa harus aku yang mulai berbicara? Bukan aku membuat kesalahpahaman disini," tukas Sowon setelah berdiri dan mensejajarkan matanya dengan mata Wonwoo.
"Kau tau kalau berita itu hanya salah paham, jadi menurutku tidak ada yang perlu dibicarakan,"
"Sungguh, tidak ada yang mau kau jelaskan padaku?" Sowon mengajukan pertanyaan, ia harap Wonwoo tidak akan menjawab pertanyaannya dengan enteng.
Tapi sayangnya Jeon Wonwoo tetaplah Jeon Wonwoo.
"Aku tidak merasa harus menjelaskan apapun padamu," jawab Wonwoo dengan entengnya.